Menuju konten utama

Perseteruan Abadi Lee Chong Wei Vs Lin Dan

Lee Chong Wei dan Lin Dan adalah dua legenda bulutangkis Malaysia dan Cina. Mereka sudah 39 kali bersaing dalam kompetisi cabang olahraga bulu tangkis nomor tunggal putra, pertemuannya selalu menarik dan layak ditunggu.

Perseteruan Abadi Lee Chong Wei Vs Lin Dan
Lin Dan vs Lee Chong Wei

tirto.id - Dalam sepak bola punya rival abadi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, dunia tenis punya Rafael Nadal dan Roger Federer, dan dunia tinju punya Muhammad Ali dan Joe Frazier.

Hal yang sama juga terjadi di jagat olahraga badminton ada dua nama legenda hidup yang terus bertarung di usia senja mereka dan selalu menampilkan pertandingan memukau: Lee Chong Wei dan Lin Dan.Era Taufik Hidayat dan Peter Gade sudah berakhir saat peraturan badminton berubah pada Mei 2006.

“Bila sistem 11 poin kembali diberlakukan, saya rasa Taufik dan Peter Gade akan secepatnya kembali bermain,” kata Lee Chong Wei mengomentari dua orang tersebut yang lebih cepat mengundurkan diri sejak peraturan pindah bola diganti dengan pertarungan rally. Perubahan peraturan ini juga jadi jalan bagi Lin Dan dan Lee Chong Wei hingga membuat keduanya seperti “sendirian” menjadikan pertarungan tunggal badminton di nomor tunggal putra hanya milik mereka.

Hingga April 2017, Lee Chong Wei masih berada di peringkat ke-1 dunia, sedangkan Lin Dan masih di peringkat ke-8, tapi rekor pertemuan bicara lain. Lin Dan jauh lebih unggul saat duel melawan Lee Chong Wei. Catatan dari 39 kali pertemuan, Lin Dan mampu meraih 27 kemenangan.

Pertarungan keduanya pada semifinal Kejuaraan Asia 2017 di Cina, Sabtu (29/4/2017) kembali menegaskan dominasi Lin Dan. Menyudahi pertandingan dua set langsung 21-13 dan 21-15, Lee Chong Wei sama sekali tidak mampu mengembangkan permainan. Kekuatan, ketepatan, dan kemampuan bertahan menjadi kunci kemenangan Lin Dan.

Pemain dengan julukan “Super Dan” ini memang punya kemampuan unik. Seperti Messi dalam sepakbola, Lin Dan juga seorang kidal. Smash keras dan kemampuan akurasi yang brilian menjadikan Lin Dan masih kokoh sebagai pemain terbaik di cabang olahraga ini. Meskipun peringkatnya di level dunia tidak sebaik Lee Chong Wei. Akan tetapi bukan itu yang menjadi kekuatan menakutkan dari seorang Lin Dan. Perlu diketahui, kemampuan utama pemain kelahiran 14 Oktober 1983 ini adalah pertahanannya yang terbaik di nomor tunggal putra.

Paling tidak itu yang terlihat di pertandingan melawan Lee Chong Wei. Meskipun sempat tertinggal 0-3 pada awal-awal set pertama, Lin Dan kemudian menunjukkan bagaimana cara bertahan yang baik dengan serangan balik dan kekuatan pukulannya yang mematikan. Hal inilah yang menjadi perbedaan besar dengan cara bermain Lee Chong Wei, pemain yang lebih halus dengan teknik serta lebih mengandalkan kelincahan.

Dalam hal teknik, Chong Wei memang sedikit di atas Lin Dan. Pemain kelahiran 21 Oktober 1982 ini bisa berpindah dari posisi di depan net dan kembali ke sisi belakang hanya dengan satu dua kali lompatan kaki saja. Langkah kakinya di lapangan begitu menawan dan enak ditonton. Jadi pemandangan lumrah melihat Lee Chong Wei seperti menari-nari saat mengejar shuttlecock dari satu sudut ke sudut yang lain.

Infografik Lin dan Vs Lee Chong Wei

Selain itu, tipikal smash Lee Chong Wei juga berbeda dengan Lin Dan. Jika Lin Dan lebih menggunakan tenaga dan ketajaman arah, Lee Chong Wei menggunakan akurasi dan kecepatan. Ini terlihat pada pertandingan semifinal Kejuaraan Asia 2017, beberapa kali Lin Dan mengalami kondisi mati langkah, tapi hal itu tidak berlangsung lama. Setelah mampu menjaga tempo permainan sampai pertengahan set pertama, serangan-serangan Lee Chong Wei kemudian masuk dalam radar pertahanan Lin Dan.

