tirto.id - Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan dengan tubuh tetap sehat dan bugar tentunya menjadi harapan bagi semua umat muslim. Ibadah puasa diharapkan dapat berjalan lancar dengan kondisi tubuh yang fit.
Karenanya, ahli gizi UGM, Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih, S.Gz., RD mengatakan, menjalani puasa dengan tubuh fit dan bugar dapat dilakukan dengan menjaga asupan makanan sehat dan berkecukupan baik saat berbuka maupun sahur.
Menjaga pola makan yang sehat selama menjalani puasa Ramadan ini dapat dimulai saat sahur. Asupan kalori saat sahur perlu ditingkatkan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. Contohnya berupa nasi, mi, spageti, dan oat. Namun, dari keempat sumber karbohidrat tersebut, oat sangat disarankan sebagai makanan untuk sahur dikuti nasi, spagheti, dan terakhir mie.
“Oat punya serat paling tinggi sehingga bisa bertahan lama di perut. Sementara mie rendah serat sehingga cepat terurai diperut karenanya hindari makan mie saat sahur,” tutur Mirza dalam rilis UGM yang diperoleh Tirto.
Selain menjaga asupan makanan, pola hidrasi pun perlu diperhatikan saat berpuasa. Caranya, minum air mineral dengan cukup yaitu sebanyak 2 liter atau setara 8 gelas sehari. Mengingat kapasitas lambung terbatas, Mirza menyarankan jangan banyak minum sekaligus saat sahur tapi dapat dicicil pula saat berbuka. Misalnya, minum 2 gelas saat sahur, 2 gelas saat berbuka, dan 4 gelas di malam hari.
Memilih minuman yang tepat, lanjut Mirza, juga perlu dilakukan saat sahur. Seyogianya menghindari minum teh dan kopi karena dapat meningkatkan produksi urin sehingga menaikkan frekuensi buang air kecil. Adapun yang dianjurkan adalah minuman isotonik, susu, dan air putih.
Mirza menerangkan, sahur sangat penting untuk memberikan energi yang cukup bagi tubuh selama menjalankan ibadah puasa. Karenanya dia mengimbau umat muslim untuk tetap melaksanakan sahur agar tubuh tetap bisa beraktivitas normal dan tetap bugar.
“Sahur ini penting, kalau tidak sahur selain menyebabkan lemas dan kantuk juga bisa menyebabkan pingsan karenan kurang cairan. Sementara bagi orang dengan penyakit tertentu misalnya diabetes bisa mengalami syok,” urai konsultan gizi atlet sepakbola di Asrama Atlet Remaja Ragunan Kemenpora ini.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari