Menuju konten utama

Mengenal Infeksi Langka Ameba Pemakan Otak, Naegleria Fowleri

Gejala infeksi Naegleria fowleri muncul paling cepat dua hari, atau paling lambat dua minggu, setelah ameba tersebut masuk ke dalam tubuh.

Mengenal Infeksi Langka Ameba Pemakan Otak, Naegleria Fowleri
Naegleria fowleri, amoeba yang menyerang otak. FOTO/Istimewa

tirto.id - Seorang anak berusia 6 tahun meninggal dunia akibat ameba pemakan otak pada September lalu di Lake Jackson, Texas, Amerika Serikat.

Dikutip dari Washington Post, Josiah McIntyre (6) meninggal dunia akibat infeksi ameba Naegleria fowleri yang diduga terdapat pada sistem pasokan air lokal.

Atas kejadian ini Gubernur Texas Greg Abbott mengeluarkan deklarasi bencana di Brazoria County pada hari Minggu (28/09/2020).

Deklarasi ini dilakukan seiring investigasi atas kematian McIntyre yang mendorong otoritas lokal dan sejumlah pakar untuk menguji 11 sampel air lokal. Hasilnya, tiga dari sampel tersebut positif terkontaminasi Naegleria fowleri.

Infeksi Naegleria fowleri, sangat jarang terjadi, tetapi juga sangat mematikan. Sejak 1962 hanya 146 kasus yang telah dilaporkan di AS.

Dilansir dari Live Science, hanya ada empat orang yang pernah selamat dari infeksi Naegleria fowleri, atau 97 persen kemungkinan kematian.

Lalu, apakah ameba ini benar-benar 'memakan otak'?

Bagaimana ameba pemakan otak menginfeksi

Menurut Live Science, ameba ini bertahan hidup di dalam endapan air tawar. Ia menelan dan 'merobek' bakteri lain menggunakan enzim pencernaannya.

Ketika ia masuk ke otak, yang mana tidak terdapat bakteri untuk dimakan, Naegleria fowleri menyerang sel-sel otak menyerang sel-sel otak untuk mendapatkan nutrisi.

Akibatnya, sistem kekebalan tubuh melepaskan segerombol pasukan sel kekebalan ke zona yang terinfeksi, yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan otak.

Bagi penderita, pertempuran ini terjadi di dalam tengkorak yang kokoh, yang tidak dapat melebar untuk menampung otak yang bengkak.

Peningkatan tekanan kranial ini lalu mengganggu konseksi otak ke sumsum tulang belakang, mengganggu komunikasi dengan bagian tubuh lain seperti sistem pernapasan.

Gejala infeksi Naegleria fowleri muncul paling cepat dua hari, atau paling lambat dua minggu, setelah ameba tersebut masuk ke dalam tubuh.

Gejala awalnya mirip dengan meningitis, yakni:

    • demam
    • sakit kepala parah
    • mual atau muntah
Begitu gejala awal muncul, infeksi berkembang pesat. Gejala-gejala tersebut selanjutnya diiringi dengan kondisi:

    • leher kaku
    • sensitivitas cahaya
    • kebingungan
    • kehilangan keseimbangan
    • halusinasi
    • kejang

Hindari risiko terinfeksi

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Naegleria fowleri terdapat di berbagai belahan dunia.

Ameba ini ditemukan hidup di sungai-sungai air tawar di negara-negara bagian selatan.

Ameba ini tidak ditemukan di air asin seperti air laut. Seseorang tidak akan terinfeksi meski meminum air yang terkontaminasi.

Sejauh ini infeksi Naegleria fowleri dapat terjadi apabila seseorang menghirupnya melalui hidung.

Risiko terinfeksi Naegleria fowleri akan meningkat jika seseorang:

    • Berenang dan membenamkan kepala di air tawar
    • Mengaduk-aduk endapan di bawah air tawar
    • Berenang di air yang tidak diklorinisasi dengan baik
    • Berenang di sumber air panas (Naegleria fowleri tumbuh paling baik pada suhu yang lebih tinggi hingga 46° C dan dapat bertahan dalam waktu singkat pada suhu yang lebih tinggi

Baca juga artikel terkait AMEBA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari

Artikel Terkait