Menuju konten utama

Polri Temukan Dugaan Penimbunan hingga Pemalsuan Minyak Goreng

Polisi menemukan adanya dugaan penimbunan minyak goreng, pengalihan peruntukkan dari rumah tangga ke industri hingga minyak goreng palsu.

Polri Temukan Dugaan Penimbunan hingga Pemalsuan Minyak Goreng
Pedagang menjual minyak goreng dalam kemasan di salah satu kios di Pasar PSPT Tebet, Jakarta, Rabu (16/2/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

tirto.id - Satgas Pangan Polri menindaklanjuti kelangkaan minyak goreng di masyarakat. Polisi mengecek ke sejumlah daerah seperti Deli Serdang, Kupang, Kudus, dan Makassar.

“Dari beberapa tempat tersebut diperoleh dugaan adanya penimbunan minyak goreng, juga dugaan pengalihan yang mestinya minyak goreng diperuntukkan kebutuhan rumah tangga, dialihkan untuk industri, dan dugaan minyak goreng palsu,” ucap Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, di Mabes Polri, Senin (21/2/2022).

Di Kudus, satgas menemukan dugaan penjualan minyak goreng palsu dengan modus mencampurkan air dalam minyak goreng asli. Saat ini pelaku sudah ditangkap petugas. Sedangkan di Deli Serdang dan Kupang, ditemukan dugaan penimbunan minyak goreng yang saat ini masih pendalaman.

Sementara di Makassar, polisi menemukan 61,18 ton minyak goreng curah yang diperuntukkan untuk rumah tangga, namun pelaku mengalihkannya kepada pihak industri dan menjualnya dengan harga tinggi.

Dalam perkara minyak goreng di Deli Serdang, Sumatera Utara, polisi segera mendistribusikannya kepada masyarakat.

“Hari ini akan disebarkan 30 ribu ton, (distribusi) sampai Rabu. Jadi seluruh minyak goreng (yang diduga ditimbun) di Deli Serdang itu akan disalurkan ke seluruh pasar. Sementara penyidik menyisihkan barang bukti untuk mendalami kemungkinan dugaan tindak pidana,” kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Whisnu Hermawan.

Dia pun memperingatkan agar para pengusaha tidak menghambat proses distribusi minyak goreng.

“Tugas Polri adalah memperlancar distribusi agar minyak sampai ke masyarakat,” sambung dia.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan pun buka suara mengenai sulitnya masyarakat mendapatkan minyak goreng. Ia bilang stok minyak goreng bukan langka, namun saat ini publik sulit untuk mendapatkan minyak goreng sesuai dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah. Kesulitan masyarakat ihwal minyak goreng akan hilang seiring lenyapnya pembelian karena kepanikan seperti yang dilakukan saat ini.

Guna mengatasi kelangkaan minyak goreng murah di pasar, Oke memastikan ada 40 juta liter minyak goreng murah mulai didistribusikan di pasar retail dan tradisional di seluruh Indonesia. "Saya sudah dapat laporan 180 ribu ton sudah berangkat. Jadi ada sekitar 36-40 juta liter sudah mulai didistribusikan," ucap dia.

Khusus minyak goreng di pasar retail, Kementerian Perdagangan mempersiapkan 12 juta liter yang harganya sesuai dengan harga eceran tertinggi. Pemerintah mencoba menstabilkan harga minyak goreng di pasar dengan DMO dan DPO bagi eksportir minyak goreng untuk menjual 20 persen kuota ekspornya khusus untuk kebutuhan dalam negeri. Kebijakan DPO juga diterapkan dengan penetapan harga yaitu Rp9.300 per kilogram untuk minyak sawit kasar dan Rp10.300 per kilogram untuk olein.

Baca juga artikel terkait KELANGKAAN MINYAK GORENG atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Restu Diantina Putri