tirto.id - Kepolisian Republik Indonesia mengaku masih menelusuri kebenaran dari dugaan rencana kelompok Kitabah Gigih Rahmat (KGR) yang menargetkan untuk melakukan serangan teror di Marina Bay, Singapura.
"Kami masih menelusuri barang bukti bahan peledak," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (8/8/2016).
Menurutnya, dugaan rencana serangan terhadap Marina Bay yang diketahui dari dokumen elektronik berupa percakapan elektronik tersangka Gigih Rahmat Dewa dengan petempur ISIS asal Indonesia, Bahrun Naim, masih terus diusut.
"Kami berusaha mengonfirmasi rencana dalam percakapan elektronik mereka dengan rencana fisik," katanya.
Gigih bersama lima orang kelompok KGR ditangkap oleh tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Batam, Kepulauan Riau, pada Jumat (5/8).
Keenamnya ditangkap di beberapa lokasi yang berlainan. Ia merinci GRD (31), Tar (21) dan ES (35) ditangkap di kawasan Batam Center, TS (46) ditangkap di Nagoya, HGY (20) dan MTS (19) ditangkap di Jalan Brigjen Katamso, Batu Aji, Batam.
Namun, MTS kemudian dibebaskan karena tidak terbukti terkait secara langsung dengan kelompok KGR.
Sementara kelima orang lainnya kini masih diperiksa secara intensif oleh polisi.
Dalam penangkapan tersebut, polisi menyita beberapa barang bukti. Salah satunya adalah komputer yang digunakan sebagai alat komunikasi kelompok tersebut dengan Bahrun Naim.
Dalam pengusutan kasus tersebut, tim digital forensik Polri masih berupaya mengekstrak data komputer tersebut.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara