tirto.id - Terdapat berbagai macam jenis penyakit yang mengganggu sistem pernapasan. Namun, karena gejalanya hampir sama, tak sedikit orang yang tidak bisa membedakan jenis penyakit yang dideritanya.
Misalnya ketika seseorang terkena flu dan menganggap bahwa flu adalah penyakit ringan, apabila dibiarkan terus menerus, bisa jadi ternyata flu tersebut merupakan gejala suatu penyakit serius.
Rhinitis dan sinusitis juga termasuk penyakit gangguan pernapasan. Kedua penyakit ini terkait satu sama lain, karena penyakit rhinitis bisa menyebabkan hidung tersumbat sehingga rongga sinus pun juga tersumbat.
Dilansir dari laman WHO, rhinitis merupakan alergi yang terjadi ketika seseorang menghirup sesuatu sehingga menyebabkan dinding hidung meradang dan bengkak.
Sementara sinusitis adalah peradangan pada lapisan di dalam sinus yang dapat bersifat akut atau kronis.
Penyebab rhinitis dan sinusitis
Penyakit rhinitis dipicu oleh alergen. Alergen dapat ditemukan baik di luar maupun di dalam ruangan.
Alergen luar ruangan misalnya jamur atau pohon, rumput dan serbuk sari. Serbuk sari dari rerumputan dan gulma akan lebih banyak ditemukan.
Sementara alergen dalam ruangan dapat ditemukan di rumah seperti bulu binatang, air liur kucing, jamur dalam ruangan, atau tungau debu dalam rumah.
Sedangkan penyebab sinusitis, menurut situs web kesehatan Australia, Better Health Channel, penyakit sinusitis disebabkan karena terlalu banyak lendir, atau pembengkakan pada lapisan sinus dan hidung.
Pembengkakan tersebut dapat menghalangi rongga sinus yang sempit. Hal ini dapat terjadi ketika flu, alergi, atau iritasi. Iritasi pada lapisan sinus dapat disebabkan oleh klorin yang terdapat di kolam renang.
Gejala rhinitis dan sinusitis
Rhinitis dan sinusitis memiliki gejala yang hampir sama. Gejala yang mungkin dirasakan penderita rhinitis di antaranya bersin, pilek, hidung gatal dan tersumbat, batuk, tenggorokan gatal, mata gatal dan berair, sering sakit kepala, serta kelelahan yang berlebihan.
Sedangkan gejala pada penyakit sinusitis mungkin tidak hanya memengaruhi bagian mata, tetapi juga nyeri pada bagian pipi, dahi, rahang atas, dan gigi.
Gejala lainnya yakni berkurangnya indera penciuman dan perasa, bau mulut, sakit tenggorokan, batuk berdahak, dan wajah yang membengkak.
Faktor risiko rhinitis dan sinusitis
Penyakit dapat menyerang siapa saja, tetapi terdapat faktor-faktor tertentu yang menyebabkan seseorang lebih rentan terkena penyakit rhinitis dan sinusitis dibandingkan orang lain.
Berikut merupakan beberapa faktor eksternal yang dapat memicu atau memperburuk penderita rhinitis :
- Asap rokok
- Bahan kimia
- Suhu dingin
- Kelembaban
- Angin
- Polusi udara
- Semprotan rambut
- Parfum
- Colognes
- Asap kayu
- Uap
Sementara, faktor risiko penyakit sinusitis di antaranya adalah :
- Sering masuk angin, terutama untuk anak kecil.
- Perokok aktif maupun pasif.
- Penggunaan semprotan dekongestan hidung selama lebih dari tiga hari.
- Kelainan struktur hidung.
- Polip hidung, yakni pembengkakan di lapisan hidung atau sinus.
- Penyakit gigi, seperti abses gigi yang tidak diobati.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul pada penderita rhinitis akan memburuknya gejala asma, infeksi telinga, dan penyakit pada kepala.
Selain itu, penyakit rhinitis yang berkepanjangan akan mengakibatkan sinusitis atau infeksi pada sinus.
Kemudian, penyakit sinusitis kronis juga dapat berpengaruh pada hidung, tenggorokan, dan telinga pada saat bersamaan sehingga menyebabkan infeksi telinga tengah dan tuli sementara.
Pengobatan rhinitis dan sinusitis
Laman Healthline merekomendasikan beberapa pengobatan rhinitis, di antaranya :
- Menggunakan antihistamin untuk mengobati alergi.
- Menggunakan dekongestan untuk meredakan hidung tersumbat dan tekanan sinus.
- Menggunakan obat tetes mata dan semprotan hidung untuk membantu meredakan rasa gatal dan gejala terkait alergi lainnya.
- Melakukan imunoterapi dengan dokter.
- Melakukan pengobatan alternatif seperti akupunktur, irigasi saline hidung, konsumsi suplemen butterbur dan madu.
Sementara itu, untuk pengobatan sinusitis, dekongestan dan antibiotik bisa menjadi pilihan, Namun pastikan sudah melakukan konsultasi dengan dokter.
Sebab sangat tidak disarankan untuk menggunakan antibiotik tanpa konsultasi dan pengawasan dari dokter.
Sedangkan pilihan lain untuk mengatasi gejala sinusitis meliputi:
- Menghirup uap, dapat ditambah beberapa tetes minyak kayu putih.
- Mengompres wajah dengan handuk hangat.
- Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti parasetamol.
Penulis: Nirmala Eka Maharani
Editor: Nur Hidayah Perwitasari