tirto.id - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengingatkan seluruh peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) jangan sampai mengosongkan jawaban karena dalam penilaian tahun ini tidak lagi memakai sistem poin negatif (minus satu).
"Kami tegaskan tahun ini sangat beda dengan tahun lalu. Jangan ada soal yang tidak dijawab karena takut salah dan dapat nilai minus satu," kata Nasir di Singaraja, Bali, Selasa (8/5/2018) sebagaimana dilansir Antara.
Menristekdikti menjelaskan, sebelumnya sistem penilaian yang digunakan apabila jawaban benar dapat nilai empat, kalau jawaban salah mendapat minus satu dan kalau tidak menjawab dapat nol.
"Ini tidak adil, kalau minus satu itu merugikan anak-anak kita. Saya minta diubah sistem penilaiannya," kata Nasir usai meninjau pelaksanaan SBMPTN di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha).
Panitia melakukan simulasi sehingga keluar Teori Response Butir. Jawaban yang benar diberi nilai satu jika jawaban salah mendapat nol dan jika tidak menjawab juga mendapat nol.
"Jangan ada soal yang tidak dijawab karena takut minus satu karena teori probabilitasnya 50 persen bisa benar atau salah," tambah dia.
Metode penilaian oleh Panitia Pusat dilakukan melalui 3 tahap, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Tahap I, seluruh jawaban peserta SBMPTN 2018 akan diproses dengan memberi skor 1 (satu) pada setiap jawaban yang benar, dan skor 0 (nol) untuk setiap jawaban yang salah atau tidak dijawab/kosong.
- Tahap II, dengan menggunakan pendekatan Teori Response Butir (Item Response Theory) maka setiap soal akan dianalisis karakteristiknya, di antaranya adalah tingkat kesulitan relatifnya terhadap soal yang lain, dengan mendasarkan pada pola respons jawaban seluruh peserta tes tahun 2018. Dengan menggunakan model matematika, maka akan dapat diketahui tingkat kesulitan soal-soal yang dikategorikan mudah, sedang, maupun sulit.
- Karakteristik soal yang diperoleh pada Tahap II, kemudian digunakan untuk menghitung skor setiap peserta. Soal-soal sulit akan mendapatkan bobot yang lebih tinggi dibanding soal-soal yang lebih mudah. Tahap-tahap penghitungan skor ini dilakukan oleh tim yang memiliki kompetensi di bidang pengujian, pengukuran dan penilaian.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengunjungi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di Singaraja, Bali untuk meninjau pelaksanaan ujian SBMPTN di sana hari ini Selasa (8/5/2018).
Menristek menyerahkan soal yang masih disegel dari panitia pusat kepada panitia lokal yang diterima Rektor Undiksha Dr I Nyoman Jampel MPd di Fakultas Ekonomi Undiksha di Singaraja.
Ia juga meninjau persiapan SBMPTN di auditorium Undiksha yang dilaksanakan secara tertulis serta sempat berbincang dengan peserta ujian. Nasir juga meninjau pelaksanaan ujian SBMPTN berbasis komputer di kampus tersebut yang dimulai tepat pukul 08.30 waktu setempat.
"Mudah-mudahan di sini nanti bisa diterima di PTN sesuai pilihan adik-adik," ujar Menristek.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani