tirto.id - Politikus Senior Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengomentari manuver politik Prabowo Subianto bersama Partai Gerindra yang merapat ke pemerintahan menjadi menteri kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin setelah kalah dalam Pilpres 2019.
"Ya saya sudah bertemu dengan Pak Prabowo. Kemudian saya hanya mengatakan embanlah [tugas sebagai menteri], Pak Prabowo sesuai dengan cita-cita kita semua," kata Amien usai mengisi kajian 'Islam dan Komunis (Bahaya Laten Komunis)' di Masjid Jami Kota Yogyakarta, Minggu (27/10/2019) malam.
Amien yang sebelumnya menjadi Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga saat bertarung dalam Pilpres 2019 itu mengatakan bahwa Menteri Pertahanan merupakan posisi strategis.
Menurutnya, bidang pertahanan Indonesia banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Termasuk soal bagaimana membenahi negara dari intervensi negara asing. Amien menilai, pada zaman sekarang, kedaulatan nasional berbagai bangsa terkena rembesan dari negara asing. Sehingga kedaulatan suatu bangsa bisa terkikis.
"Lama-lama kedaulatan negara tersebut bisa menipis bahkan lenyap. Indonesia ada gejala seperti itu," kata Amien.
Oleh karena itu mantan Ketua MPR periode 1999-2004 ini mewanti-wanti untuk menjaga kedaulatan nasional dengan memperbaiki hal-hal yang masih dinilai lemah seperti di bidang militer, ekonomi dan diplomasi.
Untuk itu dengan masuknya Prabowo dalam pemerintahan menjadi Menteri Pertahanan, menurutnya perlu diberikan kesempatan. Kabinet Jokowi, kata dia, perlu diberikan waktu untuk bekerja.
"Jadi Pak Prabowo harus diberikan fair change. Bahkan kabinet ini pun menurut saya jangan dikritik dulu. Jadi berikanlah ya tiga bulan sampai satu semester," kata Amien.
Presiden Joko Widodo menunjuk rivalnya saat Pemilu 2019, Prabowo Subianto untuk menjadi menteri pertahanan di Kabinet Indonesia Maju. Selain Prabowo, rekan satu koleganya di Gerindra, Edhy Prabowo juga ditunjuk Jokowi menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti