tirto.id - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meminta sekolah tidak memanipulasi data ketika mengisi data di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
"Sekolah harus menyampaikan data yang riil, jangan dimanipulasi data yang ada," ujar Nasir di Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Nasir menyatakan, untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), maka sekolah harus terlebih dahulu mengisi data siswa di PDSS. Setelah itu baru bisa melakukan proses penyeleksian melalui nilai rapor dan juga portofolio akademik.
"Jangan sampai kejadian seperti dua tahun yang lalu, saat sekolah mengisi data yang tidak sesuai dengan sebenarnya," katanya.
Ia mengatakan, penerimaan mahasiswa baru Perguruan Tinggi Negeri (PTN) akan dilakukan melalui tiga tahap, yakni SNMPTN, Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC), Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan ujian mandiri yang diselenggarakan pihak kampus.
Baca: Jadwal dan Tahapan Pendaftaran SNMPTN 2018
Pada tahun sebelumnya, UTBC dan UTBK masih bernama Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). "Tugas kepala sekolah melakukan verifikasi siswa yang didaftarkan SNMPTN," kata Nasir.
Pada tahun ini, kata dia, pihak panitia telah melakukan perbaikan meskipun tidak terlalu signifikan, seperti adanya UTBC dan UTBK.
Sementara itu, Ketua Panitia SNMPTN, Ravik Karsidi menyatakan bahwa pihaknya memberi target bisa menjangkau lebih banyak siswa dengan UTBC dan UTBK.
"Kami menargetkan UTBK bisa menjangkau 200.000 siswa dan tidak kurang 800.000 siswa akan mendaftar pada SNMPTN," kata Ravik.
Ravik juga mengatakan pihaknya menggandeng pihak swasta dan lembaga penyiaran publik agar bisa menjangkau hingga ke daerah 3T.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto