Menuju konten utama

Mengapa Kevin Durant Memilih Merapat ke Brooklyn Nets?

Kevin Durant memilih Brooklyn Nets sebagai klub barunya bukan tanpa alasan. Selain bisa menjadi bintang utama di tim tersebut, tim asal Brooklyn tersebut dinilai juga memiliki prospek menjanjikan

Mengapa Kevin Durant Memilih Merapat ke Brooklyn Nets?
Pemain forward Golden State Warriors Kevin Durant (35) mengangkat tropi Larry O'Brien setelah mengalahkan Cleveland Cavaliers dalam game kelima di babak final NBA 2017 di Oracle Arena, Oakland, California, Amerika Serikat, Senin (12/6). ANTARA FOTO/REUTERS/USA TODAY Sports/Kelley L Cox

tirto.id - Setelah menolak opsi perpanjangan kontrak bersama Golden State Warriors, Kevin Durant memutuskan masa depannya di NBA. Dalam periode free agency yang dimulai Ahad (30/6/2019), pemain berusia 30 tahun itu mengonfirmasi dirinya akan bergabung bersama Brooklyn Nets mulai musim 2019-2020. Hal itu ia sampaikan melalui The Boardroom, sebuah serial daring yang ia bikin.

Menurut laporan The Guardian yang bersumber dari ESPN, Durant akan mendapatkan kontrak selama empat tahun (2019-2023) di Brooklyn Nets dengan nilai kontrak mencapai 164 juta dolar AS.

Keputusan Durant ini tampak sangat mengejutkan. Ada dua alasan mengapa soal ini. Pertama, setelah Durant menolak opsi perpanjangan kontrak, Warriors sebetulnya punya hak untuk melakukan Bird Rights -- sebuah aturan yang memungkinkan bagi sebuah tim untuk melewati batas gaji agar dapat merekrut kembali pemain yang memutuskan masuk ke dalam free agency.

Seandainya Warriors menggunakan aturan tersebut, Durant bisa tetap bermain di GSW selama lima tahun ke depan dengan nilai kontrak mencapai 221,3 juta dolar Amerika – jauh lebih besar dari yang Durant terima di Nets.

Warriors jelas akan menggunakan opsi tersebut karena menguntungkan. Namun, tim asal Oakland ini besar kemungkinan akan berusaha mati-matian untuk mengamankan Klay Thompson yang kontraknya juga habis akhir musim 2018-2019. Selama lima musim, kontrak Thompson diperkirakan mencapai 190 juta dolar AS. Itu artinya, salary cap Warriors akan tersedot hanya untuk mempertahankan Thompson. Ini juga bikin Warriors tidak bisa mendapatkan pemain sekaliber Durant dengan ruang gaji yang tersisa.

Satu-satunya opsi terbaik bagi Warriors yakni dengan membujuk Durant bertahan, tetapi sang pemain ternyata menampik.

Alasan kedua, di antara tim-tim yang meminati Durant, Brooklyn Nets jelas kalah pamor. Sejak pindah dari New Jersey ke Brooklyn pada 2012, prestasi Nets biasa-biasa saja. Musim lalu, meski berhasil lolos ke babak play-off, Nets hanya berhasil meraih 42 kemenangan dan 40 kali kalah di musim reguler. Bandingkan dengan pencapaian Boston Celtics dan LA Clippers, dua tim yang juga menginginkan jasa Durant: Clipper memang 48 kali dan kalah 34 kali, sedangkan Boston menang 49 kali dan hanya kalah 33 kali.

Nets juga tidak punya pemain-pemain bintang yang bisa mendukung Durant untuk meraih prestasi. Ia hanya mempunyai pemain “kelas dua” semacam Jarret Allen, Joe Harris, hingga Caris LeVret.

Lantas, mengapa Durant justru memilih bergabung bersama tim seperti itu?

Ingin Menjadi Metronom Tim

Menurut Wayne Pratt, ayah Kevin Durant, hampir setiap bintang NBA kiwari, punya cita-cita mengejar kesuksesan Michael Jordan, salah satu pemain adiluhung dalam sejarah NBA. Kobe Braynt, LeBron James, hingga Kawhi Leonard ingin berprestasi lebih hebat dari Jordan, tetapi menurutnya, Durant mempunyai tujuan yang berbeda.

"Dia [Durant] tidak mau mengejar hantu," kata Pratt kepada ESPN. "Ia tidak ingin menjadi Jordan, juga tidak ingin melewati prestasi Jordan."

Meski begitu, Durant mengaku punya mimpi yang lebih sulit. Seperti Jordan, ia haus kemenangan. Tetapi berbeda dengan LeBron dan para pengejar Jordan lainnya, ia lebih memilih untuk mengalahkan dirinya sendiri. Sayangnya, meski sejumlah tropi bergengsi sudah mengisi lemarinya, Durant ternyata belum mampu meraihnya mimpinya itu hingga sekarang.

Sejauh ini, ia memang berhasil menggengam dua gelar NBA, dua gelar MVP final hingga dua gelar MVP All-Star, tapi apakah ia pernah menjadi bintang utama sebuah tim?

Jawabannya: tentu tidak. Saat bermain bersama Oklahoma City Tunder, Durant selalu berada dalam bayang-bayang Russell Westbrook. Setelah pindah ke Warriors pun, pemain yang diperkirakan baru bisa bermain pada awal musim 2020-2021 karena cedera achilles ini masih kalah menarik perhatian dibandingkan dengan Steph Curry.

Dari sana, saat Durant akhirnya memilih bergabung bersama Brooklyn Nets, keputusannya itu barangkali dapat dimengerti. Di Nets, ia bisa menjadi bintang utama. Dan melihat bagaimana prospek bagus Nets belakangan ini, bukan tidak mungkin ia bisa mencatatkan sejarah baru bersama klub anyarnya itu: membawa timnya meraih gelar NBA sebagai bintang utama.

Prospek Menjanjikan

Dalam salah satu tulisannya di ESPN, Zack Lowe menyebut Brooklyn Nets mulai mengalami kemajuan sejak mengangkat Sean Marks sebagai general manager baru mereka pada pertengahan musim 2015-2016. Kala itu, Marks justru mengincar pemain-pemain muda potensial daripada mengincar pemain-pemain bintang. Caris Levret lantas menjadi rekrutan pertama Marks. Setelah itu ada nama-nama seperti Spencer Dinwiddie, Joe Harris, serta D’Angelo Russel.

Dengan pemain-pemain muda seperti itu, Nets memang belum mampu menjadi kekuatan utama di NBA. Namun, etos kerja dan bakat yang dimiliki pemain-pemain muda potensial tak bisa berbohong. Di tangan mereka, Nets terus mengalami perkembangan signifikan hingga tampak seperti tim basket yang tidak hanya bergantung terhadap satu-dua orang pemain saja.

Pemain-pemain tersebut tidak hanya memberikan keuntungan buat Nets di atas lapangan. Pada sisi lain, nilai kontrak mereka yang tak besar membuat Nets masih bisa mendatangkan dua-tiga pemain bintang tanpa menyentuh batasan salary cap yang ditetapkan NBA.

Dari sana, salary cap milik Nets yang masih jauh dari batas, disinyalir menjadi salah satu pertimbangan Durant pindah ke Brooklyn. Karenanya, selain mendatangkan Durant, Nets juga bisa menjajaki kemungkinan untuk mendatangkan Kyre Irving, sahabat kental Durant, dari Boston Celtics. Irving kabarnya mengangguk setuju.

Durant serta Irving juga memiliki ide ambisius untuk membuat Nets melangkah semakin tegap: mereka bersedia mengurangi nilai kontrak mereka sebesar 10% agar Nets bisa mendatangkan DeAndre Jordan dari New York Knicks.

Seandainya prospek besar itu dapat terlaksana, apa yang pernah dibilang Luis Scola, mantan bintang Nets, besar kemungkinan akan menjadi kenyataan.

Pada 2017, Scola pernah berkata "saat Nets mulai menang, mereka akan meraih segalanya." Namun, Scola berkata seperti dengan sebuah syarat, yakni selain mengandalkan pemain-pemain mudah potensial, Nets juga harus memiliki pemain-pemain bintang. Scola jelas tahu kalau Durant, Irving, serta DeAndre Jordan adalah pemain-pemain bintang kelas satu.

Baca juga artikel terkait NBA atau tulisan lainnya dari Renalto Setiawan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Renalto Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan