tirto.id - Pelatih Timnas Inggris Gareth Southgate, mengingatkan anak asuhnya untuk tidak terpancing oleh pendukung tuan rumah, dalam laga Montenegro vs Inggris, di Stadion Podgorica, pada Selasa (26/3/2019), pukul 02.45 WIB.
Hal ini dilakukan Southgate, mengingat pemainnya yang masih berusia muda, sehingga belum cukup pengalaman untuk menangani situasi-situasi non-teknis pada laga kualifikasi Piala Eropa 2020 nanti.
Menurut laporan TheGuardian, Gareth Southgate bahkan meminta Kyle Walker, satu-satunya pemain yang pernah bertandang ke Montenegro pada 2013 silam, untuk memberi masukan kepada rekan-rekannya. Dengan demikian juru taktik berusia 48 tahun itu berharap, anak asuhnya dapat menunjukkan kedewasaannya dalam menghadapi tekanan dari luar lapangan.
"Kyle berbicara sedikit tentang pengalaman untuk membantu para pemain mempersiapkan apa yang akan terjadi, sehingga itu tidak mengejutkan [bagi mereka]. Saya berharap semua pemain, bahkan yang lebih muda, untuk menunjukkan kepemimpinan dengan cara mereka sendiri,” kata Sothgate, dikutip Guardian.
Kekhawatiran Southgate bukan tanpa alasan, sebab dua kunjungan Timnas Inggris ke Montenegro, selalu diwarnai insiden-insiden yang kurang menyenangkan. Pada tahun 2011, saat Inggris berkunjung pertama kali ke Stadion Podgorica, di kualifikasi Euro 2012, Wayne Roney, harus diusir keluar lapangan, setelah melakukan gerakan susulan, setelah dilanggar oleh pemain Montenegro.
Emosi mantan pemain Manchester United itu, tidak hanya timbul dari permainan keras tuan rumah, tetapi juga karena lemparan-lemparan dan teriakan dari pinggir lapangan yang berasal dari penonton. Inggris pun harus puas bermain imbang 2-2 setelah menuntaskan laga dengan 10 pemain.
Dua tahun berselang, Gareth Southgate, turut menjadi saksi tindakan suporter Montenegro, melempar korek api, pena, dan botol kepada Joe Hart, yang menjadi penjaga gawang Inggris kala itu. Bahkan, Ashley Cole, sempat emosi saat dirinya diludahi ketika melakukan lemparan ke dalam di laga yang berkesudahan 1-1.
“Menjaga ketenangan adalah sesuatu yang sering kita bicarakan. [penyebab] Kegagalan kami dalam turnamen besar, sering kali adalah kurangnya disiplin dalam pertandingan. Itu yang diharapkan dari tim ini sekarang [saat bertandang ke Montenegro].
Mereka harus merespons dengan cara yang benar [provokasi dari lawan], tetap tenang di saat-saat menegangkan. Kami harus memastikan mental dan disiplin kami benar dan kami fokus [pada pertandingan]," tambah Gareth Southgate.
“Ini akan menjadi [pertandingan yang] intens, dukungan [dan provokasi] suporter tuan rumah akan memacu semangat mereka. Tapi, saya tidak ragu [memilih pemain muda]. Ini adalah bagian dari pendidikan mereka. Untuk menjadi tim besar, kami harus beradaptasi dengan setiap lingkungan. Satu-satunya cara mereka dapat belajar dan meningkatkan [kualitas mental] adalah melalui pengalaman-pengalaman seperti ini," tandas Southgate.
Inggris sendiri diprediksi akan menurunkan banyak pemain muda di laga kontra Montenegro. Raheem Sterling dan Jadon Sancho, atau bahkan Callum Hudson-Odoi, akan mengisi pos serangan, sementara Ross Barkley dan Declan Rice, bisa menjadi pilihan di lini tengah.
Jordan Pickford, yang masih berusia 25 tahun akan menjadi pilihan utama di bawah mistar, serta Michael Keane, dan Ben Chilwell, akan mengisi pos di lini belakang. Dengan kondisi skuad yang banyak diisi pemain muda, faktor non-teknis diprediksi akan banyak memengaruhi performa The Three Lions, dalam upaya meraih poin sempurna di 2 laga perdana kualifikasi Euro 2020.
Editor: Agung DH