tirto.id - Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua pada 2 hingga 15 November 2021 digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sebanyak 1.985 atlet dari 34 provinsi seluruh Indonesia akan berlomba dalam 12 cabang olahraga (cabor), termasuk cabor angkat berat, sepak bola, panahan, dan bulutangkis.
"Prokes tetap berjalan seperti wajib pakai masker, mencuci tangan, memeriksa suhu badan, serta menjaga jarak," papar Baharuddin Hasan, Ketua Panpel Catur Peparnas Papua pada Minggu (7/11/2021) dikutip Kemenpora.
Sebelumnya, dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua pada 22 September hingga 15 Oktober 2021, tercatat ada 176 kasus Covid-19. Rinciannya adalah 97 atlet, 49 ofisial, 7 pelatih, 10 wasit, ditambah dari media, panpel, juri, dan petugas keamanan. Tercatat, positivity rate Covid-19 di PON XX mencapai 1,13%.
Dibandingkan PON XX yang melibatkan 56 cabang olahraga, kuantitas atlet dan ofisial Peparnas XVI lebih sedikit. Meskipun demikian, standar penerapan protokol kesehatan tetap ditekankan.
"Dipastikan semua harus sudah divaksin, sehingga tidak ada masalah untuk itu, tidak terjadinya klaster baru melalui ajang ini, meski jumlah partisipan lebih sedikit yang sekitar 3.500 orang dari ajang sebelumnya namun lebih sensitif, oleh karena itu perlu kualitas pelayanan yang lebih baik lagi dari penyelenggaraan PON," papar Menpora Zainuddin Amali.
Kota Jayapura yang menjadi basis penyelenggaraan Peparnas XVI masuk level 2 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun, ini tidak berarti kontingen peserta Peparnas dan masyarakat di sekitar lantas melonggarakan protokol kesehatan. Aturan penggunaan masker dan menjaga jarak tetap vital.
Cabor dalam Peparnas XVI Papua meliputi angkat berat, atletik, boccia, bulu tangkis, catur, judo, menembak, panahan, renang, sepak bola cp, tenis lapangan kursi roda, dan tenis meja.
Dalam lomba di Peparnas XVI, ada klasifikasi khusus berdasarkan kondisi fisik peserta yang terlibat dalam sebuah event (nomor pertandingan). Ini ditandai dengan kode khusus.
Sebagai contoh, di cabor bulutangkis, terdapat 6 kelompok, yaitu WH1, WH2, SL3, SL4, SU5, dan SS6. Kelompok WH1 (Wheelchair 1) dimainkan oleh atlet difabel yang memiliki keterbatasan pada kedua kaki dan keterbatasan fungsi gerak tubuh. Sementara itu, WH2 (Wheelchair 2) dimainkan oleh atlet yang punya keterbatasan seperti atlet di kelompok WH1, tetapi memiliki fungsi gerak tubuh bagian atas yang lebih baik.
Sementara itu, SL3 (Standing Lower 3) dimainkan oleh atlet yang punya keterbatasan pada salah satu atua kedua kaki, dan punya gangguan keseimbangan saat berjalan atau berlari. Berikutnya, SL4 (Standing Lower 4) dimainkan atlet yang punya keterbatasan seperti atlet SL3, tetapi lebih seimbang dalam berjalan atau berlari.
Atlet yang masusk kategori SU5 (Standing Upper 5) adalah mereka yang punya keterbatasan gerak bagian atas. Terakhir, ada Kelas Short Stature (SS6) untuk atlet yang memiliki pelambatan pertumbuhan tulang dan membuat tinggi tubuhnya lebih kecil dari sebaya.
Medali emas pertama Peparnas 2021 didapatkan oleh Abraham Elopere, atlet Papua, yanng turun di nomor 1.500 meter putra T20 cabor paraatletik. Ia memiliki catatan waktu 4 menit 22,63 detik.
Editor: Iswara N Raditya