Menuju konten utama

Pertamina Akan Terapkan Sistem IT di Setiap SPBU

"Pertamina juga menyanggupi diterapkan IT nozzle ini."

Pertamina Akan Terapkan Sistem IT di Setiap SPBU
Petugas SPBU bersiap melayani pembeli bakar minyak (BBM) di SPBU daerah Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - PT Pertamina (Persero) akan menerapkan sistem Teknologi Informasi (TI) pada setiap corong dispenser (nozzel) BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada.

Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa menjelaskan sistem IT ini nantinya berfungsi untuk mencatat penyaluran BBM bersubsidi dan penugasan dengan detail. Data pencatatan tersebut akan terhubung langsung ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian ESDM, dan BPH Migas.

"Pertamina nanti akan diterapkan pemasangan IT di setiap nozzel di SPBU, sehingga semua bisa terkonek langsung ke BPH Migas, Kemenkeu data dan Kementerian BUMN yang khususnya BBM subsidi. Pertamina juga menyanggupi diterapkan IT nozzle ini," kata Fanshurullah di Kantor BPH Migas, Jakarta, pada Rabu (16/5/2018).

Ide ini merupakan arahan dari tiga menteri, yaitu Menteri ESDM Ignatius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sejak 8 Maret 2018.

Diharapkan dengan penggunaan IT di nozzle ini BBM subsidi dapat disalurkan lebih tepat guna dengan pengawasan langsung dari pemerintah. Ia mengatakan data BPH Migas ada 7.495 SPBU, tidak semuanya sanggup dicek oleh BPH Migas secara manual.

"Enggak mampu mengecek satu-satu di setiap nozzle. Dulu aja kita cuma ngecek 256 SPBU, ada temuan selisih. Makanya, kita minta pakai IT," terangnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pemasangan sistem alat pencatat penyaluran BBM ini bertujuan agar pemerintah juga dapat melihat secara jelas apakah BBM bersubsidi ini disalurkan dengan tepat.

Menurutnya, sistem IT di nozzle ini dibutuhkan, sebab tugas Pertamina sebagai operator menyalurkan BBM di masyarakat di seluruh Indonesia, sehingga perlu verifikasi data penyaluran subsidi BBM yang lebih efektif.

"Selama ini untuk cek volume itu random check dari BPH, misal dari 7.000 SPBU tidak bisa semua, paling 200-400 SPBU saja. Oleh karena itu akurasi dari volume yang disalurkan jadi kurang akurat, dengan IT tiap nozzle akan lebih akurat dan bisa real time. Ini untuk nozzle yang subsidi agar tepat sasaran, untuk solar dan premium saja," jelasnya.

Lebih lanjut Nicke mengatakan pemasangan sistem IT ini akan dilakukan secara bertahap mulai tahun ini. Sementara untuk masalah pendanaan, Pertamina juga masih melakukan perhitungan untuk pengadaan serta pemasangan sistem tersebut.

"Mapping SPBU masih memakai sistem beda-beda. Mana yang paling siap kami jalankan dulu. Harapannya 2018 sudah ada wilayah yang menerapkan. Untuk investasi sedang dihitung, bisa sinergi BUMN, working group sedang kerjakan skema bisnisnya seperti apa," ujarnya.

Baca juga artikel terkait PERTAMINA atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yulaika Ramadhani