Menuju konten utama

Makna Logo S di Baju Sandiaga Uno Menurut Pakar Semiotika

Menurut Acep, Sandiaga hanya ingin menunjukkan bahwa dirinya sudah tidak ada lagi 02 dan 01.

Makna Logo S di Baju Sandiaga Uno Menurut Pakar Semiotika
Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno melihat proses rekapitulasi penghitungan suara pemilu 2019 di Kecamatan Penjaringan, Jakartar, Selasa (23/4/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno beberapa waktu belakangan ini kerap tampil dengan kemeja biru dengan logo S yang berwarna merah dan hitam.

Hal itu menarik perhatian dosen semiotika Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB), Acep Iwan Saidi untuk menelisik makna di balik logo tersebut.

Menurut dia, warna merah pada logo tersebut menyerupai bagian dari huruf S. Sementara bagian warna hitam pada logo tersebut menyerupai huruf U. Sehingga kesatuan logo tersebut merupakan bagian dari inisial namanya yakni SU.

Namun, Acep menilai, Sandiaga seperti ingin melepaskan citranya sebagai bagian dari kontestasi Pilpres 2019.

"Apakah Sandi sudah bukan merupakan bagian dari 02 lagi? Jawabannya bisa jadi, iya. Tetapi, bukan dalam pengertian bahwa ia memisahkan diri dari kelompoknya," kata Acep kepada Tirto, Selasa (30/4/2019).

Di sisi lain, kata dia, Sandi hanya ingin menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi 02 serta juga 01. Sebab kontestasi sudah berakhir dan tinggal menunggu hasil perolehan suara resmi saja.

"Ini lebih merupakan tanda indeksikal yang mengirim pesan semiosis," ujarnya.

Jika 01 dan 02 merupakan identitas politik yang penuh intrik dan ketidakjujuran. Acep melanjutkan, logo S yang dikenakan Sandi adalah pernyataan eksistensi diri yang berani keluar dari semua intrik tersebut.

"Sandi dengan demikian tengah mengirim pesan damai kepada publik. Sekaligus pesan berani jujur kepada semua pihak yang berkompetisi," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Politik
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Alexander Haryanto