Menuju konten utama

Mengolahragakan Game dengan e-Sports

Game yang semula diciptakan sebagai hiburan dengan stigma negatif, kini bisa menjelma menjadi sesuatu yang lebih serius dan positif sebagai sebuah olahraga. Olahraga elektronik atau e-sports telah mendapatkan tempat di hati para penggemarnya.

Mengolahragakan Game dengan e-Sports
Kompetisi e-Sport di Paris. FOTO/esportphoto.com

tirto.id - Mirip dengan gegap gempita dalam sebuah pertandingan olahraga fisik, e-Sports juga tak kalah dalam menyuguhkan hal yang sama. Para pemain yang berkompetisi pun didukung dan diidolakan oleh para penggemar.

E-Sports berkembang karena peran perusahaan-perusahaan pembuat game. Valve misalnya, perusahaan game-game populer seperti DOTA2 dan Counter Strike: Global Offensive yang juga aktif membuat kompetisi besar nan megah di ranah game. Acara akbar tahunan DOTA2, The International yang melibatkan 16 tim terseleksi dari berbagai negara, tahun lalu hadir dengan total hadiah 20 juta dolar dan diselenggarakan di stadion berkapasitas belasan ribu penonton.

Fakta lain bahwa e-sports tidak kalah serius dari olahraga fisik pada umumnya dan populer, dapat terlihat dari seriusnya media olahraga besar seperti ESPN secara khusus yang menyediakan rubrik e-sports. Dari broadcast, perusahaan media TBS akan bekerjasama dengan ELeague selaku organizer kompetisi turnamen e-sports dan akan menyiarkan pertandingan Counter Strike: Global Offensive selama tiga jam penuh.

Riuh e-sports juga mewarnai atmosfer penggemar game di Indonesia, beberapa game yang memiliki skena kompetitif populer seperti DOTA2 dan Counter Strike: Global Offensive, Indonesia telah memiliki tim profesional yang telah langganan mewakili Indonesia di kompetisi internasional, seperti Rex Regum Qeon untuk DOTA2 dan Team NXL untuk Counter Strike: Global Offensive.

Ramai dan mulai seriusnya olahraga elektronik di Indonesia dibuktikan dari kehadiran Indonesia e-Sports Association (IeSPA), lembaga pemerintahan yang berada langsung di bawah Kemenpora. Lembaga ini khusus dibentuk untuk memperkenalkan e-sports sekaligus untuk membantu perkembangannya.

Berbagai program penopang olahraga ini bermunculan, misalnya raksasa perangkat grafik komputer, NVidia bekerjasama dengan internet cafe di berbagai kota di Indonesia membuka sebuah layanan internet cafe yang dilengkapi dengan komputer berstandar tinggi yang target utama pasarnya adalah kalangan pegiat e-sports, dengan nama iCafe. Saat ini NVidia telah bermitra dengan 16 internet cafe . Selain dibuka untuk umum, iCafe juga sering mengadakan turnamen berskala nasional.

Indonesia telah jadi bagian dari masyarakat e-Sports global yang juga dikaitkan dengan ladang perputaran uang yang besar bagi bisnis game dan penopangnya.

Uang yang Besar

Menurut lembaga riset Newzoo, diperkirakan pada 2017, pendapatan e-sports hingga 465 juta dolar, meningkat pesat dibanding 2014 yang hanya 194 juta dolar. Pendapatan tersebut mencakup investasi dari publisher game, sponsor, penjualan suvenir, lisensi, dan tiket.

Dari segi penonton dan penggemar, Newzoo memprediksi akan terjadi peningkatan hingga 190 juta penonton, meningkat jika dibandingkan 2014 yang hanya 117 juta penonton. Jumlah tersebut dibagi Newzoo ke dalam dua jenis, penonton yang hanya sesekali dan penggemar yang selalu menonton pertandingan e-sports.

Melihat terus meningkatnya potensi e-sports di dunia dan tak terkecuali Indonesia. Menurut Wakil Ketua IeSPA, William Tjahyadi, secara skema kompetitif game DOTA2 masih yang paling ramai dan populer di Indonesia.

“Sebenarnya kalau dari jumlah pemain ada Point Blank yang mungkin lebih banyak, tapi kalau melihat dari segi e-sports sendiri menurut saya DOTA2 jauh lebih populer,” kata William kepada Tirto.

INFOGRAFIK Kompetisi Esport

Soal perkembangan e-Sports di Indonesia dan peran IeSPA selama ini, menurut William sejauh ini trennya positif dan terus berkembang, sedangkan IeSPA hadir sebagai fasilitator industri e-Sports di Indonesia.

“IeSPA itu hadir sebagai lembaga yang mewadahi, kalau di sepak bola mungkin ada PSSI,” kata William.

“IeSPA sendiri baru dibentuk tahun lalu, fokus kita saat ini masih dalam memasyarakatkan e-sports, karena di Indonesia paham bahwa bermain game itu buruk sudah menjadi stigma, kita ada untuk menunjukan pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar.”

Pemilihan kata olahraga, e-sports di Indonesia sudah diakui oleh pemerintah, khususnya Kementerian Pemuda dan Olahraga. “Kita sudah sering meeting dengan Kemenpora, sudah sering membincangkan apa itu e-sports dan bagaimana industrinya. Kalau pengakuan didasarkan pada tahu atau tidak, saya rasa mereka sudah paham dan mengerti apa itu e-sports,” jelas William.

Pemahaman terhadap e-Sports di dunia, dan Indonesia juga terus berkembang . E-Sports juga berkembang dari skala hingga meluas ke aspek lain, seperti industri film, hingga menjadi pekerjaan.

Sebagai Profesi

Film dokumenter Free to Play (2013) yang diproduksi oleh Valve menyoroti kehidupan para atlet e-Sports khususnya pada game DOTA2. Film ini memberi pesan, untuk menjadi yang terbaik, meski hanya dalam game tetaplah tidak mudah. Alasannya game yang dimainkan di ranah e-sports adalah yang membutuhkan kerja sama, taktik, hingga strategi. Selayaknya olahraga fisik, mendalami e-sports juga memerlukan latihan rutin dan komitmen.

Mereka yang punya komitmen besar terhadap e-sports, keluar sebagai sosok-sosok yang menjalani e-sports sebagai pekerjaan. Misalnya di Indonesia ada Team NXL. Tim yang dibentuk sejak 2006 ini fokus dan konsisten pada game Counter Strike. Dari Counter Strike masih bernama Counter Strike 1.6 hingga Counter Strike: Global Offensive, Team NXL sudah aktif meramaikan jagat olahraga elektronik Indonesia hingga di Asia.

Manajer Team NXL, Steven mengungkapkan saat ini seluruh anggota Team NXL sudah sepenuhnya berporfesi sebagai atlet olahraga elektronik.

“Saat ini, iya, semuanya sudah fokus sebagai full-time professional gamer. Kita punya bootcamp sendiri dan latihan selama delapan jam sehari,” jelas Steven kepada Tirto.

Bagi yang berprofesi di dunia e-sports, tak ada yang lebih menyenangkan ketika mendapatkan bayaran karena melakukan hal yang mereka senangi. Barangkali Anda pun termasuk yang ambil bagian dari mengolahragakan game dengan e-sports.

Baca juga artikel terkait E-SPORT WORLD CHAMPIONSHIP 2016 atau tulisan lainnya dari Anggara Putera Utama

tirto.id - Olahraga
Reporter: Anggara Putera Utama
Penulis: Anggara Putera Utama
Editor: Suhendra