Menuju konten utama

Mentan Bongkar Penyebab Indonesia Kekurangan Pupuk

Mentan SYL mengatakan, sebenarnya Indonesia tidak mengalami kelangkaan pupuk melainkan keterbatasan keuangan negara dalam penyediaan pupuk.

Mentan Bongkar Penyebab Indonesia Kekurangan Pupuk
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) didampingi Pj Gubernur Banten Al Muktabar (kiri) mengoperasikan mesin pemanen padi saat melakukan kunjungan kerja di Kampung Sujung, Tirtayasa, Serang, Banten, Rabu (8/2/2023). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/tom.

tirto.id - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) membongkar penyebab kelangkaan pupuk di Indonesia. Dia menegaskan, sebenarnya Indonesia tidak mengalami kelangkaan pupuk melainkan keterbatasan keuangan negara dalam penyediaan pupuk terutama pupuk subsidi. Kini, pemerintah berupaya menyelesaikan masalah pupuk dengan pendataan berdasarkan alamat dan nama.

"Pupuk yang dibutuhkan oleh orang Indonesia yang ada dalam data kita ada 24 juta ton, kemampuan dengan keuangan negara hanya ada selama ini 8 juta ton. Jadi bukan kelangkaan memang kita memiliki keterbatasan. Oleh karena itu pupuk tidak boleh salah, kita mencoba mendorong ke masyarakat by name by address," kata Syahrul di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/5/2023).

Pria yang karib disapa SYL ini mengatakan, pemerintah mulai menggunakan konsep digitalisasi. Hal ini juga membuat pemerintah berupaya memperbaiki data lapangan maupun operasional lapangan pertanian.

"Semua dibawa dengan digital sekarang berjalan terkontrol dan sekarang bahkan kita menggunakan biometrik siapa yang terima pupuk, Walaupun memang pengendalian langsung dari pusat," kata SYL.

SYL mengakui bahwa pelaksanaan digital sulit. Oleh karena itu, mereka sebagai bagian pemerintah pusat menyalurkan ke provinsi dan kabupaten yang selanjutnya menyalurkan lagi ke masyarakat.

Hal ini akan memudahkan pemerintah mengetahui pihak yang bertanggung jawab. Ia pun mengaku perbaikan sudah berjalan dalam dua tahun terakhir.

"Ini sebenarnya dalam 2 tahun ini terjadi perbaikan-perbaikan yang ada bahwa memang di mana-mana kalau ketemu orang ngeluh pupuk, karena orang membutuhkan pupuk. Dari 69 jenis komoditas dari pupuk, yang 8 juta itu. harga pupuk itu natrium dan lain lainya itu impor dari luar dan harganya 3 kali lipat dan itu kesulitan yang ada," kata SYL.

SYL mengatakan, permasalahan pupuk tidak hanya di Indonesia, melainkan di seluruh dunia. Pemerintah akhirnya mengambil kebijakan untuk membiayai pupuk untuk pangan dasar.

"Pupuk tidak hanya bersoal di Indonesia bahkan diseluruh dunia bahkan Amerika, oleh karena itu kita ambil kebijakan hanya fasilitasi pangan dasar saja dengan harapan yang mendapatkan pupuk utama pada lahan-lahan dua hektar ke bawah lebih khusus di Jawa yang kecil-kecil," tutur SYL.

Pemerintah berharap strategi tersebut bisa memberikan hasil maksimal. Ia menyebut Indonesia saat ini manja dalam masalah pupuk.

"Kita berharap bisa maksimal hasilnya, dan kita tidak berharap yang menerima pupuk kurang dari 8 juta dengan uang yang ada itu. Nah selama ini kita terlalu manja dengan pupuk kimia sudah puluhan tahun karena tentu pupuk kimia itu industri kimia langsung yang selama ini ada di BUMN, uangnya tidak ada di Kementan tetapi kita hanya dalam perencanaan saja," kata SYL.

"Tetapi kita sudah menyatu sekarang dalam aplikasi yang sudah disiapkan dan semua harus terkontrol dengan digitalisasi dan prosesnya baik dan respon kita juga sudah dapat baik dan tidak ada data bias dari mulai Lini 1 industri Lini 2, di provinsi Lini 3, di Kabupaten Lini 4, di distributor itu sudah dalam kontrol semua kita berharap ini semua bisa," tutur SYL.

Baca juga artikel terkait PUPUK SUBSIDI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Anggun P Situmorang