tirto.id - Seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun ditangkap karena telah melakukan penembakan yang membuat dua orang tewas dan lima lainnya terluka di sebuah pusat perbelanjaan mewah, Siam Paragon di pusat kota Bangkok, Thailand pada Selasa petang, 3 Oktober 2023.
Menurut keterangan kepolisian Thailand, dua korban tewas tersebut bersal dari Cina dan Myanmar. Sementara, lima orang korban lainnya yang mengalami luka-luka meliputi: satu warga negara Laos, satu warga negara Cina, dan tiga warga negara Thailand.
BBC mewartakan, pada saat kejadian, rekaman kamera pengawas menunjukkan para pengunjung di dalam mal Siam Paragon berlarian menuju pintu keluar setelah mereka mendengar beberapa kali suara tembakan.
Kurang dari satu jam setelah mendapatkan laporan peristiwa penembakan, polisi tiba di tempat kejadian pada pukul 17.10 waktu setempat dan berhasil melucuti senjata pelaku. Tersangka remaja tersebut lalu ditangkap dan dibawa ke kantor polisi Pathumwan.
Motif Penembakan di Siam Paragon
Kepala polisi nasional Torsak Sukvimol mengatakan bahwa tersangka penembak berusia yang masih berusia 14 tahun itu sedang menerima perawatan kejiwaan, tetapi melewatkan obat yang diresepkan pada hari kejadian itu.
"Kami telah berbicara dengan orang tuanya," kata Torsak dikutip Reuters.
"Tersangka mengatakan bahwa seseorang menyuruhnya untuk menembak orang lain," kata Torsak.
"Dia [tersangka] tidak dapat memberikan penjelasan yang koheren kepada polisi tentang apa yang terjadi. Dia hanya mengatakan bahwa dia mengalami halusinasi," ujar Torsak dikutip Thai PBS World.
AP News melaporkan, pihak kepolisian masih mendalami dan belum mengetahui dari mana pelaku mendapatkan pistol yang dia gunakan untuk melakukan penembakan itu.
Profil Pelaku Penembakan Siam Paragon
Tidak banyak yang diketahui menngenai profil pelaku penembakan di Siam Paragon pada Selasa lalu. Pihak kepolisian juga tidak merilis nama lengkap dari pelaku.
Namun, satu hal yang pasti pelaku adalah seorang pelajar yang bersekolah di sebuah sekolah bernama The Essence yang dekat dengan mal dan memiliki catatan pernah menjalani perawatan untuk kondisi kesehatan mental di rumah sakit Rajvithi.
Kepala sekolah The Essence, menulis surat kepada para orang tua murid yang mengonfirmasi bahwa tersangka adalah seorang muridnya dan mengatakan bahwa sekolah tersebut akan bekerja sama dengan polisi.
Pelaku ditangkap oleh sekelompok polisi di lantai tiga pusat perbelanjaan tersebut. Sebuah klip video menunjukkan empat polisi mendekati tersangka yang tidak menunjukkan tanda-tanda melakukan perlawanan.
Dia terlihat berlutut dengan tangan terangkat di atas kepala saat dua polisi menangkapnya dan memaksanya untuk tiarap.
Penembakan massal di Thailand jarang terjadi, meskipun tingkat kepemilikan senjata api relatif tinggi untuk wilayah tersebut.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra