Menuju konten utama

Perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram di Berbagai Kota di Indonesia

Beberapa kota di Indonesia memiliki tradisi unik merayakan Tahun Baru Islam atau dikenal dengan 1 Muharram atau Suro.

Perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram di Berbagai Kota di Indonesia
Peserta mengikuti kirab pusaka, lintas sejarah dan pesona wisata di Ponorogo, Jawa Timur, Senin (10/9/2018). ANTARA FOTO/Siswowidodo.

tirto.id - Libur nasional Tahun Baru Islam 1440 Hijriah jatuh pada hari ini, Selasa, 11 September 2018. Tahun baru Islam yang jatuh di bulan Muharam ini juga bertepatan dengan awal penanggalan kalender Jawa, yang dimulai dari bulan Suro.

Satu Muharam atau Suro yang memiliki catatan peristiwa penting di dunia Islam ataupun kebudayaan masyarakat Jawa, telah menjadi latar munculnya berbagai festival atau perayaan untuk memperingatinya.

Beberapa kota yang merayakan tradisi Tahun Baru Islam 1 Muharram yakni:

Cirebon, Jawa Barat

Masyarakat Kota Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat, menggelar pawai obor untuk menyambut tahun baru Islam 1440 H dengan mengelilingi kota.

"Kurang lebih ada 1.000 orang peserta yang mengikuti pawai obor menyambut tahun baru Islam," kata Ketua pelaksana pawai taaruf 1 Muharram Ponpes Jagasatru Kota Cirebon, Abdul Hamid Yahya di Cirebon, Senin (10/9/2018), seperti dikutip dari Antara.

Dia menjelaskan pawai obor ini mengangkat tema Ukhuwah Islamiyah, menyerukan kepada seluruh warga Cirebon terutama umat muslim menjadikan momentum tahun baru Islam untuk menyambung kembali persaudaraan.

Pawai itu dilanjutkan dengan pembacaan doa akhir dan awal tahun. Dan selama pawai juga para peserta membacakan doa awal tahun sepanjang jalan.

Kemeriahan tahun baru Islam juga tidak hanya di Cirebon, warga Kabupaten Indramayu pun menggelar pawai obor mengelilingi daerah itu seraya mengumandangkan takbir.

Seperti dikatakan seorang warga, Suci Rahmawati, bahwa adanya pawai obor ini merupakan bentuk syukur dan juga cara warga merayakan tahun baru Islam.

"Beginilah cara kami memperingati tahun baru Islam dan ini sudah setiap tahun dilakukan," ujarnya.

Pawai obor itu mengelilingi perkampungan dan beberapa warga mengumandangkan takbir serta shalawat selama pawai.

Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menggelar Banjarmasin Nite Carnival untuk menyambut tahun baru Islam 1440 Hijriah di depan Balaikota Jalan RE Martadinata, Senin.

Gelar Nite Carnival dalam rangkayan "Kemilau Banjarmasin Bungas" untuk menyambut Kota Banjarmasin genap berusia 492 tahun tepat pada 24 September 2018 ini berlangsung sangat meriah karena diikuti ratusan peserta.

Beragam aksi ditampilkan kelompok carnaval, diantaranya pawai obor, mobil hias Islami, pawai Asmaul Husna, kelompok drum band dan kelompok berpakaian khas timur tengah.

Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina yang ikut carnaval berkeliling jalan kota mengendarai mobil antik menyatakan takjub dengan kemeriahan gelar Banjarmasin Nite Carnival tersebut.

"Banjarmasin yang penduduknya mayoritas Islam patut untuk menggelar kemeriahan menyambut tahun baru Hijriah ini," ujarnya, seperti dikutip dari Antara.

Dia juga mengapresiasi sejumlah kontingen luar daerah ikut dalam carnaval tersebut.

"Kita harapkan masyarakat terhibur dengan acara ini," paparnya.

Ibnu Sina menyampaikan, bahwa acara ini penuh makna akan besarnya ajaran agama Islam di tanah Banjarmasin ini, bahkan Kesultanan Banjar awalnya berada di Banjarmasin, yakni, di daerah Kuin, Banjarmasin Utara.

Klaten, Jawa Tengah

Pada malam satu Suro, biasanya masyarakat Klaten melakukan kegiatan laku prihatin untuk tidak tidur semalam suntuk atau selama 24 jam.

Kegiatan Suroan di Klaten diisi dengan acara selametan (kenduri) massal serta mengadakan pertunjukan Wayang Kulit semalam suntuk setiap tanggal tujuh Suro.

Suroan harus dilaksanakan pada malam tanggal tujuh Suro karena sudah menjadi tradisi dan kewajiban bagi Masyarakat Brangkal, Klaten. Di mana ada kepercayaan jika masyarakat tidak melaksanakan kegiatan tersebut, maka warga desa akan mendapatkan bencana karena dianggap tidak menjalankan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Ponorogo, Jawa Timur

Seperti Grebek Suro di Ponorogo. Grebeg Suro merupakan kirab mengelilingi benteng keraton, puncaknya adalah pembagian tumpeng raksasa yang disediakan oleh pihak keraton. Tumpeng tersebut merupakan simbol keberkahan untuk masyarakat.

Berbeda dengan Grebeg Suro, ritual di Temanggung, Jawa Tengah, dilaksanakan dengan bernyanyi bersama Kidung Jawi yang berjudul Dhandang Gula, dilanjutkan dengan acara Kacar-Kucur dan doa keselamatan bersama yang dipimpin oleh kaur keagamaan.

Selain itu, warga lereng Gunung Semeru di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, melestarikan ritual larung pendam setiap 1 Muharam. Tradisi ini sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan. Dengan tujuan yang sama, warga Desa Kenjo, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar tradisi adat sapi-sapian dalam menyambut 1 Muharam.

Baca juga artikel terkait TAHUN BARU ISLAM atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri