Menuju konten utama

OJK Sebut Bank Muamalat Masih Cari Investor Baru

Bank Muamalat masih mencari investor baru untuk memberikan suntikan dana. OJK menyebut, calon investor baru harus bersepakat dengan investor lama bank syariah ini.

OJK Sebut Bank Muamalat Masih Cari Investor Baru
Bank Muamalat. FOTO/ANTARA NEWS

tirto.id - Nasib Bank Muamalat untuk mendapatkan investor baru belum menemui titik terang. Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana, Bank Muamalat kini masih dalam proses mencari investor baru.

Heru menyebutkan investor yang tertarik untuk memperkuat permodalan Bank Muamalat harus melakukan pembicaraan terlebih dahulu dengan pemilik lama bank. “Kalau ada (investor) yang minat, bicara dulu. Bank memfasilitasi investor untuk ketemu dengan pemilik lama,” kata Heru di kantor OJK, Jakarta pada Kamis (29/3/2018).

Porsi kepemilikan Bank Muamalat paling besar dipegang oleh Islamic Development Bank dengan persentase sebesar 32,74 persen. Sementara pemegang saham Bank Muamalat lainnya adalah Bank Boubyan, Atwill Holdings Limited, National Bank of Kuwait, dan BMF Holdings Limited.

Heru menekankan perlu adanya kesepakatan harga yang tercapai lebih dulu antara pemilik lama dengan investor baru. Setelah cocok, barulah mereka melapor ke OJK.

Oleh karena belum adanya kesepakatan yang muncul, Heru pun enggan berkomentar lebih rinci mengenai pencarian investor baru untuk Bank Muamalat ini. “Sebelum mereka sepakat, saya tidak mau mendahului. Intinya saya tidak ingin mendahului kesepakatan,” ucap Heru.

Lebih lanjut, Heru menekankan bahwa OJK tidak bisa memaksakan Bank Muamalat untuk sepakat dengan investor baru. “Kalau harganya tidak cocok, masak kita harus paksa,” ujarnya.

Nasib Bank Muamalat memang belum menemui kejelasan setelah PT Minna Padi Investama Tbk batal mengakuisisi saham mayoritas. Dengan demikian Bank Muamalat masih harus berupaya untuk melakukan right issue dengan target perolehan dana hingga Rp4,5 triliun.

Masih dalam kesempatan yang sama, Heru juga sempat menanggapi soal aksi korporasi lain, yakni rencana The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd (MUFG) untuk mengakuisisi 73,8 persen saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Sama halnya seperti Bank Muamalat, Heru menyebutkan bahwa proses akuisisi masih terus berjalan.

Sampai dengan saat ini, Heru mengatakan MUFG belum secara resmi melaporkan hasil akuisisi. Namun Heru menyebutkan bahwa pihak direksi terus menginformasikan perkembangan proses akuisisi dari waktu ke waktu.

“Apakah mereka bisa mengakuisisi saham lebih dari 40 persen? Bisa, tapi ada beberapa persyaratan dari kita,” ungkap Heru.

Salah satu persyaratannya ialah dengan meleburkan Bank Danamon dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BNP) yang telah dikendalikan MUFG.

Merger antara kedua bank tersebut memungkinkan MUFG dalam menguasai mayoritas saham Bank Danamon tanpa melanggar aturan kepemilikan perbankan (Single Presence Policy/SPP). “Aturannya memang begitu. Itu bisa buat bank jadi lebih kuat dan besar,” kata Heru lagi.

Baca juga artikel terkait BANK MUAMALAT atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Agung DH