Menuju konten utama

Mandalika: Sirkuit untuk MotoGP yang Mangkrak Sejak Era Soeharto

Pembangunan KEK Mandalika direncanakan sejak era Soeharto, tapi berkali-kali mangkrak dan ganti pengembang.

Mandalika: Sirkuit untuk MotoGP yang Mangkrak Sejak Era Soeharto
Foto udara pembangunan hotel Pullman di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (27/10/2018). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc.

tirto.id - Kabar gembira datang bagi para pencinta MotoGP. Indonesia dikabarkan akan menjadi salah satu tuan rumah gelaran MotoGP mulai 2021. Kabar tersebut disampaikan langsung MotoGP melalui Twitter-nya pada 23 Februari 2019.

“Dorna And ITDC set to bring MotoGP to Indonesia. Agreement confirms that Indonesia will welcome MotoGP and WorldSBK World Championship in 2021,” tulis akun resmi MotoGP.

Kabar tersebut langsung disambut positif oleh warganet, tak ketinggalan mereka yang berbahasa Indonesia. Bahkan, Max Biaggi—juara dunia GP 250cc empat kali berturut-turut—juga ikut berkomentar atas gelaran MotoGP di Indonesia itu.

Dalam perjanjian antara Dorna dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Indonesia mendapatkan kontrak untuk menggelar MotoGP selama tiga musim. Nanti, aksi balap MotoGP akan digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok.

Saat ini, sirkuit tersebut masih dalam tahap pengerjaan. Pengerjaan sirkuit dilakukan oleh ITDC—BUMN pengembang destinasi pariwisata terpadu—bersama kontraktor asal Prancis, Vinci Construction Grands Projects (VCGP).

Wacana menggelar MotoGP di Indonesia sesungguhnya sudah muncul dalam beberapa tahun terakhir ini. Sebelumnya, Palembang sempat muncul sebagai kandidat tuan rumah MotoGP di Indonesia.

Sirkuit Sentul, Bogor juga tak ketinggalan masuk sebagai kandidat untuk menggelar MotoGP di Indonesia. Apalagi sirkuit tersebut sebelumnya pernah menggelar kejuaraan MotoGP pada 1997, ketika Valentino Rossi juga bermain di sana.

Selain Sentul dan Palembang, perusahaan properti MNC Land juga pernah mengutarakan minatnya membangun sirkuit MotoGP di kawasan Lido, Jawa Barat dengan menggandeng perusahaan milik Donald Trump. Namun, pilihan menggelar MotoGP di Indonesia akhirnya jatuh di Mandalika.

Ketimbang tiga tempat sebelumnya, Mandalika memiliki kelebihan. Di sirkuit Mandalika, ada bonus: ia berada di kawasan wisata penting nusantara. Pemerintah saat ini memang tengah fokus dalam mengembangkan sektor pariwisata.Mandalika adalah satu dari sepuluh tempat yang digarap pemerintah sebagai tujuan wisata unggulan.

Area KEK Mandalika adalah dataran rendah semi-kering dengan pantai yang datar dan memanjang. Mandalika juga memiliki pantai berpasir putih dengan gelombang lautan yang cocok digunakan untuk berselancar. Vegetasi pantai berpasir relatif tidak banyak. Petak-petak pohon bakau ditemukan di beberapa daerah berlumpur untuk melindungi pantai dari erosi.

Tak heran apabila banyak yang mengatakan bahwa Mandalika bisa menjadi ‘The New Bali’. Apalagi pemerintah juga sudah banyak mengeluarkan uang untuk pengembangan Mandalika. Salah satunya adalah modal Rp250 miliar untuk infrastruktur dasar.

29 Tahun KEK Mandalika

KEK Mandalika sesungguhnya proyek lama. Ia dirancang di era Soeharto, saat Joop Ave menjabat Dirjen Pariwisata. Pada 1989, pemerintah menunjuk BUMN Lombok Tourism Development Corporation (LTDC) sebagai pelaksana proyek. Proyek pengembangan KEK Mandalika mencakup area seluas 1.175 hektar di pantai selatan Pulau Lombok dengan garis pantai sepanjang 9 kilometer di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Dalam perjalanannya, LTDC tidak banyak melakukan pembangunan berarti. Ia terlilit persoalan pendanaan. Alhasil, pada 1998, LTDC dinyatakan bangkrut. Aset LTDC lalu diambil PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, pengembangan Mandalika berlanjut lagi. Pada 2011, SBY meresmikan proyek kawasan pariwisata Mandalika senilai Rp27 triliun dengan masa pembangunan 10 tahun.

Bahkan, investor nasional kala itu juga ingin berpartisipasi di Mandalika. MNC Grup melalui PT Global Land Development misalnya. Mereka berencana membangun taman terpadu, sirkuit Formula 1, dan lain sebagainya.

Ada pula Gobel Group yang berniat membangun fasilitas-fasilitas berteknologi ramah lingkungan seperti pengolahan air, pengelolaan air limbah, dan solar system. Bahkan, Gobel juga berniat membangun resor premium disana.

Investor nasional lainnya datang dari Rajawali Group melalui PT Canvas Development. Diberitakan Antara, mereka berencana membangun hotel dan vila, termasuk resort premium di Tanjung Ann.

Sayangnya, peresmian pada Oktober 2011 itu tidak berbekas. Mandalika masih menghadapi sejumlah kendala, termasuk terkait pembebasan lahan. Namun, SBY keukeuh membangun pariwisata di Mandalika.

Bahkan, SBY pada 2014 menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 52/2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Ia berharap dengan beleid itu, pengembangan Mandalika tetap berjalan.

Infografik Sirkuit Moto GP Mandalika

Infografik Sirkuit Moto GP Mandalika. tirto.id/Fuad

Pada 2015, pembangunan Mandalika berada di pundak Joko Widodo. Kali ini, pemerintah bergerak cepat. Persoalan pembebasan lahan langsung diantisipasi presiden melalui sebuah instruksi presiden (Inpres).

Fase pembangunan KEK Mandalika kembali berlanjut, ditandai dengan diresmikannya kawasan itu oleh presiden. Dalam peresmian itu, presiden meminta pengelola Mandalika membuat aturan main dan kontrak yang jelas dengan investor.

“Kalau investor dalam 6 bulan membiarkan lahan miliknya tanpa ada aktivitas pembangunan, maka izin harus dicabut. Karena banyak yang tertarik berinvestasi di KEK Mandalika ini," kata Jokowi pada Oktober 2017.

Di KEK Mandalika, sedikitnya sudah ada aliran investasi mencapai Rp13 triliun. Hotel-hotel berbintang pun sudah mulai banyak dibangun di antaranya seperti Hotel Pullman, Hotel Club Med, Hotel Royal Tulip, Hotel X2, dan Hotel Paramount.

Tak ketinggalan, infrastruktur dasar juga sudah mulai dibangun. Di antaranya instalasi pengolahan air bersih Batu Jai Praya 200 L/detik, Bandara Lombok, Gardu Induk Kuta 150 Kv, Pelabuhan Lembar hingga jalan.

Pemerintah juga menyiapkan insentif perpajakan bagi para investor, mulai dari pemberian tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk dan lain sebagainya. Bahkan, pemerintah juga mempermudah kepemilikan properti bagi orang asing di KEK Mandalika.

Menjadikan KEK Mandalika sebagai Bali baru memang tidak mudah. Namun, proses yang berjalan tampaknya masih on track. Kehadiran event MotoGP bisa menambah faktor penunjang Mandalika sebagai tujuan wisata unggulan.

Baca juga artikel terkait MOTOGP atau tulisan lainnya dari Ringkang Gumiwang

tirto.id - Bisnis
Penulis: Ringkang Gumiwang
Editor: Maulida Sri Handayani