Menuju konten utama

Mengapa Anak-anak Butuh Permainan Tradisional

Orang tua percaya, mainan tradisional masih menjadi mainan terbaik yang memiliki efek positif pada masa kecil.

Mengapa Anak-anak Butuh Permainan Tradisional
Perajin mengerjakan pembuatan boneka dari limbah kayu di bengkel Ecodoe, Babakan Lebak, Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/6). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

tirto.id - Permainan Boneka, Bola, Congklak, Enggrang, Gundu, Gasing, Layangan, Petak Umpet, Masak-masakan, Dokter-dokteran, Permainan sulap, tanah liat dan berbagai macam permainan tradisional lainnya kini mulai ditinggalkan oleh anak-anak. Tren dan teknolobi membawa mereka untuk cenderung lebih suka bermain game di gawai dan komputer. Hal ini terjadi karena anak-anak berada di zaman yang penuh dengan teknologi.

Sementara itu, dalam penelitian baru-baru ini menjelaskan, orang-orang tua mereka menginginkan anak-anak untuk tetap bermain permainan tradisional tersebut. Orang tua percaya, mainan tradisional masih menjadi mainan terbaik yang memiliki efek positif pada masa kecil.

Penelitian ini dilakukan oleh Andrew Roscoe dari very.co.uk pada 2.000 orang tua. Roscoe mengatakan, mainan sangat penting untuk perkembangan dan pendidikan anak. Mainan dapat menuntun anak-anak ke penemuan-penemuan baru, membantu membuka potensi mereka dan gairah mereka dengan mendorong pembelajaran, kasih sayang dan kreativitas.

“Ini dapat membantu mereka di masa depan, bahkan memicu minat seumur hidup yang dapat berkembang menjadi jalur karir atau hobi. Sangat penting bagi anak-anak untuk bermain dengan semua jenis mainan, dari mobil mainan dan boneka hingga peralatan konstruksi dan teleskop," jelas Roscoe seperti dikutip dari The Independent.

Dalam penelitian ini menjelaskan, orang dewasa merasa ada beberapa permainan yang mereka mainkan sewaktu kecil memiliki dampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan mereka. Mereka merasa permainan yang mereka mainkan membuat mereka lebih kreatif dan memiliki rasa ingin tahu yang dalam.

''Ini menunjukkan bagaimana mainan dapat mendorong rasa ingin tahu, latihan fisik dan kreativitas, serta pengembangan keterampilan sosial saat bermain dengan teman sebaya,” jelasnya

Satu dari 10 orang dewasa menyoroti permainan peran sebagai faktor penting seperti berdandan dan rumah bermain. Permainan itu merupakan salah satu daftar 30 mainan teratas yang harus dimiliki anak-anak.

Masih dari sumber yang sama, Anita Cleare, pakar pengembangan anak dan juru bicara untuk very.co.uk, mengatakan permainan dapat mengembangkan otak mereka.

“Bermain sangat penting untuk perkembangan anak-anak, bagaimana mereka meengembangkan otak mereka, belajar tentang alam semesta dan mengembangkan kreativitas, pemecahan masalah dan keterampilan sosial,” jelas Anita.

Menurutnya beberapa mainan terbaik adalah yang mendorong anak-anak untuk bermain bersama atau dengan keluarga mereka, karena ini membantu perkembangan sosial dan emosional anak-anak dan mengajarkan mereka keterampilan utama seperti komunikasi, kerjasama dan negosiasi.

“Misalnya, Lego mendorong anak-anak untuk menggunakan imajinasi mereka, permainan papan memberi mereka kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir yang kompleks seperti perencanaan dan prediksi dan teka-teki sangat bagus untuk berlatih rotasi mental," jelas Anita.

Semetara itu, terlalu berlebihan membiarkan anak bermain dengan gawai atau permainan elektronik ternyata mempunyai dampak buruk.

Dilansir dari Washington Post laporan yang diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics melaporkan bahwa penggunaan berat media elektronik dapat mengganggu perkembangan bicara dan bahasa anak-anak. Akibat permainan elektronik juga waktu anak-anak bersama orang tua mereka disita dan menyebabkan obesitas.

Studi ini juga menemukan bahwa lebih dari 90 persen anak-anak Amerika Serikat telah menggunakan perangkat seluler dan kebanyakan mulai menggunakannya sebelum usia 1 tahun.

Padahal kelompok dokter anak telah merekomendasikan permainan eletronik itu tidak boleh digunakan anak-anak hingga usia 2 tahun. Begitu juga dengan televisi dan penggunaan komputer harus kurang dari satu jam setiap hari untuk usia 2 tahun.

"Sedikit waktu menonton televisi dan menggunakan gawai bisa membuat anak memiliki banyak aktivitas lain yang akan membuatnya berkembang," kata Alan Mendelsohn penulis penelitian.

Namun Mendelson tidak memungkiri bahwa usaha membatasi itu akan sulit. Bermain gawai dapat membuat anak-anak ketagihan dan sulit untuk membatasi dan mengontrolnya.

Masih dari sumber yang sama, Leah Graham Stewart pemilik sebuah toko yang tidak menjual mainan elektronik, mengatakan dia mendukung saran akademi tersebut.

“Bukan berarti video game dan mainan elektronik kami larang. Tapi kami merasa anak-anak benar-benar membutuhkan kesempatan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan mereka dengan cara yang langsung dan nyata,” jelas Leah.

Baca juga artikel terkait PERMAINAN ANAK atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Yulaika Ramadhani