Menuju konten utama

Maluku Utara Alokasikan Rp 26 Miliar untuk Remajakan Cengkih

Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) alokasikan anggaran sebesar Rp 26 miliar untuk mendanai peremajaan tanaman cengkih dan pala berusia tua dan tidak produktif lagi di seluruh kabupaten/kota di daerah ini.

Maluku Utara Alokasikan Rp 26 Miliar untuk Remajakan Cengkih
File foto - Petani menunjukkan cengkeh yang sedang dijemur di bawah sinar matahari di Desa Fitu, Ternate Selatan, Maluku Utara. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

tirto.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) alokasikan anggaran sebesar Rp 26 miliar untuk mendanai peremajaan tanaman cengkih dan pala berusia tua dan tidak produktif lagi di seluruh kabupaten/kota di daerah ini.

"Peremajaan tanaman cengkih dan pala dilakukan melalui program revitalisasi tanaman rempah," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Malut, Saiful Turuy di Ternate, Rabu, (16/3/2016).

Menurut Saiful, Distan Malut akan menyiapkan sekitar 50.000 bibit tanaman cengkih dan pala. Sementara dalam pelaksanaan peremajaan nanti akan melibatkan pihak terkait untuk mencegah penyimpangan, terutama dalam penyediaan bibit tanaman. Upaya ini juga akan mencakup langkah penanganan terhadap tanaman cengkih dan pala petani yang rusak akibat kebakaran musim kemarau tahun 2015.

Saiful mengatakan, untuk program peremajaan tanaman unggulan Malut itu, semuanya akan memanfaatkan bibit dari hasil penangkaran di daerah ini, terutama yang telah memiliki sertivikasi dari Kementerian Pertanian.

Saiful berharap, para petani yang lahannya terkena program peremajaan bisa bertindak proaktif terutama dari segi pemeliharaan bibit. Dengan sikap proaktif, semua bibit yang ditanam bisa tumbuh dengan baik. Sampai pada saatnya nanti akan menjadi sumber panghasilan bagi petani setempat.

Sebelumnya, petani cengkih dan pala di Malut mengeluh terkait rendahnya kedua komoditas tersebut. Mengenai hal itu, Saiful menerangkan pemasaran cengkih dan pala di Malut dilakukan dalam bentuk gelondongan ke sejumlah daerah di Indonesia. Dengan cara ini, harga pembelian di daerah tujuan antar-pulau akan sangat mempengaruhi harga lokal.

Karena itu, menurut Saiful, Distan Malut sudah menyiapkan berbagai langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Distan Malut mengupayakan adanya industri pengolahan cengkih dan pala di daerah ini. Dengan adanya pengolahan sendiri, Saiful yakin tingkat harga di petani menjadi lebih stabil.

Selain itu, lanjut Saiful, Distan Malut menjalin kerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Malut serta Dewan Rempah Malut untuk menjajaki kemungkinan ekspor langsung komoditas cengkih dan pala ke luar negeri.

Saiful mengatakan Distan sedang mencoba menyasar negara-negara Eropa. Apabila bisa ekspor langsung tanpa perantara, ia memperkirakan harga lokal tidak akan bergantung lagi dengan harga pembelian di daerah tujuan antar-pulau

Baca juga artikel terkait BIBIT CENGKEH atau tulisan lainnya

Reporter: Mutaya Saroh