tirto.id - Musisi Glenn Fredly meninggal dunia karena mengidap penyakit meningitis. Hal itu disampaikan perwakilan keluarga Glenn, Mozes Latuihamallo lewat keterangan tertulis, Rabu (8/4/2020).
Musisi yang juga aktivis peduli HAM itu menghembuskan nafas terakhirnya pada 8 April pukul 18:47 WIB di Rumah Sakit Setia Mitra, Cilandak, Jakarta Selatan. Glenn meninggal pada usia 44 tahun.
Glenn menjalani rawat inap di rumah sakit selama satu bulan terakhir. Menurut Mozes, Glenn mulai merasa tidak nyaman dengan penyakit yang dideritanya.
"Meski kondisinya menurun selama tiga hari terakhir, namun masih bisa berinteraksi," kata dia.
Mozes mengatakan pihak keluarga memohon doa kepada seluruh masyarakat dan meminta maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan Glenn.
Mozes juga meminta pelayat tidak menghadiri pemakanan untuk menghindari kerumunan di tengah pandemi Corona atau COVID-19.
"Tanpa mengurangi rasa hormat, kami berharap agar para pelayat tidak hadir dalam prosesi pemakaman," harap Mozes.
Glenn Fredly menapaki karir sebagai musisi pada 1995. Ia juga kerap terlibat aktivisme sosial mulai dari kebebasan berkespresi hingga lingkungan.
Glenn sangat vokal dalam menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Permusikan yang digogok DPR RI. Ia juga menunjukkan solidaritasnya kepada gerakan masyarakat yang menolak reklamasi Teluk Benoa, Bali.
Keterlibatannya dalam aktivisme di antaranya mewujud dalam film bertema toleransi. Bersama Angga Dwimas Sasongko, Glenn memproduseri film Filosofi Kopi dan Cahaya dari Timur: Beta Maluku yang diganjar penghargaan di Festival Film Indonesia 2014. Lagunya Sabda Rindu dan Nyali Terakhir jadi elemen utama film Surat dari Praha.
Kini, Glenn berpulang untuk selama-lamanya karena sakit pada 8 April 2020. Selamat jalan Glenn. Karya dan aktivismemu abadi.
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