Berkali-kali Lee Chong Wei mengarahkan smash ke arah badan Lin Dan. Sayang, pertahanan Lin Dan sangat kuat. Tanpa banyak bergerak, Lin Dan mampu memukul shuttlecock dari raket yang bersembunyi di balik tubuhnya. Yang terjadi kemudian, Lee Chong Wei sering kesulitan sesaat setelah melakukan serangan.

Dalam nomor tunggal, seorang pemain tidak bisa sembarangan memutuskan untuk melakukan smash terlalu sering. Sebab, sekali shuttlecock bisa dikembalikan, arahnya akan sangat sulit karena pemain yang baru saja melakukan smash baru saja mendarat. Ada kerugian waktu yang cukup besar dan mengakibatkan tenaga yang dikeluarkan jadi jauh lebih terkuras daripada lawan yang bertahan saat mengejar bola kedua.

Tidak seperti di kejuaraan dan babak yang sama setahun lalu, di mana Lee Chong Wei mampu menyingkirkan Lin Dan lalu menjadi juara, kali ini Lee Chong Wei benar-benar kehabisan akal. Setiap serangannya, mampu dikembalikan dengan baik oleh Lin Dan tanpa perlu banyak bergerak. Dengan tubuh yang kokoh dan jangkauan tangan yang panjang, Lin Dan tidak perlu banyak berlari. Hal ini jelas berbeda dengan Lee Chong Wei yang mesti menari ke sana kemari.

Inilah kenapa, di set kedua, Lee Chong Wei mengusahakan permainan net dengan pertarungan tebak-menebak arah di jarak dekat. Sayang sekali, selain soal bertahan di tempat normal, area net adalah wilayah milik Lin Dan. Berkali-kali permainan netting dimenangi oleh Lin Dan dengan pantulan-pantulan tipis di bibir net.

Pada akhirnya rekor pertemuan keduanya bicara pada pertandingan ini. Di setiap teknik dan inisiatif serangan yang dominan dari Lee Chong Wei dikeluarkan, hampir semuanya bisa dimentahkan—bahkan—menjadi amunisi serangan balik yang jadi jauh lebih mematikan untuk Lin Dan. Lee Chong Wei harus takluk.

Babak semifinal kejuaraan Asia 2017 ini kemudian jadi tontonan bagaimana kekuatan melawan kelembutan, kidal melawan kanan, permain berkaki kaki lincah melawan pemain yang mengandalkan jangkauan tangan. Meski Lee Chong Wei merupakan peringkat pertama dunia paling konsisten dalam sejarah, sahabat Taufik Hidayat ini sangat jarang mampu menaklukkan tembok pertahanan Lin Dan pada pertandingan yang dilangsungkan di Wuhan, Cina ini.

Pertahanan kokoh yang mengantarkan Lin Dan menjadi satu-satunya pemain badminton yang mampu meraih seluruh gelar “grand slam”. Lima kali All England, lima kali Kejuaraan Dunia, serta dua kali meraih medali Emas Olimpiade. Dua gelar terakhir yang belum pernah diraih Lee Chong Wei.

Terlepas dari itu, pertarungan Lee Chong Wei dengan Lin Dan memang selalu jadi tontonan yang menarik dan layak ditunggu . Terutama untuk pertemuan-pertemuan di laga super series berikutnya. Adegan-adegan menarik terus bermunculan sekalipun keduanya sudah berusia kepala tiga. Baik smash menyilang dengan sudut sempit, antisipasi smash yang mengejutkan penonton, sampai duel jarak dekat di depan net. Semuanya menjadi pemandangan menarik yang selalu mewarnai pertarungan keduanya.

Konsistensi dalam kejuaraan besar adalah salah satu sebab mengapa pertemuan Lee Chong Wei dan Lin Dan adalah duel paling sering di nomor tunggal putra dan yang paling ditunggu. Bahkan mungkin jadi salah satu duel terbaik yang pernah ada dalam sejarah dunia badminton di nomor tunggal putra.

Baca juga artikel terkait BULUTANGKIS atau tulisan lainnya dari Ahmad Khadafi

tirto.id - Olahraga
Reporter: Ahmad Khadafi
Penulis: Ahmad Khadafi
Editor: Suhendra