tirto.id - Liga basket pelajar terbesar di Indonesia, Honda DBL with Kopi Good Day 2024, akan menggelar partai final edisi Jakarta di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat (6/12) mendatang.
Setelah melewati rangkaian kompetisi di empat region, dilanjutkan fase Championship yang panjang dan ketat, gelaran final Honda DBL with Kopi Good Day 2024 mempertemukan SMAN 70 Jakarta dan SMA Jubilee untuk partai putri serta SMA Jubilee dan SMA Bukit Sion (Buksi) untuk partai putra.
“Partai final ulangan musim lalu akan kembali tersaji,” bunyi keterangan yang diterima Tirto.id dari penyelenggara Honda DBL with Kopi Good Day 2024, Senin (18/11).
Di partai putri, sang jawara bertahan tiga musim beruntun, SMAN 70 Jakarta, kembali ditantang oleh SMA Jubilee Jakarta. Pada saat bersamaan, juara bertahan putra yang dipegang SMA Jubilee Jakarta, kini kembali mendapat ancaman dari SMA Buksi. Tahun lalu, tim basket SMA Buksi kalah tipis dari tim basket SMA Jubilee Jakarta dengan skor 52-53.
“Ini tahun terakhir saya di SMA. Saya ingin mencatatkan sejarah, sekali seumur hidup, dengan mengantarkan SMA Buksi menjadi juara DBL,” kata Alexander Ralphael, kapten tim basket SMA Buksi, di sela kegiatan Road to Indonesia Arena Honda DBL with Kopi Good Day 2024 Final Jakarta di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Senin (18/11).
Dukungan Orang Tua & Peran Companion Parent
Di acara tersebut, keempat tim finalis yang akan berlaga di Indonesia Arena diperkenalkan kepada publik. Selain pemain, staf pelatih dan ofisial juga turut diperkenalkan. Lebih istimewa lagi, orang tua dan keluarga para pemain juga dihadirkan di acara ini.
“Peran dan dukungan dari orang tua sangat penting bagi para student athlete yang akan berlaga pada Final DBL Jakarta 2024 di Indonesia Arena, 6 Desember nanti. Apalagi, mereka akan tampil langsung di hadapan belasan ribu penonton,” sambung keterangan yang diterima Tirto.id.
Salah satu orang tua finalis yang datang menunjukkan dukungannya bagi sang anak adalah Romy Chandra, mantan pemain basket dari klub profesional Pelita Jaya dan Tim Nasional Indonesia. Sosok yang akrab dipanggil Gepeng ini merupakan orang tua dari dua pemain klub Seventy SMAN 70 Jakarta, Kamila Rara Islami dan Kayla Rara Imani.
Gepeng memiliki tiga anak kembar. Selain Kamila dan Kayla, seorang lagi bernama Abdul Kareem Nara Ichsani. Berbeda dengan nasib dua kembarannya, langkah Kareem bersama tim basket putra SMAN 6 Jakarta kandas di semifinal.
“Awalnya, anak-anak gak begitu tertarik dengan basket, tapi saya push mereka untuk lebih mengenal olahraga. Menurut pengalaman pribadi, olahraga, tak terkecuali basket, punya banyak manfaat, misalnya menumbuhkan sikap disiplin, memperlancar komunikasi, hingga menguatkan karakter anak. Di luar itu, selebihnya adalah bonus buat saya,” kata Gepeng.
Musim lalu, Gepeng larut dalam euforia kedua putrinya memenangi DBL Jakarta edisi 2023, yang juga digelar di Indonesia Arena.
“Saat itu, mereka masih menjalani musim debut bagi tim basket sekolahnya. Musim ini, tekanan dan tuntutan yang ada di pundak mereka pastinya lebih besar lagi,” sambung Gepeng.
Jika Gepeng banyak memberi dukungan dari luar lapangan, beda halnya dengan Hanny Briklin Wanda Ndelo, ibunda Timothy Marvel Christianto, kapten tim basket SMA Jubilee Jakarta. Sebagai Companion Parent, Hanny bisa melihat aksi sang putra dari bench, bukan dari tirbun, bersama jajaran pelatih dan ofisial. Saat ini, Timothy yang duduk di kelas XII menjadi salah satu andalan tim Jubilee.
Sepanjang musim, Timothy benar-benar ditemani langsung oleh sang bunda. Mulai dari kompetisi tingkat region (North & Central), fase Championship, hingga Final pada 6 Desember mendatang.
"Sebagai orang tua pasti bangga, ya, karena gak mudah bisa sampai di tahap ini. Saya sebagai orang tua juga melihat perjuangan tim basket Jubilee sungguh luar biasa. Jadi kalau mereka bisa lolos ke Indonesia Arena untuk kedua kalinya, mereka layak. Itu buah dari kerja keras yang sudah mereka lakukan,” papar Hanny.
Menjadi Companion Parent atau orang tua pendamping merupakan keinginan Hanny sendiri. Selepas sang suami mangkat, Hanny ingin memberi dukungan penuh bagi sang buah hati, sekalipun pengetahuannya soal basket terbilang minim.
“Sebagai orang tua memang selalu mendukung. Segala sesuatu yang positif, memang harus didukung. Saya kebetulan tidak terlalu mengerti basket, tapi saya selalu ada bersama anak saya untuk memberi semangat. Menemani dia berjuang, karena hidup ini penuh pengorbanan,” imbuh Hanny.
Sepanjang DBL Jakarta 2024, Timothy telah bermain sebanyak tujuh kali. Setidaknya, Forward Jubilee itu telah menorehkan 64 point, 45 rebound, 19 assist, 8 block, dan 7 steal. Selain disiplin dan kerja keras, faktor lain yang membuat Timothy moncer tentunya adalah peran dan dukungan ibundanya dari bangku cadangan.
“Puji Tuhan, di masa terakhir SMA bisa bawa sekolahku ke final lagi, ditemani sama Mama juga,” ungkap Timothy, pemain dengan nomor punggung 20.
Kontribusi dukungan dari keluarga, guru, dan tentunya sekolah sangat penting bagi keberhasilan student-athlete. DBL Indonesia, penyelenggara kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia-- digelar di 31 kabupaten/kota di 23 Provinsi-- paham betul pentingnya dukungan dari orang-orang terdekat para peserta.
"Kami melibatkan orang tua juga guru untuk ikut serta mendampingi masing-masing student-athlete pada sesi pemanggilan pemain menjelang laga final putra maupun putri. Hal ini dilakukan pada final DBL Seri Jatim di Surabaya, Seri Jabar di Bandung, pun demikian dengan Final DBL Jakarta di Indonesia Arena,” ujar Donny Rahardian, Wakil Direktur DBL Indonesia.
Ini merupakan tahun kedua bagi DBL menyelenggarakan partai Final DBL Jakarta di Indonesia Arena. Musim lalu, Final DBL Jakarta juga dilaksanakan di tempat yang sama. Saat itu, Final DBL Jakarta merupakan satu-satunya event olahraga yang digelar di Indonesia Arena, setelah FIBA World Cup atau Piala Dunia Basket.
Tahun ini, DBL menambah kapasitas penontonnya menjadi 15 ribu, naik dua ribu kursi dari jumlah penonton pada gelaran final tahun lalu.
Editor: Tim Media Service