Menuju konten utama

Mitos dan Fakta Donor Darah Serta Pengaruhnya untuk Kesehatan

Terlalu sering donor darah dapat mempengaruhi kesehatan, benarkah demikian?

Mitos dan Fakta Donor Darah Serta Pengaruhnya untuk Kesehatan
Petugas Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh Utara menunjukkan kantong berisi darah dari pendonor saat berlangsung donor darah di Lhokseumawe, Aceh, Kamis (26/7/2018). ANTARA FOTO/Rahmad

tirto.id - Emma Hammett, mantan perawat di rumah sakit St Thomas yang kini menjadi First Aid Trainer, pernah menulis tentang mitos-mitos terkait donor darah yang memicu masyarakat enggan menyumbang darahnya sehingga palang merah mengalami keterbatasan stok.

Mitos-mitos yang beredar tersebut di antaranya adalah orang yang bertato hingga vegetarian, yang dianggap tidak boleh mendonorkan darahnya. Selain itu, beredar juga mitos seringnya melakukan donor darah dapat mempengaruhi kesehatan.

Namun, benarkah demikian?

Mitos-mitos Donor Darah

Emma menulis sejumlah mitos-mitos yang dipercaya oleh masyarakat, berikut beberapa di antaranya:

1. Mitos akan terinfeksi HIV atau penyakit lainnya jika mendonorkan darah.

Faktanya, ada prosedur yang jelas setiap pengambilan darah. Sterilitas menjadi hal yang paling utama, setiap pendonor menggunakan jarum yang baru dan setelah itu dibuang dengan benar. Penggunaan peralatan dan teknik steril yang dilakukan petugas membatasi kemungkinan infeksi.

2. Saat sedang minum obat berarti tidak bisa menjadi pendonor.

Faktanya, hal tersebut tergantung dari obat apa yang sedang dikonsumsi. Anda cukup memberitahu tentang obat apa saja yang sedang Anda minum sebelum menyumbangkan darah.

3. Menjadi vegetarian berarti tidak memiliki cukup zat besi untuk disumbangkan.

Faktanya, vegetarian tetap dapat menyumbangkan darah. Zat besi yang dibutuhkan tetap ada karena diambil dari tubuh. Setelah melakukan donor darah, para vegetarian bisa melakukan diet seimbang dan ini biasanya memakan waktu sekira satu bulan atau lebih.

4. Wanita hamil bisa memberikan darah.

Faktanya, wanita yang hamil atau mereka yang menerima transfusi darah selama kehamilan atau persalinan tidak dapat menyumbangkan darah.

5. Anda tidak dapat memberikan darah jika sedang menstruasi.

Faktanya, Anda tetap bisa melakukannya. Namun jika saat menstruasi Anda mengalami periode yang berat seperti kurang darah atau pusing, lebih baik menunggu sampai selesai. Hal ini untuk memastikan bahwa Anda tidak menderita penurunan kadar zat besi yang membuat Anda merasa tidak sehat dalam jangka pendek.

6. Anda tidak bisa mendonor darah jika memiliki tato atau piercing.

Faktanya, Anda tetap bisa menyumbangkan darah. Namun, jika Anda baru saja membuat tato atau piercing, Anda harus menunggu selama kurang lebih empat bulan sebelum melakukan donor darah. Hal tersebut telah menjadi pedoman pendonoran darah di United Kingdom.

7. Anda hanya dapat menyumbangkan darah setahun sekali.

Faktanya, pria dapat menyumbang darah maksimal empat kali setahun, sedangkan wanita tiga kali setahun. Disarankan ada jarak tiga bulan agar tubuh dapat meningkatkan jumlah hemoglobin hingga di tingkat normal.

8. Orang tua tidak bisa menyumbangkan darah.

Faktanya, siapapun hingga usia 60 tahun yang masih bugar dan sehat dapat memberikan darah.

Manfaat Donor Darah Bagi Kesehatan

Menyumbangkan satu unit darah selain dapat membantu menyelamatkan nyawa, juga dapat memberi manfaat kesehatan bagi para donor.

Menurut South African National Blood Service (SANBS), menyumbangkan darah telah terbukti menurunkan kadar zat besi di tubuh donor setiap kali mereka menyumbang, sehingga mengurangi risiko kanker, jantung dan penyakit lainnya.

"Donor darah rutin mengurangi risiko kekentalan darah, yang merupakan ketebalan atau kelengketan darah seseorang dan kemampuan darah mengalir melalui pembuluh darah, yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke," kata Silungile Mlambo, juru bicara SANBS.

Selain itu, Palang Merah Indonesia (PMI) juga menyatakan saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung.

Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke.

Masih dari sumber yang sama, menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah "rambu peringatan" yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri.

Baca juga artikel terkait DONOR DARAH atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani