Menuju konten utama

Pemerintah akan Angkut 1.000 Ton Beras ke Tahuna, Sulawesi Utara

Pemerintah akan menyalurkan ribuan ton beras  ke daerah Terpencil, Tertinggal, Terdepan dan Perbatasan (T3P).

Pemerintah akan Angkut 1.000 Ton Beras ke Tahuna, Sulawesi Utara
Pekerja mengangkut karung berisi stok Rasta/Raskin (beras untuk warga prajahtera) di Gudang Bulog Serang, Banten, beberapa waktu lalu. Pemerintah berencana akan mengangkut 1.000 ton beras ke Pelabuhan Tahuna, Kabupaten Tahuna, Sulawesi Utara demi menambah stok pangan di daerah Terpencil, Tertinggal, Terdepan dan Perbatasan (T3P). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/hp.

tirto.id - Pemerintah akan mengangkut 1.000 ton beras ke Pelabuhan Tahuna, Kabupaten Tahuna, Sulawesi Utara. Beras tersebut nantinya untuk menambah stok pangan di daerah Terpencil, Tertinggal, Terdepan dan Perbatasan (T3P).

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Wisnu Handoko menjelaskan, nantinya ribuan ton beras ini akan diangkut oleh kapal tol laut KM Kendhaga Nusantara I dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

"Saat ini sudah dilakukan proses loading barang di Surabaya dengan menggunakan 50 kontainer dengan berat masing-masing 20 teus dan akan diberangkatkan tanggal 10 April 2019 ke Tahuna yang selanjutnya akan didistribusikan ke pulau-pulau sekitarnya dengan KM. Kendhaga Nusantara I setiba di Bitung," jelas Wisnu di Jakarta, Jumat, (5/4/2019).

Ia menjelaskan, pengangkutan tidak langsung ke Tahuna, namun skemanya kontainer akan dipindahkan di Bitung yang saat ini menjadi pelabuhan penghubung.

Kemudian, barang akan diangkut dengan kapal Tol Laut KM. Kendhaga Nusantara I dengan rute Bitung-Tagulandang-Tahuna-Melanguane-Miangas-Bitung.

Menurutnya, pengangkutan ini merupakan hasil sinergi antara PT Pelni sebagai perusahaan jasa pelayaran nasional dan Perum Bulog sebagai BUMN penyedia kebutuhan pangan.

Saat ini, kata Wisnu, Pelni sendiri sudah melayani Tol Laut dengan rute Tanjung Perak-Makassar-Bitung-Tidore-Morotai-Buli-Maba-Gebe-Tidore-Tanjung Perak dengan kapal KM. Logistik Nusantara 2 dan kapal KM. Logistik Nusantara 3 untuk mengangkut barang-barang kebutuhan pokok dan barang penting.

"Pengangkutan ini akan dilakukan pada 10 April mendatang," jelasnya.

Sebagai informasi, Pemerintah terus mengembangkan konsep Tol laut yang terintregasi dan terkoneksi end to end yang menghubungkan antar wilayah di Indonesia serta dapat menjangkau wilayah T3P.

Untuk keberhasilan konsep tersebut agar bisa diimplementasikan ke wilayah T3P, diperlukan terobosan salah satunya adalah inovasi media pengangkutan yaitu mini kontainer (MiniCont).

Di Surabaya, konsep tol laut sendiri dimulai dengan kapal utama dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dengan kapasitas muatan kontainer sampai dengan 300 teus, berangkat menuju Hub Port seperti Batam, Bitung/Tahuna, Kupang, Saumlaki dan Biak.

Setelah tiba di Hub port, muatan kemudian dipindah ke kapal feeder (KM Kendhaga Nusantara I) dengan kapasitas 100 teus menuju ke pelabuhan pengumpan regional.

Selanjutnya, muatan maksimal 20 box diangkut ke kapal perintis (KM Sabuk Nusantara) menuju pelabuhan pengumpan lokal.

Kapal perintis merupakan kapal kecil dengan bobot 2000 GT sehingga sangat cocok dengan karakteristik MiniCont yang berukuran sekitar 7 feet.

Dan kemudian MiniCont diangkut oleh kapal LCT 50 GT dan Pelra 35 GT untuk dikirim ke pulau-pulau terpencil seperti wilayah Miangas Kakorotan, Sanana, Bovendigul, Membramo dan lain-lain.

Keberhasilan konektivitas end to end program tol laut selain didukung oleh angkutan laut perintis dan Pelra juga perlu didukung oleh angkutan udara perintis, angkutan penyeberangan perintis dan angkutan jalan raya cargo perintis.

Baca juga artikel terkait STOK BERAS atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno