Menuju konten utama

Penyebab Verawaty Fajrin Meninggal, Sakit Kanker Paru-Paru

Penyebab Verawaty Fajrin meninggal dunia adalah sakit kanker paru-paru stadium 3. Vera meninggal di RS Dharmais, Minggu (21/11/2021).

Penyebab Verawaty Fajrin Meninggal, Sakit Kanker Paru-Paru
Foto arsip - Mantan pebulu tangkis nasional Verawaty Fadjrin saat ditemui di ajang Asian Games 2018 Jakarta, Senin (30/7/2018). ANTARA/Bayu Kuncahyo/aa.

tirto.id - Selepas menjalani perawatan karena sakit kanker paru-paru, legenda bulutangkis Indonesia, Verawaty Fajrin meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Dharmais, Jakarta, Minggu pukul 06.58 WIB (21/11/2021). Verawaty meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan pemerhati olahraga seluruh Indonesia.

Kabar duka wafatnya Verawaty Fajrin disampaikan oleh Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna melalui keterangan tertulisnya. "Innaalillaahi wa inna ilaihi rojiun. PBSI dan keluarga besar bulutangkis Indonesia turut berduka cita atas berpulangnya salah satu pahlawan bulutangkis Indonesia, Verawaty Fajrin," ujar Agung.

"Almarhumah adalah pemain yang berjasa besar mengangkat prestasi bulutangkis Indonesia di pentas dunia. Semoga arwahnya diterima di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," lanjutnya.

Verawaty Fajrin lahir dengan nama Verawaty Wiharjo di Jakarta, 1 Oktober 1957. Di masa mudanya, Verawaty dikenal sebagai atlet bulutangkis bertalenta. Ia sudah mengantarkan Indonesia juara dunia berkali-kali di cabang olahraga bulutangkis.

Sejak April 1979, Verawaty Wiharjo kemudian lebih terkenal dengan nama Verawaty Fajrin selepas memeluk Islam. Nama belakang Fajrin diambil dari nama sang suami, yaitu Fajrin Biduin Aham atau Fadjriansyah Bidoein.

Legenda bulutangkis ini memang sarat akan prestasi pada masa mudanya. Sederet penghargaan telah dicatatkan Verawaty semasa membela Indonesia di ajang olahraga internasional.

Postur tubuhnya yang tinggi (178 cm) amat menunjang kiprahnya sebagai atlet bulutangkis. Di masa kejayaannya, ia bermain di tiga nomor bulutangkis sekaligus, yaitu tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran.

Dari ketiga nomor cabang bulutangkis itu, Verawaty Fajrin meraih juara. Wajar saja, ia menjadi legenda dan dijuluki Ratu Bulu Tangkis tahun 1980-an.

Pada nomor tunggal putri, mantan atlet kelahiran Jakarta, 1 Oktober 1957 ini menjuarai Kejuaraan Dunia 1980 di Jakarta. Dia menjadi kampiun usai mengalahkan rekannya, Ivana Lie di final dengan skor 11-1, 11-3.

Sementara itu, pada tahun 1979, bersama Imelda Wigoena, Vera juga merenggut juara All England setelah menekuk Atsuko Tokuda/Mikiko Takada (Jepang) 15-3, 10-15, 15-5.

Mereka pun menjadi pasangan ganda putri kedua Indonesia yang sukses di All England setelah Minarni/Retno Kustiyah yang melakukannya pada 1968. Bersama Imelda pula, Vera juga berhasil merebut emas SEA Games Manila 1981.

Vera juga sukses merebut medali emas Asian Games VIII tahun 1978 di Bangkok. Pada babak final, mereka mengalahkan Chiu Yu Fang/Cheng Hui Ming (China). Sebelumnya, mereka juga memenangi titel Denmark Terbuka 1978.

Selain itu, masih banyak lagi prestasi besar yang dicatat Vera. Bersama Eddy Hartono, Vera berhasil mengantarkan Indonesia memboyong Piala Sudirman 1989. Mereka juga menjadi penentu kemenangan tim Garuda 3-2 atas Korea Selatan di final setelah mengatasi Park Joo-bong/Chung Myung-hee 18-13, 15-3.

Verawaty Fajrin Sakit Apa?

Sebelumnya, kabar sakit kanker paru-paru yang dialami Verawaty Fajrin disampaikan oleh atlet bulutangkis, Rosiana Tendean melalui media sosial pribadinya sejak dua bulan lalu, 19 September 2021.

“Ratu bulutangkis Indonesia era 1980-an Verawati Fajrin kini sedang terbaring tak berdaya. Penyakit kanker menggerogoti tubuhnya. Dia sempat menjalani kemoterapi di rumah sakit persahabatan,” tulis Rosiana.

Mendengar kabar bahwa Verawaty mengalami sakit parah, Presiden Joko Widodo, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memberikan bantuan ke Verawaty. Perawatan sakit Verawaty kemudian pindah ke RS Dharmais sampai akhir hayatnya.

Sebelumnya, sakit kanker paru-paru yang diderita Verawaty tidak terdeteksi. Namun, lambat-laun Verawaty batuk-batuk hingga dilarikan ke rumah sakit. Ia didiagnosis mengalami kanker paru-paru stadium 3 yang merenggut nyawanya.

Penyakit kanker paru-paru yang diderita Verawaty Fajrin diketahui pada Maret 2020. Ia berjuang melawan kanker, berpindah-pindah dari berbagai rumah sakit, mulai dari RS Adhyaksa, RS Pasar Rebo, RS Polri, hingga RS Dharmais.

Penyakit kanker paru-paru adalah kanker yang banyak diderita masyarakat dunia, terutama perokok. Namun, ada juga risiko lainnya bagi non-perokok. Misalnya, dalam kasus Verawaty Fajrin, ia bukan perokok dan bukan dari keluarga perokok.

Gejala Kanker Paru-Paru

Kanker paru-paru adalah penyakit karena sel kanker jahat yang berawal dari organ paru-paru, kemudian mempengaruhi bagian tubuh yang lainnya. Dilansir Mayo Clinic, awalnya jenis kanker ini tidak menunjukkan gejala.

Gejala-gejalanya baru muncul ketika perkembangan kanker sudah di tahap lanjut. Demikian juga dialami oleh Verawaty Fajrin. Kasus penyakit kankernya baru diketahui setelah dalam tahap lanjut di RS Polri.

Berikut ini sejumlah gejala kanker paru-paru yang kerap diabaikan, sebagaimana dikutip dari laman Kemenkes RI.

1. Batuk terus-menerus

2. Batuk berdarah

3. Sesak napas

4. Asma

5. Nyeri dada

6. Merasa sangat lelah

7. Rasa sakit sekujur tubuh.

Untuk mengenal lebih lanjut penyakit kanker paru-paru, pemicu, dan orang yang berisiko terkena sakit tersebut, klik di sini.

Baca juga artikel terkait OLAHRAGA atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Olahraga
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Iswara N Raditya