Menuju konten utama

Mengenal Leukemia yang Diidap Dian Pramana Putra Sebelum Meninggal

Mengenal penyakit leukemia, jenis kanker yang diderita Dian Pramana Putra sebelum meninggal

Mengenal Leukemia yang Diidap Dian Pramana Putra Sebelum Meninggal
Dian Pramana Putra. FOTO ANTARA/FANNY OCTAVIANUS

tirto.id - Musisi Dian Pramana Putra meninggal dunia sekitar pukul 20.50 WIB pada Kamis (27/12/2018) usai berjuang melawan kanker darah atau leukemia. Penyakit yang sama juga diderita anak penyanyi Denada dan Jerry Aurum.

Hal tersebut menunjukkan kanker penyakit kanker tidak hanya diderita kelompok usia dewasa saja. Leukemia tidak mengenal kelompok usia.

Apa itu leukemia?

Kanker darah atau leukemia adalah kelainan pada sel darah putih yang berbentuk seperti bulan sabit.

Penyakit leukemia menjadi berbahaya karena jumlah sel darah putih yang sangat banyak dalam aliran darah dan sumsum tulang bisa membuat sel-sel darah lainnya terganggu.

Gejala leukemia

Leukemia yang cepat berkembang dapat menyebabkan gejala yang termasuk kelelahan, penurunan berat badan, sering infeksi, dan mudah berdarah atau memar.

Salah satu gejala leukemia adalah kekurangan sel darah merah atau anemia. Oleh sebab itu, penderita leukemia umumnya mengalami anemia yang menyebabkan seseorang mengalami sesak napas, warna kulit pucat, lemah, letih, dan lesu.

Penyebab penyakit leukemia

Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (Infodatin), ada banyak penyebab kanker, di antaranya faktor genetik, faktor karsinogen, radiasi, virus, hormon, dan iritasi kronis. Juga faktor perilaku/gaya hidup seperti merokok, pola makan yang tidak sehat dan dominasi makanan cepat saji, konsumsi alkohol, dan kurangnya aktivitas fisik.

Dunia medis hanya menarik kesimpulan secara umum, bahwa salah satu penyebab seorang anak bisa mengidap kanker dari faktor genetik. Rekam medis keluarga, bila ada dari mereka memiliki penyakit kronis, dapat meningkatkan potensi seorang anak terkena kanker.

Faktor lain terkait pola makan. Tak hanya anak-anak, orang dewasa juga berpotensi kanker jika kerap mengonsumsi makanan yang mengandung zat karsinogen atau yang menstimulasi pertumbuhan sel kanker.

Pengobatan leukemia dengan transplantasi sel punca

Transplantasi sel punca (stem cell) alogenik sendiri dikenal sebagai langkah perawatan paling efektif untuk mengobati kanker darah. Prosesnya dimulai dengan sel sumsum tulang belakang yang sehat diambil dari pendonor, lalu ditanamkan pada pasien kanker.

Pengobatan untuk kanker darah identik dengan transplatasi yang biasanya didonorkan anggota keluarga untuk pasien. Namun ternyata, selain keluarga, orang lain juga bisa menjadi pendonor untuk pasien.

Sebagaimana dilansir Antara, konsultan Senior Hematologi Parkway Cancer Centre (PCC) Dr. Lim ZiYi menjelaskan, pasien bisa mendapatkan sel punca dari donor yang tidak punya hubungan darah dengannya. Selain itu, pasien ternyata juga bisa mendapatkan sel punca hematopoetik dari stok darah tali pusat yang tersimpan di bank darah tali pusat.

Transplantasi sel punca (stem cell) alogenik sendiri dikenal sebagai langkah perawatan paling efektif untuk mengobati kanker darah. Prosesnya dimulai dengan sel sumsum tulang belakang yang sehat diambil dari pendonor, lalu ditanamkan pada pasien kanker.

Secara umum orang yang boleh mendonorkan sumsum tulang belakangnya untuk pasien kanker darah adalah yang berusia antara 18-44 tahun, memiliki angka BMI maksimal 40, tidak memiliki penyakit autoimun, tidak memiliki penyakit atau kelainan darah.

Baca juga artikel terkait MUSISI MENINGGAL atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani