Menuju konten utama

Orang Utan Alami Kebutaan Akibat Diberondong Peluru Senapan Angin

Hope terluka parah dan alami kebutaan karena ditembak 73 peluru senapan angin.

Orang Utan Alami Kebutaan Akibat Diberondong Peluru Senapan Angin
Dokter hewan dan sukarelawan Program Konservasi Orangutan Sumatra (SOCP) merawat orang utan betina yang mereka beri nama 'Hope' setelah melakukan operasi untuk infeksi di beberapa bagian tubuh dan untuk memperbaiki patah tulang, di fasilitas SOCP di Sibolangit, Sumatera Utara, Indonesia. Minggu, 17 Maret 2019, Binsar Bakkara / AP

tirto.id - Seorang induk orang utan di Sumatera mengalami kebutaan setelah diberondong 74 peluru senapan angin. Ancaman terhadap kepunahan spesies orang utan di Sumatera meningkat akibat industri kepala sawit dan kertas yang menyebabkan habitat asli orang utan menyusut.

Associated Press News (AP News) mewartakan, dokter hewan Yenny Saraswati bersama Program Konservasi Orang Utan Sumatera mengatakan, dari hasil x-ray menunjukkan setidaknya ada 74 peluru senapan angin di tubuh orang utan tersebut, termasuk empat di mata kiri dan dua di mata kanan.

Kera besar ini diberi nama Hope oleh penyelamatnya. Selain luka akibat peluru angin, Hope juga memiliki beberapa luka yang diakibatkan benda tajam. Hope juga telah menjalani operasi akibat patah tulang selangka.

Hope yang terluka parah ditemukan bersama bayinya yang berusia satu bulan oleh warga desa di Kabupaten Subulussalam, Aceh. Bayi Hope mengalami gizi buruk, kata Kepala Konservasi Provinsi Aceh, Sapto Aji Prabowo.

Bayi Hope meninggal dalam perjalanan ke sebuah klinik di Kabupaten Sibolangit, Sumatera Utara.

"Semoga Hope dapat melewati masa kritis ini, tetapi dia tidak dapat dilepaskan ke alam lagi," ujar Yenny.

Saat ini hanya tujuh peluru yang telah diangkat dari tubuh Hope, sebab dokter memprioritaskan penanganan pada patah tulang selangka dan risiko infeksi yang bisa terjadi.

Program konservasi orang utan mengatakan penggunaan senapan angin untuk menembak dan membunuh satwa liar, termasuk orang utan, adalah masalah utama di Indonesia.

Dikatakan, dalam 10 tahun terakhir, mereka telah merawat lebih dari 15 orang utan dengan total setidaknya 500 peluru angin di tubuhnya.

Tahun lalu, orang utan di Kalimantan meninggal setelah ditembak dengan senapan angin sebanyak 130 kali. Orang utan itu merupakan yang kedua dibunuh pada tahun itu.

Sebuah studi pada 2018 tentang orang utan Kalimantan memperkirakan jumlah mereka menyusut lebih dari 100 ribu sejak 1999, ketika industri minyak sawit dan kertas membuat habitat orang utan berkurang dan manusia mulai mengganggu orang utan.

Hanya sekitar 13.400 orang utan Sumatera yang tersisa di alam liar. Spesies ini terdaftar sebagai hewan yang terancam punah oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN).

Baca juga artikel terkait ORANG UTAN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH