Menuju konten utama

Pesona Jersey Barcelona

Selama tiga tahun berturut-turut, Forbes menempatkan Real Madrid menjadi tim paling berharga. Tapi lihatlah, Rakuten malah mengontrak Barcelona dengan nilai $58,9 juta per tahun.

Pesona Jersey Barcelona
Presiden Barcelona Josep Bartomeu bersama CEO Rakuten Hiroshi Mikitani. FOTO/fcbarcelona

tirto.id - Mana yang lebih hebat antara Real Madrid dan Barcelona dalam beberapa tahun terakhir bisa diperdebatkan. Namun, selama ini klaim bahwa Madrid merupakan tim paling berharga di dunia adalah fakta yang sulit disangkal.

Forbes tahun ini menjadikan Real Madrid sebagai tim paling berharga di dunia untuk ketiga kalinya secara berturut-turut. Sementara Deloitte tahun ini menempatkan Real di posisi puncak untuk 11 kali secara berturut-turut.

Tapi tampaknya para Madridista harus siap kehilangan gelar itu. Kamis (17/11/2016) lalu, Barcelona menandatangani kesepakatan kerja sama sponsor baju bernilai fantastis dengan perusahaan e-commerce asal Jepang, Rakuten.

Bernilai sekitar $58,9 juta per tahun, kesepakatan yang akan berlangsung selama empat tahun itu diperkirakan mampu membawa Barcelona menggulingkan kejayaan Real Madrid dalam liga klub paling berharga di dunia.

Kerja sama antara Barcelona dengan Rakuten akan efektif dimulai pada musim kompetisi 2017/2018. Dalam kurun waktu empat tahun itu, Barcelona diproyeksikan akan memperoleh dana sekitar $236 juta. Jumlah itu masih dapat bertambah sebesar $ 1,6 juta setiap kali klub itu mampu menjuarai kompetisi La Liga, dan sebesar $5,3 juta setiap kali mereka menjuarai Liga Champion.

Dalam kesepakatan dengan Rakuten ini, terdapat pilihan untuk memperpanjang kemitraan hingga tahun kelima. Di sisi lain, klub itu juga telah menyepakati penawaran dari perusahaan elektronik Turki, Beko. Merek itu akan muncul di lengan seragam Barca. Raksasa teknologi asal AS, Intel juga berhasil mengamankan tempat di bagian dalam seragam mereka.

"Kami berharap kerja sama antara Rakuten dan FC Barcelona ini dapat membawa kesuksesan dalam olahraga dan komersial yang tidak tertandingi, dan membantu klub mencapai tujuannya menjadi titik referensi dunia," kata Josep Maria Bartomeu, Presiden FC Barcelona, seperti dikutip CNN.

Perlu diketahui, hingga tahun 2006, seragam Barca sangat ikonik. Tidak seperti tim sepakbola yang lain, mereka tidak pernah kedapatan memboyong nama apa pun pada seragam mereka. Baru pada tahun 2006 itulah seragam mereka terisi, dan bukan korporasi yang melakukannya melainkan lembaga anak-anak internasional UNICEF-lah yang mendapat kehormatan tersebut.

Pada tahun 2010, Qatar Foundation mendapat kesempatan untuk menggantikan UNICEF dengan nilai kontrak sekitar $29,6 juta per tahun. Sebuah kesepakatan yang pada saat itu merupakan kontrak paling menguntungkan dalam dunia sepakbola.

Nama Qatar Foundation kemudian digantikan oleh Qatar Airways pada tahun 2013, dengan nilai kontrak sekitar $32 juta per tahun. Jumlah itu naik 1,5 juta Euro setiap tahunnya, hingga musim sponsor terakhir.

Keampuhan beriklan pada seragam Barcelona sendiri dirasakan secara positif oleh Qatar Airways. Terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, perusahaan penerbangan itu selalu menunjukkan performa positif dalam neraca keuangannya sejak namanya mengisi tempat pada seragam Barca.

Pada tahun keuangan 2013/2014, misalnya, Qatar Airways berhasil membukukan pendapatan 30,6 milyar Qatar riyal dengan laba yang dapat diatribusikan sebesar 99 juta Qatar riyal. Jumlah itu terus naik tiap tahunnya. Pada tahun kerja sama itu berakhir yakni tahun keuangan 2015/2016, Qatar Airways mencatatkan pendapatan 35,6 milyar Qatar riyal dengan laba yang dapat diatribusikan sebesar 1,6 milyar Qatar riyal.

Dampak dari sponsor tersebut jelas paling dapat dirasakan pada semakin luasnya jangkauan merek Qatar Airways. Keampuhan nama Barca terbukti ketika pada Desember 2015 perusahaan itu merilis sebuah video mengenai keselamatan penerbangan maskapai tersebut yang berisikan bintang-bintang Barca. Video itu viral dan memperoleh lebih dari 40 juta pemirsa di seluruh dunia baik secara daring maupun di televisi dalam waktu kurang dari satu bulan.

Infografik Rekuten di Dada Barcelona

Dalam studi yang dibuat oleh Jonas Bukenas pada 2014 untuk Stockholm School of Economics mengenai keuntungan mensponsori sebuah klub sepakbola, Jonas menyatakan para sponsor setidaknya akan mendapatkan peningkatan visibilitas merek setidaknya 90 menit setiap pertandingan sepakbola terlepas dari hasil pertandingannya dan hal ini dapat mempengaruhi keputusan investor perusahaan sponsor tersebut.

Selain itu, berdasarkan studinya, banyak para pecinta sepak bola yang mungkin percaya bahwa dengan membeli produk-produk tertentu yang berkaitan dengan tim mereka akan membuat tim yang mereka dukung dapat bermain lebih baik dan sebagai hasilnya, setiap permainan yang dilakukan oleh tim mereka dapat meningkatkan penjualan perusahaan sponsor.

Fakta Qatar Airways yang tergemakan oleh Barca jelas memikat, dan sepertinya Rakuten melihat itu sebagai sebuah hal yang menjanjikan. Menurut analisis Simon Atkinson, reporter bisnis untuk kawasan Asia, seperti dikutip BBC, langkah Rakuten tersebut merupakan upaya perusahaan untuk meningkatkan profilnya secara global, terutama dengan nama besar seperti Lionel Messi dan Neymar.

Meningkatnya profil merek perusahaan secara global ini, lanjut Atkinson, telah dengan sukses dibuktikan oleh sejumlah perusahaan Asia lainnya, misalnya Sharp yang pernah mensponsori Manchester United dari tahun 1980’an hingga 1990’an, JVC yang membeli tempat pada seragam Arsenal pada tahun 1990’an, hingga perusahaan bir Thailand Chang yang mensponsori Everton dan AIA yang mensponsori Tottenham Hotspur.

Perlu diketahui, meski merupakan salah satu pemain utama di bidang e-dagang dunia, bisnis Rakuten sendiri saat ini sedang dalam periode yang dapat dibilang gamang. Tidak hanya memutuskan untuk keluar dari pasar Asia Tenggara, pada awal tahun ini, pada Juni lalu, raksasa e-dagang Jepang ini juga menutup operasi mereka di Spanyol, Austria dan Kerajaan Inggris untuk memfokuskan diri pada pasar Eropa lainnya yang lebih menjanjikan, yakni Perancis dan Jerman.

Keuangan perusahaan Jepang itu juga tidak terlalu stabil beberapa tahun terakhir. Setelah mampu mencetak peningkatan laba bersih 64 persen pada tahun 2014 lalu menjadi sebesar 71 triliun yen, pada 2015, Rakuten hanya mampu memperoleh laba bersih sebesar 44,3 triliun yen pada 2015.

Dengan situasi tersebut, Rakuten jelas mengharapkan keajaiban nama besar Barca untuk membantu memperluas pangsa pasar mereka. “Akan menarik untuk melihat bagaimana [Rakuten] memanfaatkan kesepakatan itu untuk memastikan sponsorship mereka adalah dana yang dibelanjakan dengan baik,” kata Atkinson.

Mari kita saksikan apakah tuah Barca pada Rakuten akan sama seperti yang Qatar Airways alami.

Baca juga artikel terkait RAKUTEN atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Olahraga
Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Maulida Sri Handayani