Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Pernyataan Muhaimin Tunjukkan Lemahnya Alasan Penundaan Pemilu

Titi nilai pernyataan Muhaimin justru menunjukkan tidak ada alasan logis dan mampu dipertanggungjawabkan dalam penundaan pemilu.

Pernyataan Muhaimin Tunjukkan Lemahnya Alasan Penundaan Pemilu
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar tertawa pada acara Tasyakuran Harlah ke-22 PKB di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (23/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

tirto.id - Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini menilai, pernyataan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengenai alasan penundaan pemilu demi menolong Wakil Presiden Ma'ruf Amin telah menunjukkan argumen yang tidak logis dan tak bisa dipertanggungjawabkan.

“Bisa jadi Cak Imin berkelakar saat menyampaikan hal tersebut. Namun, hal itu justru menunjukkan bahwa tidak ada alasan yang logis dan mampu dipertanggungjawabkan untuk melakukan penundaan pemilu," kata Titi saat dihubungi reporter Tirto pada Selasa (19/4/2022).

Titi beranggapan karena penundaan pemilu tidak memiliki alasan yang logis, maka tidak mengherankan bila Cak Imin mengeluarkan ungkapan seperti itu.

“Sehingga Cak Imin perlu mengungkapkan alasan atau argumen yang sejatinya tidak masuk akal sebagai alasan penundaan pemilu," jelasnya.

Ia juga menyayangkan ungkapan Cak Imin yang terkesan bercanda menunjukkan bahwa urusan politik tidak diurus dengan serius dan hanya sekadar guyonan belaka.

“Urusan bernegara dan berkonstitusi yang seharusnya diajarkan sebagai bagian pendidikan politik yang etis dan substantif, malah seolah-olah jadi guyonan yang hanya berorientasi demi kepentingan orang per orang. Sangat disayangkan," tegasnya.

Titi mengungkapkan pandemi tidak bisa dijadikan sebagai alasan penundaan pemilu dan seharusnya menjadi ranah perbaikan pemimpin dan birokrasi dalam melayani rakyat.

“Kalau dikatakan masa pandemi membuat tidak bisa optimal melayani rakyat dan berbuat bagi publik, justru tidak benar. Justru di masa pandemilah kepemimpinan diuji. Apakah benar-benar bisa optimal melakukan kerja-kerja pelayanan publik dan menunjukkan visi besar sebagai pemimpin, ataukah sebaliknya," ujarnya.

Titi menyarankan kepada segenap elite politik yang berhasrat maju menjadi calon presiden agar tidak membuat narasi negatif dan kontroversial. Namun sebaiknya lebih mengedepan edukasi sehingga problematika demokrasi seperti politik uang dapat diatasi.

"Sebaiknya, di tengah situasi persiapan Pemilu 2024, para elite politik tidak perlu lagi membangun narasi yang kontroversial dan spekulatif. Apalagi kalau konteksnya sulit dipahami publik," terangnya," jelasnya.

"Fokus saja untuk mempersiapkan pemilu dan melakukan aktivitas pendidikan politik yang berorientasi pada gagasan dan program. Sehingga problem besar seperti politik uang dan disinformasi dalam pemilu bisa dieliminir melalui peran-peran substantif para elite dan praktisi politik kita," imbuhnya.

Cak Imin sebelumnya mengungkapkan bahwa keinginan penundaan pemilu untuk menolong Maruf Amin. Hal itu disampaikan dalam acara puncak peringatan Hari Lahir PMII ke-62 tahun yang digelar di Gambir, Jakarta Pusat, Senin (18/4/2022).

“Namanya usul masa enggak boleh, emang negara demokrasi engga boleh usul? Ya kalau PMII menolak, ya gak apa-apa, orang negara demokrasi boleh ditolak. Saya itu usul dalam rangka menolong Kiai Ma'ruf, dalam menolong rakyat," tutur Muhaimin dalam tayangan akun Youtube PMII OFFICIAL.

“Kenapa menolong kiai Ma'ruf? Supaya nanti di akhirat ditanya kurang ini, kurang itu, alasannya dua tahun pandemi engga bisa apa-apa," kata Muhaimin.

Muhaimin pun mengklaim, dasar ungkapannya sesuai dengan pernyataan rakyat. Ia mengklaim, rakyat merasa pemerintahan Jokowi mempunyai banyak kekurangan selama dua tahun terakhir. Ia mencontohkan soal kegiatan pertemuan dengan berbagai pihak tidak berlangsung karena anggaran DPR habis untuk penanganan pandemi serta program lain yang terkatung-katung seperti proyek ibu kota negara.

Ia pun tidak masalah gagasan agar pemilu ditunda ditolak publik. “Usul diterima dan ditolak enggak perlu demo, namanya usulan kok pake demo. Ya usulan-usulan, apalagi demonya pake gebuk-gebukan kayak seperti itu," kata Muhaimin.

Muhaimin pun meminta publik tidak salah persepsi bahwa dia ngotot ingin penundaan pemilu. Ia justru hanya ingin menyampaikan usulan bahwa perlu ada penundaan pemilu.

“Saya ngga ngotot. Saya hanya mengatakan itu usulan. Kalau PMII menolak, ya sami’na wa ato’na. Apalagi Pak Presiden sikapnya sudah jelas, sikapnya seperti itu, namanya juga usaha," kata Muhaimin.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz