Menuju konten utama

Pemerintah Harap Inflasi Nasional Indonesia Setara dengan Malaysia

Inflasi nasional Indonesia di akhir 2017 sebesar 3,61 persen, sedangkan Malaysia sebesar 3,40 persen.

Pemerintah Harap Inflasi Nasional Indonesia Setara dengan Malaysia
Menko Perekonomian Darmin Nasution. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah.

tirto.id - Pemerintah berharap jarak inflasi nasional Indonesia dengan negara tetangga tidak terlalu jauh. Inflasi nasional Indonesia di akhir 2017 sebesar 3,61 persen, sedangkan di negara tetangga seperti Malaysia 3,40 persen, Filipina 3,30 persen dan Vietnam 2,60 persen.

"Kita ingin inflasi kita tidak jauh dari negara-negara lain, ya negara-negara partner perdagangan kita di dunia internasional," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di kantor Bank Indoenesia pada Senin (22/1/2018).

Kendati demikian, Darmin menyatakan bahwa inflasi Indonesia memperlihatkan tren penurunan. Sehingga, target inflasi pun ditargetkan akan terus menurun, yaitu pada 2017 target inflasi 4 plus minus 1 persen, kemudian 3,5 plus minus 1 persen pada 2018.

"Kita itu kan secara nasional ada target inflasi yang akan dimunculkan di APBN dan target itu selalu antara sekian plus minus 1. Mulai 2020 dia akan menjadi 3 plus minus 1," kata dia.

Saat ditanya mengenai strategi penurunan inflasi di tingkat daerah-daerah, Darmin hanya mengatakan bahwa rapat Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) di awal tahun ini belum menghasilkan keputusan yang signifikan. Ke depannya, kata Darmin, pihaknya akan merencanakan rapat TPIP kembali untuk membahas persoalan inflasi dengan mengundang kepala daerah terkait.

"Kita belum membahas secara detail urusan substansi. Nanti akan ada acara untuk itu, kira-kira bulan Juli. Kita akan mengundang pihak daerah dimana ada acara nasionalnya," ungkapnya.

Untuk diketahui, APBN 2018 telah menetapkan asumsi inflasi sebesar 3,5 persen dan Bank Sentral menargetkan laju inflasi sepanjang 2018 berada pada kisaran 2,5-4,5 persen.

Salah satu unsur yang mempengaruhi inflasi adalah harga bergejolak (volatile price) yang meliputi harga pangan, seperti beras yang saat ini tengah hangat diperbincangkan karena harganya telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) secara bertahap sejak November lalu.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), bobot beras terhadap inflasi cukup tinggi yakni sekitar 3,8 persen. Sedangkan, daging ayam menyumbang inflasi bulanan sebesar 0,7 persen. Lalu cabai merah sebesar 0,6 persen, dan cabai rawit menyumbang 0,5 persen.

Baca juga artikel terkait INFLASI atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto