tirto.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana akan merevitalisasi lima taman, diantaranya Taman Puring (Jakarta Selatan), Taman Tugu Tani (Jakarta Pusat), Taman Langsat (Jakarta Selatan), Taman Mataram (Jakarta Selatan), serta Taman Tebet (Jakarta Selatan) yang sebelumnya bernama Taman Honda.
“Untuk anggaran revitalisasi kelima taman itu, kurang lebih sekitar Rp 140 miliar,” kata Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati di Jakarta pada Senin (7/1/2019).
Lebih lanjut, Suzi mengatakan bahwa setiap taman akan memiliki tema yang berbeda, hanya saja Suzi masih belum mau mengungkapkan lebih rinci konsep yang akan diterapkan pada masing-masing taman tersebut. Ia hanya menyebutkan tema untuk setiap taman masih dalam tahap perencanaan.
“Beda-beda [tema] pokoknya. Yang pasti taman itu nantinya dapat memfasilitasi semua lapisan masyarakat, dari usia anak-anak sampai usia lanjut. Termasuk warga dengan kebutuhan khusus,” jelas Suzi.
Menurut Suzi, pengelolaan lahan kelima taman tersebut saat ini sudah dilakukan sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sehingga terkait rencana merevitalisasinya pun perlu alokasi dana dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) DKI Jakarta.
Suzi mencontohkan bahwa untuk revitalisasi Taman Tebet saja, pemprov harus mengalokasikan anggaran sebesar Rp 40 miliar. Sementara itu, upaya revitalisasi ini ternyata seiring dengan pergantian nama taman, setelah tidak lagi memasang nama yang identik atau berafiliasi pada satu produk tertentu.
Suzi juga menegaskan dan meminta agar masyarakat tidak lagi menyebut Taman Honda lantaran taman tersebut memang sudah tidak lagi dirawat oleh PT Astra Honda Motor. Pada 2007 lalu, perseroan tersebut memang sempat melakukan pembangunan di Taman Tebet dengan program CSR (Corporate Social Responsibility).
“Taman Honda itu dulu pernah dibangun sedikit, kemudian dinamakan Taman Honda tapi tidak dipelihara lagi. Sekarang yang memelihara pemerintah provinsi, jadi sayang kalau [perseroan] hanya menempel nama saja. Kecuali dia berminat lagi untuk membangun, merevitalisasi, dan memelihara lagi,” jelas Suzi.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Nur Hidayah Perwitasari