tirto.id - Tidak semua bayi terlahir dalam bentuk fisik yang normal dan sempurna. Terdapat pula bayi yang lahir dengan fisik berbeda dari kondisi normal, seperti memiliki bibir sumbing.
Dikutip dari Mayo Clinic, bibir sumbing (dalam bahasa inggris disebut cleft lip) adalah satu kondisi yang ditandai dengan adanya bukaan atau belahan di bibir atas manusia. Terkadang, bibir sumbing berbarengan dengan kelainan fisik yang bernama cleft palate (celah langit-langit).
Cleft palate adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya bukaan atau belahan di langit-langit mulut. Terkadang, ada bayi yang hanya menderita cleft palate. Bibir sumbing dan cleft palate juga termasuk kelainan yang kerap dialami bayi sejak lahir.
Dikutip dari cdc.gov, bibir sumbing terjadi jika jaringan yang membentuk bibir tidak bergabung sepenuhnya sebelum bayi lahir. Proses ini menghasilkan bukaan di bibir atas. Oleh karena itu, bibir sumbing terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan.
Bibir terbentuk antara minggu keempat dan ketujuh kehamilan. Saat bayi berkembang selama kehamilan, jaringan tubuh dan sel-sel khusus dari setiap sisi kepala tumbuh ke arah tengah wajah dan bergabung membentuk bagian muka. Gabungan jaringan ini membentuk fitur wajah, seperti bibir dan mulut.
Bukaan di bibir bisa berupa celah kecil atau besar yang melewati bibir ke hidung. Bibir sumbing bisa berada di salah satu atau kedua sisi bibir atau di tengah bibir. Namun, kasus terakhir sangat jarang terjadi.
Ada banyak faktor penyebab bibir sumbing. Mengutip Mayo Clinic, terdapat beberapa faktor yang memungkinan seorang ibu melahirkan bayi dengan bibir sumbing atau cleft palate. Faktor-faktor itu adalah:
1. Sejarah keluarga
Orang tua dengan riwayat keluarga bibir sumbing atau celah langit-langit menghadapi risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan sumbing.
2. Paparan zat tertentu selama kehamilan
Bibir sumbing dan celah langit-langit lebih mungkin terjadi pada bayi yang lahir dari perempuan hamil yang merokok, minum alkohol, atau mengonsumsi obat-obatan tertentu.
3. Ibu hamil menderita diabetes
Ada beberapa bukti bahwa wanita yang didiagnosis dengan diabetes sebelum kehamilan mungkin memiliki peningkatan risiko melahirkan bayi dengan bibir sumbing, dengan atau tanpa celah langit-langit.
4. Obesitas saat kehamilan
Ada beberapa bukti bahwa obesitas meningkat risiko ibu hamil melahirkan bayi dengan celah bibir dan langit-langit.
Cara Mencegah dan Mengatasi Bibir Sumbing
Setiap orang tua pasti ingin mempunyai anak yang memiliki kondisi fisik normal, termasuk tidak mengalami bibir sumbing ataupun cleft palate.
Meski beberapa kasus bibir sumbing tidak dapat dicegah, setidaknya ada beberapa langkah yang berguna untuk menurunkan resiko bayi terlahir dengan bibir sumbing. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut sejumlah langkah pencegahannya.
1. Pertimbangkan konseling genetik
Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan bibir sumbing dan celah langit-langit, beri tahu dokter sebelum Anda hamil. Dokter mungkin merujuk Anda ke konselor genetik yang dapat membantu menurunkan risiko bayi Anda memiliki bibir sumbing dan celah langit-langit.
2. Konsumsi vitamin prenatal
Jika Anda berencana segera hamil, tanyakan kepada dokter Anda apakah harus mengonsumsi vitamin prenatal. Vitamin bisa meningkatkan kesehatan ibu hamil dan janinnya.
3. Jangan merokok dan minum alkohol
Konsumsi alkohol dan tembakau selama kehamilan meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan cacat lahir.
Bila mempunyai bayi yang menderita bibir sumbing, Anda dapat melakukan operasi agar bibir sang buah hati menjadi normal.
Dikutip dari cdc.gov, layanan dan perawatan untuk anak-anak dengan bibir sumbing, atau dalam istilah medis disebut celah orofasial, dapat bervariasi bergantung pada tingkat keparahannya, usia, kebutuhan anak, dan ada atau tidaknya sindrom terkait cacat lahir lainnya.
Pembedahan untuk memperbaiki bibir sumbing biasanya terjadi dalam beberapa bulan pertama kehidupan dan direkomendasikan dalam 12 bulan pertama setelah kelahiran.
Pembedahan untuk memperbaiki celah langit-langit dianjurkan dalam 18 bulan pertama kehidupan atau lebih awal jika memungkinkan. Banyak anak memerlukan prosedur pembedahan tambahan seiring bertambahnya usia.
Perbaikan bedah dapat memperbaiki penampilan wajah anak, meningkatkan kulitas pernapasan, pendengaran, serta perkembangan bicara mereka.
Anak-anak yang lahir dengan celah orofasial mungkin memerlukan jenis perawatan dan layanan lain, seperti perawatan gigi atau ortodontik khusus atau terapi wicara.
Dengan pengobatan, sebagian besar anak dengan celah orofasial dapat hidup dengan baik dan hidup sehat. Beberapa anak dengan celah orofasial mungkin memiliki masalah dengan harga diri jika mereka prihatin dengan perbedaan yang terlihat antara mereka dan anak-anak lain. Oleh sebab itu, dukungan orang tua dan keluarga sangat dibutuhkan.
Penulis: Aditya Priyatna Darmawan
Editor: Addi M Idhom