tirto.id - Gunung Merapi kembali meletus pada Kamis (24/5/2018) pukul 02:56 WIB. Berdasarkan keterangan pers, dari BPPTKG letusan pada Kamis dini hari amplitudo maksimum mencapai 60 mm, tinggi kolom 6000 meter arah condong ke barat dengan durasi selama 4 menit.
"Terdengar suara gemuruh dari semua Pos Pengamatan Gunung Merapi," demikian keterangan dari BPPTKG.
03.21 Letusan #merapi pk.2.56 wib amak.60 mm, tinggi kolom 6000m.arah barat selama 4 menit dan terdengar dari semua pos pengamatan.#statuswaspadapic.twitter.com/4AKV6GtuRc
— BPPTKG (@BPPTKG) May 23, 2018
Letusan yang terjadi pada Kamis dini hari merupakan yang ketujuh kali dalam periode 21-24 Mei 2018. Tiga letusan freatik terjadi pada Senin (21/5). Kejadian ini yang melatarbelakangi BPPTKG menaikkan status Merapi dari level "normal" menjadi "waspada" pada pukul 23:00 WIB. BPPTKG mengimbau, masyakat untuk menjauhi radius 3 km dari puncak Merapi.
Selang beberapa jam setelah dinaikkan statusnya menjadi waspada, Merapi kembali meletus freatik pada Selasa (22/5) dini hari. Letusan kembali terulang pada Rabu (23/5) pukul 03.31 WIB. Pada Rabu siang kembali terjadi letusan pukul 13.49 WIB dengan durasi 2 menit.
Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso dalam pernyataan kepada media pada Rabu kemarin menyampaikan bahwa perilaku Gunung Merapi saat ini mirip pascaerupsi 1872 dan 1930. Sebab, Merapi mengeluarkan banyak letusan freatik dalam waktu berdekatan.
"Kondisi saat ini mirip dengan pascaletusan besar 1872 dan letusan besar sekitar 1930. Terakhir, Gunung Merapi mengalami letusan besar pada 2010," kata Agus di Yogyakarta.
Meski begitu, BPBD mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap tenang, selalu waspada dalam beraktivitas.
“Gunakan masker dan kaca mata untuk antisipasi jika beraktivitas di luar ruangan,” kata BPBD menegaskan.
Bagi para pendaki Gunung Merapi, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) sementara waktu ini menutup seluruh kegiatan pendakian.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak mempercayai dan tidak ikut menyebarluaskan berita hoaks soal letusan Gunung Merapi yang dapat meresahkan.
Editor: Agung DH