tirto.id - Di Rusia, apapun bisa terjadi.
Dalam video yang dilansir akun Channel4 pada 28 Juli 2017 ini, misalnya, terdapat sepasang suami istri, Yuriy dan Svetlana, yang memelihara beruang Siberia di rumah mereka. Setiap pagi, dengan riang gembira mereka berdua akan membuka kandang Stepan--ya, demikianlah nama si beruang berusia 24 tahun dan berbobot sekitar 350 kilogram itu--lalu mengajaknya sarapan bersama sembari bercengkrama. Sesekali, Svetlana turut menyuapi Stepan.
Beruang memang bukan hewan asing di Rusia (ingat Masha and the Bear!)--bahkan hewan itu juga menjadi simbol negara dan ingat. Tapi memelihara, bercengkrama, dan sarapan bersama beruang raksasa, sepertinya akan selalu dianggap absurd sekaligus mengerikan, tak peduli di manapun Anda tinggal. Naasnya, video “unik” yang memperlihatkan interaksi manusia dengan beruang ada seabrek di Rusia.
Daftar video di Rusia lain dengan tema yang sama tentu saja masih bisa diteruskan: Beruang yang memainkan vuvuzela usai Rusia menang Arab Saudi di Piala Dunia 2018; polar bear yang tiba-tiba muncul di balik jendela rumah seseorang lalu meminta sepotong kue; satu grup beruang yang bermain hoki bersama lengkap dengan seorang wasit; hingga seekor anak beruang yang membantu seseorang menanam kentang.
Tapi video interaksi manusia dengan beruang bukanlah satu-satunya hal absurd di Rusia. Jika Anda adalah orang yang punya banyak waktu luang dan kebanyakan habis untuk menelusuri media sosial, nyaris pasti Anda pernah menonton potongan video kontes adu tampar profesional. Sejak 2018, kontes tersebut memang tengah marak diselenggarakan di negara Vladimir Lenin tersebut.
Ditampar Sampai Semaput
Ide kontes adu tampar profesional pertama kali diprakarsai oleh Kirill Sarychev, seorang atlet angkat berat yang juga pemegang rekor dunia.
Aturan dalam kontes itu sangat sederhana. Ditemani seorang wasit, kedua kontestan harus saling berdiri berhadapan dengan dipisahkan sebuah meja untuk berpegangan, sebelum lalu bergantian menampar dengan tangan terbuka. Pemenangnya ditentukan ketika salah satu dari mereka ada yang menyerah atau K.O. Untuk mencegah kemungkinan terburuk, maka tiap kontestan diwajibkan lulus tes medis yang membuktikan mereka cukup kuat dan sehat untuk berpartisipasi.
Kontes adu tampar profesional ini pertama kali diselenggarakan di festival Sarychev Power Expo yang bertempat di Sokolniki Park, Moskwa, pada bulan Mei 2018. Juaranya, Yuriy Kuzmin, seorang pemuda dari Nizhny Novgorod, sebuah kota di barat Rusia. Ia berhak membawa hadiah uang sebesar 25.000 rubel atau sekitar Rp 5,6 juta.
Tahun 2019, kontes adu tampar profesional diselenggarakan dalam festival Siberian Power Show, dan yang menjadi juara adalah Vasily Pelmen, pria bertubuh besar yang punya julukan imut: “Si Pangsit”. Menurut juri, kekuatan tamparannya setara benda dengan bobot 1 kilogram. Pelmen pun berhasil meraih hadiah utama uang tunai 30.000 Rubel (setara Rp6,5 juta).
Dalam video yang dirilis akun Youtube Generation Iron Russia, tampak perawakan Pelmen yang mirip seperti The Mountain, mantan lelaki terkuat di dunia asal Islandia. Dengan sikap dingin dan kokoh, Pelmen menghabisi seluruh lawannya satu per satu. Di babak final, ia berhadapan dengan seorang laki-laki berkaos polo putih yang tampaknya berusia lebih tua darinya. Ketika keduanya saling menatap, penonton seperti disuguhkan ketegangan tiada banding.
Pelmen kemudian melayangkan tamparannya, si laki-laki berkaos polo putih tersentak, namun masih bisa bertahan. Lalu ia ganti membalas, namun “Si Pangsit” seperti tidak merasakan apa-apa. Pelmen ganti menampar, kali ini lebih keras. Sang lawan masih bisa bangkit kendati tubuhnya ditopang dua orang di belakangnya. Sadar bahwa setelah ini bisa jadi merupakan kesempatan terakhirnya, laki-laki itu ganti menampar Pelmen dengan kekuatan penuh. Namun, lagi-lagi, “Si Pangsit” masih berdiri kokoh seperti patung Moai di Pulau Paskah.
Sekarang giliran Pelmen. Dengan sorot mata bak seorang serial killer, Pelmen melayangkan tamparan pamungkas ke wajah lelaki itu dengan tenaga maksimum. Hasilnya: wasit segera memberi tanda X--yang berarti pertandingannya harus diakhiri--karena lelaki itu langsung semaput. Paramedis pun diminta segera bergegas naik ke panggung untuk memastikan kondisi si lelaki naas ini.
Silakan tonton video berikut pada menit 6:12. Amat disarankan untuk menontonnya dalam kecepatan yang dikurangi hingga 0,25 kali. Anda akan melihat dengan seksama bagaimana telaknya tamparan Pelmen ke wajah laki-laki berkaos polo tersebut. Kurang lebih seperti yang dialami Doctor Strange ketika pertama kali dipukul oleh The Ancient One: ruhnya sampai terlepas dari jasad untuk sepersekian detik.
Dalam wawancaranya dengan Russia Today (RT) usai laga, Pelmen mengatakan bahwa ia sama sekali tidak melakukan persiapan atau latihan apapun untuk mengikuti kontes adu tampar profesional tersebut. “Saya sama sekali tidak berlatih sebelum turnamen. Saya sudah pergi ke gym selama sekitar satu tahun belakangan. Ketika saya ke gym, saya mencoba untuk mengikuti diet yang baik, tetapi ketika saya tidak melakukannya, saya makan apa saja,” ujarnya.
Pelmen juga menjelaskan bahwa hadiah yang ia terima sejatinya “hanyalah” 15.000 rubel. Sementara 30.000 rubel merupakan jumlah total hadiah. “Tapi saya tidak terlalu memikirkan uang. Saya hanya mencoba keberuntungan saya ketika ikut serta dalam kompetisi ini. Uang itu hanya bonus!”
Dan ketika ditanya apakah ia tertarik mengikuti UFC--seperti Nate Diaz yang juga terkenal dengan jurus andalannya, ‘Stockton Slap'--usai memenangi kontes adu tampar profesional ini, Pelmen tertawa. “Tidak, saya tidak pernah terpikir untuk ikut UFC. Saya kira itu bukan area saya. Mereka saling memukul dengan amat keras, dan sepertinya saya bisa mati di sana!”
Bagaimana dengan WWE? Pelmen menjawab datar belaka: “WWE seperti pertunjukan di atas panggung, itu tidak nyata.”
Ups!
Editor: Nuran Wibisono