Menuju konten utama

Melihat Vagina di Cermin, Upaya Perempuan Mengenal Tubuhnya

Pengetahuan perempuan tentang anatomi vaginanya berpengaruh pada profil kesehatan genital dan kepuasan seksual.

Melihat Vagina di Cermin, Upaya Perempuan Mengenal Tubuhnya
Ilustrasi Vagina. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Saya akan membuka artikel ini dengan sebuah pertanyaan bagi para perempuan: seberapa jauh Anda mengenal vagina dan mengetahui bentuk normalnya?

Beberapa waktu lalu saya datang menjenguk seorang teman yang baru saja melahirkan lewat jalan lahir atau pervaginam. Kami ngobrol ngalor-ngidul soal persalinan, tentang betapa hebatnya otot vagina beradaptasi dengan kepala bayi, hingga sampai pada percakapan tentang “lubang-lubang” di selangkangan.

“Selama ini gue pikir kita pipis dan penetrasi di satu lubang yang sama, dan lubang itu digunakan juga untuk menstruasi dan melahirkan,” katanya sembari terkekeh.

Teman saya baru tahu bahwa perempuan itu punya tiga lubang saat usianya 30 tahun. Pengetahuan dasar itu pun ia dapat dari proses persalinan. Mungkin ia tak akan pernah tahu jika tak mengandung dan melahirkan.

Tapi saya tak heran atau janggal.

Bahkan saya yakin beberapa dari Anda juga ikut tercengang dan berkata “hah” saat mengetahui bahwa perempuan punya tiga lubang di selangkangan mereka, yakni uretra sebagai saluran untuk buang air kecil; vagina sebagai alat reproduksi; dan anus sebagai saluran untuk pembuangan feses.

Penelitian membuktikan banyak perempuan tak mengetahui anatomi genital mereka sendiri. Ketidakpahaman ini dijumpai juga di negara maju seperti Inggris. Pada 2019 lalu, sebuah survei menemukan hampir setengah dari responden tidak mengenali bagian genital yang disebut vagina.

Mekanisme survei ini ringkas saja, responden cuma diminta memberi label nama pada bagan klitoris, labia, vagina, dan uretra.

Sebanyak 55 persen responden perempuan tak bisa mengidentifikasi uretra, sementara 43 persen tak paham letak labia. Bahkan ada juga yang bingung membedakan antara klitoris dengan uretra. Selain itu, hanya 18 persen responden yang tepat mengidentifikasi perineum--area antara vagina dan anus.

Sebanyak 46 persen responden berhasil mengidentifikasi dengan benar bahwa perempuan memiliki tiga “lubang”. Tapi selebihnya mengira bahwa uretra dan vagina adalah saluran yang sama.

Jika di Inggris--notabene negara maju dengan pendidikan seksual lebih terbuka--saja pengetahuan reproduksi perempuannya masih rendah, apalagi Indonesia yang masyarakatnya penuh sesak dengan segala tabu seksualitas?

Becerminlah, Vaginaku!

Vagina tidak seperti organ luar lain yang mudah terlihat oleh indra penglihatan. Struktur anatomi organ genital perempuan unik. Area tersebut tersembunyi dan tak bisa ditarik ke atas. Karena itu, beda dengan pria dan penisnya, perempuan tak bisa melihat bagian dalam vagina dengan jelas untuk memahami anatominya hanya dengan menundukkan kepala.

Oleh karena itu diperlukan alat bantu, dan yang paling mudah diakses adalah cermin.

“Untuk melihat dan tahu profil area kewanitaannya, perempuan harus meraba dengan tangan. Itu pun sulit mengetahui jika ada kondisi kesehatan seperti kemerahan atau benjolan di dalam. Jadi memang harus becermin,” ungkap Amel Setiawati Soebyanto, dokter spesialis kulit dan kelamin Klinik Pramudia dalam diskusi bertajuk Kupas Tuntas Genital Warts pada Perempuan.

Tentu makna “bercermin” di sini, dalam konteks sekarang, tak hanya dapat dimaknai sebagai memantulkan objek lewat kaca. Sekelompok ilmuwan dari Universitas Newcastle tahu bahwa cara konvensional ini mungkin tetap tak memuaskan dan mereka menciptakan solusinya.

Solusi ini disebut Labella. Ia terdiri dari aplikasi ponsel serta celana dalam yang telah didesain khusus agar dapat menyimpan kamera kecil tepat di bagian tengah. Jadi pengguna dapat melihat langsung lewat layar ponsel saat celana dalam dipakai. Tapi, sebelum itu, Labella akan menyuguhkan pengguna dengan gambar 3D dari vulva, vagina, anus, dan perineum.

Dalam makalah yang menjabarkan hasil uji coba Labella pada 2016 lalu, para peneliti menemukan 14 perempuan yang menggunakannya merasa canggung dan aneh, tapi juga menganggap perangkat ini “menarik dan memberdayakan.”

Infografik Mengenali Vagina

Infografik Mengenali Vagina. tirto.id/Quita

Sebagian dari Anda mungkin merasa aneh atau risih untuk menjalankan anjuran becermin. Tapi begitulah seharusnya, apalagi faktanya ketidaktahuan terhadap genitalnya berkontribusi terhadap status kesehatan.

Kembali mengutip survei pertama, dari hal sepele saja, soal “cebok”, hampir setengah responden (46 persen) tak tahu bahwa bagian dalam vagina tak boleh dicuci. Membasuh bagian dalam vagina, meski cuma dengan air, dapat merusak keseimbangan alami bakteri baik dan justru membikin risiko infeksi. Bahkan sepertiga dari mereka (33 persen) malah berpikir area tersebut harus dibersihkan setiap hari.

Lebih dari itu, ketika terjadi gejala medis seperti rasa terbakar, nyeri, atau keluhan penyakit lain di area sekitar vagina, perempuan yang punya sedikit pengetahuan tentang genitalnya akan kesulitan menjabarkan gejala tersebut pada dokter. Padahal, sekitar 75 persen perempuan pasti mengalami infeksi jamur setidaknya sekali dalam dalam hidup mereka.

Itu belum termasuk keluhan Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti kutil kelamin. Penyakit ini umumnya tidak bergejala, selain dari tonjolan pada kulit seperti kutil yang menyerupai kembang kol. Itu pun rerata kutil tumbuh sangat lembut dan tidak terdeteksi secara kasat mata.

Pengetahuan genital juga terkait dengan kepuasan seksual. Pemahaman tentang anatomi vagina akan memudahkan perempuan mengetahui area-area sensitif dan mengomunikasikannya kepada pasangan. Pada akhirnya ini turut membangun kesejahteraan dalam berelasi.

Baca juga artikel terkait VAGINA atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Rio Apinino