tirto.id - Napoli resmi menyandang gelar juara Coppa Italia 2019/2020 setelah mengalahkan Juventus melalui drama adu penalti 4-2 dalam laga final di Stadion Olimpico, Roma, pada Kamis (18/6/2020). Ini adalah gelar Piala Italia keenam bagi Partenopei sepanjang sejarah.
Jika melihat statistik final Coppa Italia 2020, berdasarkan data Whoscored, Juventus tampil dominan dalam penguasaan bola dengan 53,6 persen ball possessions. Akan tetapi, Napoli lebih berbahaya saat melakukan serangan. Selain itu, pasukan Gennaro Gattuso memiliki jumlah peluang matang lebih banyak.
Total dengan 46,4% penguasaan bola, Napoli melepaskan 15 tembakan yang 7 di antaranya mengarah tepat ke gawang. Juventus sendiri hanya mampu membuat 3 tendangan tepat sasaran dari 13 percobaan.
Di sisi lain, dalam waktu normal, Juventus bergantung pada kelihaian kiper veteran mereka, Gianluigi Buffon. Penjaga gawang asal Italia itu melakukan 7 kali penyelamatan. Ia mendapatkan gelar man of the match oleh Whoscored dengan nilai 7,70.
Di babak adu penalti, hanya dua eksekutor Juventus yang sukses, yaitu Leonardo Bonnuci dan Aaron Ramsey. Sementara itu, tembakan Paulo Dybala diamankan kiper Napoli, Alex Meret. Aksi Danilo malah lebih tinggi dari mistar.
Ini kontras dengan Napoli, yang semua algojo penaltinya sukses menaklukkan Buffon, mulai dari Lorenzo Insigne, Matteo Politano, Nikola Maksimovic, dan Arkadiusz Milik.
Data-Fakta Final Coppa Italia 2020
Final Coppa Italia 2020 adalah final Piala Italia pertama yang ditentukan lewat adu penalti sejak 2009 silam, kala Lazio menundukkan Sampdoria.
Ini merupakan kemenangan kedua Partenopei atas Juventus dalam dua percobaan di final Coppa Italia. Sebelumnya, Napoli menundukkan Bianconeri di final Coppa Italia 2012 dengan skor 2-0.
Selain itu, ini menjadi gelar Piala Italia keenam sepanjang sejarah Napoli. Setengahnya didapat klub yang bermarkas di Stadion San Paolo ini dalam delapan tahun terakhir. Selain pada 2020, gelar Coppa Italia didapatkan Napoli pada 2012 dan 2014.
Gelar keenam ini menempatkan Napoli sebagai tim tersukses kelima di kompetisi Coppa Italia setelah Juventus (13 gelar), AS Roma (9), Lazio (7), Inter Milan (7). Napoli kini sejajar dengan Fiorentina yang sama-sama punya 6 trofi.
Coppa Italia 2020 Gelar Pertama Gattuso
Gelar Coppa Italia 2020 ini adalah gelar mayor pertama bagi Gennaro Gattuso sebagai seorang pelatih. Saat melatih Sion (Swiss), Palermo, OFI Crete (Yunani), Pisa, hingga Milan sampai akhir musim lalu, mantan gelandang Glasgow Rangers itu tidak meraih gelar apa pun.
Gattuso sendiri menggantikan Carlo Ancelotti pada Desember 2019. Gelar ini terasa emosional bagi juru taktik berusia 42 tahun yang baru saja kehilangan adiknya karena sakit parah.
"Kehidupan dan khususnya sepak bola telah memberi saya jauh lebih banyak daripada yang saya berikan padanya. Itu membuat saya seorang pria. Dalam hidup, Anda selalu memikirkan orang tua dan keluarga Anda terlebih dahulu, jadi tentu saja apa yang terjadi sulit diterima," kata Gattuso seusai laga.
“Siapa pun yang melakukan pekerjaan ini harus menghormatinya, karena kami beruntung. Inilah sebabnya saya marah ketika saya tidak melihat gairah, karena saya tidak menyesal tentang karir saya dan itulah yang saya ingin para pemain katakan juga. Saya percaya pada Dewa Sepak Bola, ketika Anda melakukannya dengan benar, Anda menuai apa yang Anda tabur dan itu kembali kepada Anda,” tandasnya.
Sementara itu, rekor buruk didapat bintang andalan Juventus, Cristiano Ronaldo. Untuk pertama kali dalam karier profesionalnya, Cristiano kalah dalam dua final beruntun. Desember 2019 silam, Juventus kalah di Supercoppa Italiana kontra Lazio.
Selain itu, kekalahan ini membuat pelatih Juventus, Maurizio Sarri gagal merengkuh trofi domestik perdananya. Sarri mengaku performa para pemainnya, termasuk Cristiano, masih tumpul sejak hampir tiga bulan tidak bermain secara kompetitif.
"Dia [Cristiano] dalam kondisi yang sama dengan yang lain, seperti Paulo Dybala dan Douglas Costa, dia kurang memiliki ketajaman untuk melakukan apa yang terbaik untuknya," beber Sarri setelah pertandingan.
“Saya tidak banyak bicara kepada para pemain setelah pertandingan. Saya marah dan kecewa sama seperti mereka, jadi pada saat-saat ini yang terbaik adalah tetap diam. Kami akan berbicara lebih baik besok pagi," tandasnya.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Fitra Firdaus