Menuju konten utama

Mendengar Album Terbaru Bin Idris: Anjing Tua

Album Terbaru Bin Idris dirilis dan hanya bisa didengar secara eksklusif di Tirto.id

Haikal Azizi. FOTO/Istimewa

tirto.id - Bin Idris, proyek solo dari fronman band Psyh-Rock Sigmun Haikal Azizi, barangkali anomali penting yang membuat kancah musik Indonesia perlu untuk didengar lebih seksama. Tentu bukan hanya karena dia seorang, tapi bahwa ada musik yang dilahirkan dengan estetik, tidak generik, berkarakter dan memiliki cita rasa berbeda adalah hal yang ajaib. Jika anda terlalu lelah mendengar band bising atau yang berusaha terlalu keras menjadi eksperimental, Bin Idris bisa jadi pilihan penting.

Jika deskripsi ini dianggap terlalu berlebihan, Tirto mengundang anda untuk mendengarkan beberapa pilihan lagu yang dibuat oleh Bin Idris seperti Calm Water, Rebahan, dan How Naive. Lagu-lagu tersebut bisa diakses secara terbuka di soundcloud dan youtube. Jika beberapa artis demikian takut musiknya dibajak dan enggan memberikan sesuatu secara gratis, anda bisa dengan mudah menemukan musik-musik Bin Idris di internet.

Menyambut lebaran yang diperkirakan jatuh pada Senin 26 Juni mendatang Bin Idris, merilis album barunya yang berjudul Anjing Tua. Salah satu lagu dalam album ini, Pulang Kampung, telah dirilis dan bisa dinikmati via Youtube. Lagu ini merespon bagaimana rasanya hidup di ibukota saat Ramadan berakhir, bagaimana kehidupan mereka yang memutuskan tetap tinggal dan tidak mudik. Video ini disutradarai, diambil gambarnya, dan diedit oleh Hafitz Maulana.

Mengapa Bin Idris relevan dan penting untuk didengar? Ini tentu perkara selera, tapi jika anda menyukai musik folk yang tidak bercerita tentang senja, hujan, dan rumah, maka Bin Idris adalah anomali. Kolektor piringan hitam dan pengurus rumah buku Kineruku, Budi Warsito menyebut Bin Idris sebagai “Sebuah kekusutan teramat luas berupa tikungan-tikungan yang keliru” dan deskripsi itu tentu bukan sebuah hiperbola. Setidaknya jika anda melihat bagaimana eksplorasi suara baik instrumen gitar maupun vokal yang dilakukan, Bin Idris menolak label!

Usaha mendefinisikan Bin Idris nyaris menjadi sia-sia. Apakah sebenarnya karakter musiknya? Folk? Blues? Nuansa hip-hop, seperti yang ditampilkan dalam lagu The Nursalim's Theme Song? Dalam proses membuat karya ada banyak hal yang membuat Haikal Azizi menghasilkan karya ajaib. Seperti saat merilis album Anjing Tua, ia menyebut bahwa hal yang memicunya merilis album ini adalah gitar merk Secco yang dirasa menghasilkan suara yang indah.

“Penggunaan gitar akustik ini pula yang akhirnya menjadikan “warna dasar” materi-materi di album ini lebih seragam ketimbang album sebelumnya, soal genre, saya rasa album ini lebih “folk” dibanding album debut kemarin,“ katanya.

Lantas apa yang membedakan Anjing Tua dan album sebelumnya? Haikal menyebut bahwa jika di album debutnya ia banyak menerjemahkan apa yang dirasakan di dalam diri (kontemplatif) maka pada album ini ia mencoba merespon apa yang ia tangkap dan lihat di luar dirinya. “Tidak ada satu tema besar yang diusung pada album ini, tapi saya membayangkan sebuah album yang enak didengarkan sambil melihat keluar jendela di dalam kendaraan yang menuju ke kampung halaman,” jelasnya.

Sebelum dirilis dalam bentuk fisik album Anjing Tua bisa anda nikmati di Tirto.id Robby Wahyudi Onggo, fotografer dan manajer Bin Idris, menyebut bahwa alasan memilih Tirto sebagai kanal rilis album, karena ia dan Haikal ingin materi album ini bisa menyebar lebih luas, tidak hanya bagi penikmat dan penggemar Bin Idris tapi juga mereka yang belum pernah mendengar Haikal sebelumnya.

“Kita juga ingin memberikan terobosan baru untuk teman-teman musisi kita, baik itu arus utama atau arus pinggir, bahwa media ini (Tirto) ternyata juga membuka diri (peluang) untuk menggaungkan materi lagu-lagu mereka,” katanya.

Anjing Tua diluncurkan dan hanya bisa dinikmati di situs Tirto.id secara ekslusif. Album ini merupakan karya keempat dari Bin Idris yang sebelumnya telah merilis album Muqadimmah (2013), Guitar album split bersama Duto Hardono (2015), dan sBin Idris (2016).

Baca juga artikel terkait MUSIK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Arman Dhani

tirto.id - Musik
Reporter: Arman Dhani
Penulis: Arman Dhani
Editor: Arman Dhani
-->