tirto.id - Juventus belum sekali pun mengalahkan Atletico Madrid di ajang Liga Champions. Tiga kali bertemu, Si Nyonya Tua sekali imbang dan menelan dua kekalahan. Dari pertemuan itu, Juventus bahkan belum pernah mencetak gol. 31 kali melepaskan tembakan, namun tak ada yang menggetarkan gawang.
Pada sisi lain, sejak dilatih Diego Simeone, Atletico Madrid belum pernah dikalahkan klub Italia di ajang Liga Champions. Dari tujuh laga, lima kali mereka menang dan dua kali imbang. Dalam periode itu mereka juga baru sekali kemasukan gol oleh klub asal Italia, tepatnya saat menang 4-1 atas AC Milan di Liga Champions, Maret 2014.
Dua catatan di atas cukup menggambarkan betapa berat misi Juventus dalam pertandingan leg kedua 16 besar Liga Champions, Rabu (13/2/2019) dini hari nanti, padahal skuat asuhan Massimiliano Allegri butuh menang dengan jarak minimal tiga gol lantaran kalah 2-0 pada leg pertama.
Melebihi Juventus sebagai sebuah tim, pelatih Massimiliano Allegri dapat tekanan berat secara pribadi. Jurnalis olahraga senior asal Italia, Augusto De Bartolo yakin kalau menjuarai Liga Champions adalah satu-satunya syarat yang bisa menyelamatkan kariernya di Alianz Stadium.
"Sudah pasti, meski berhasil meraih empat Serie A beruntun, tanpa pernah memenangkan Liga Champions nasib Allegri bakal berakhir tragis," kata De Bartolo seperti dilansir SkySports.
Namun, De Bartolo tidak melulu berpikir negatif. Dia percaya Juventus masih punya peluang. Alasannya, musim lalu Si Nyonya Tua pernah membalik prediksi dengan menaklukkan Tottenham Hotspur yang sempat diunggulkan pada babak 16 besar.
"Juventus adalah tim hebat yang telah menunjukkan mereka bisa melakukan segalanya," kata De Bartolo.
Tak Perlu Hati-hati
Masalahnya, untuk mewujudkan hal itu tidak mudah. Juventus, atau lebih tepatnya Allegri perlu melakukan hal penting: menanggalkan idealisme.
Pada leg pertama lalu, kekalahan Juventus dari Atletico tidak lepas dari konservatisme Allegri. Dua fullback yang tampil kala itu, terutama Mattia De Sciglio, diberi instruksi untuk tidak banyak naik membantu serangan. Padahal, sisi lapangan adalah titik yang bisa dimaksimalkan Allegri untuk menggempur Atletico.
Kesalahan taktik seperti ini tidak dapat diulang andai Juventus ingin lolos, apalagi pada laga nanti, Atletico akan dipastikan limbung karena kehilangan salah satu bek sayap terbaiknya, Felipe Luis. Pemain asal Brasil yang menuntaskan 29 operan pada duel leg pertama itu menepi lantaran cedera.
Bahkan pelapis Luis, Lucas Hernandez juga bakal absen lantaran masalah yang sama. Diego Simeone hampir pasti memainkan Juanfran di sisi kiri. Ini bisa dimanfaatkan Allegri lantaran Juanfran bukan pemain yang berposisi ideal di kiri pertahanan.
Itu baru dasar pertama. Alasan kedua mengapa Allegri perlu membawa Juventus tampil "ugal-ugalan" adalah kondisi lini depan Atletico Madrid. Tim tamu dipastikan tampil tanpa Diego Costa yang terkena akumulasi kartu.
Dengan situasi tersebut, Atletico tidak akan lagi banyak mengandalkan long ball untuk melancarkan serangan balik. Maka, Juve agaknya tak perlu khawatir terhadap kans serangan cepat. Mereka cukup fokus untuk menyerang dan membikin gol sebanyak-banyaknya.
PR kemudian berpindah tangan ke para penyerang Si Nyonya Tua. Cristiano Ronaldo, Mario Mandzukic, dan Blaise Matuidi yang diistirahatkan total pada laga Serie A akhir pekan lalu wajib tampil garang. Ketiganya juga masih akan dibantu Paulo Dybala dan Miralem Pjanic yang dipastikan tak kalah bugar. Pjanic juga tak tampil di laga Serie A terakhir karena akumulasi, sementara Dybala cuma jadi cadangan.
Andai para penyerangnya buntu, Allegri masih punya jurus rahasia dalam sosok Moise Kean. Striker berusia 19 tahun itu memang punya kans tampil kecil, tapi pencapaian dwigol pada laga Udinese akhir pekan kemarin bisa jadi modal berharga andai sewaktu-waktu Kean dibutuhkan.
Pada wawancara eksklusif di laman resmi klub, Ronaldo cukup optimistis. Dia yakin nasib Juventus masih bisa diperjuangkan.
"Masih mungkin [lolos], tapi kami perlu bantuan suporter, karena kami akan menuntaskan pekerjaan kami, sehingga kami butuh itu. Kami siap untuk membalikkan keadaan," tegasnya.
Dilema Simeone
Diego Simeone, pelatih Atletico Madrid, juga tahu persis kalau Juventus belum bisa sepenuhnya dianggap kalah.
"Tahun lalu mereka menyingkirkan Spurs ketika semua orang bertaruh riwayat Juventus sudah habis. Hal serupa juga nyaris terjadi saat mereka hampir mengejar ketertinggalan agregat tiga gol dari Real Madrid [8 besar musim lalu]," ungkap Simeone.
"Jadi, kami tidak bisa langsung berkata mereka tersingkir. Saat ini, kami hanya punya sedikit keuntungan," lanjutnya.
Simeone sedang ketar-ketir. Selain tidak dapat memainkan Lucas Hernandez, Filipe Luis, dan Diego Costa, juru taktik asal Argentina itu juga bimbang apakah bakal memainkan Diego Godin.
Bek asal Uruguay itu memang tampil apik dan menyumbang satu gol pada leg pertama, tapi saat ini dalam kondisi tidak bugar. Andai main, bukan tidak mungkin Godin malah gagal menampilkan permainan terbaiknya.
Belum cukup di situ, gelandang Thomas Partey juga dipastikan absen lantaran akumulasi. Hilangnya mutiara asal Ghana itu bakal jadi PR tak kalah berat. Ini mengingat betapa vitalnya peran Partey di leg pertama. Meski tak tampil penuh, saat itu dia jadi sosok penting yang berkali-kali mampu menutup ruang umpan Miralem Pjanic.
Guna menutup lubang yang ditinggalkan Partey, Simeone kemungkinan besar menggeser Saul Niguez lebih ke tengah, kemudian mempercayakan sektor sayap kepada Angel Correa. Namun, bisa keputusan ini tidak menjamin masalah teratasi karena Saul bukan pemain yang punya spesifikasi dan postur seperti Partey.
Simeone mengamini itu. Namun, dia tetap yakin bisa menahan Juventus apabila pemainnya tidak mengambil keputusan-keputusan gegabah.
"Ketenangan dan kerendahan hati adalah kunci agar bisa memainkan pertandingan yang baik besok," tandasnya.
Editor: Mufti Sholih