tirto.id - Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) meluncurkan platform Lentera Litera, sebagai bagian dari upaya memerangi disinformasi di tengah masyarakat dan media siber.
"Lentera Litera bertujuan menjembatani masyarakat yang peduli dengan ekosistem media siber, sehingga terbangun hubungan yang sehat dan saling mendukung, karena keduanya adalah pilar demokrasi," ujar Presidium Mafindo Eko Juniarto dalam konferensi pers daring, Kamis (28/10/2021).
Lentera Litera muncul dari kekhawatiran akan rendahnya tingkat literasi digital masyarakat, serta ketidakpercayaan masyarakat terhadap media siber.
Lentera Litera mencoba mengajak masyarakat agar memahami proses kerja jurnalistik dan tidak menjadi korban narasi tanpa verifikasi yang bertebaran di media sosial.
"Media pers khususunya media siber perlu juga menjawab tantangan dan harapan masyarakat, untuk mengutamakan akurasi ketimbang kecepatan penayangan berita," ujar Eko.
Fitur yang tersedia di Lentera Litera yakni tanya pakar, belajar literasi media, belajar literasi berita, riset dan pemetaan, periksa fakta.
Untuk tanya pakar akan diampu oleh anggota dari MAFINDO, AMSI, AJI, LBH Pers, PPMN, Sejuk dan Akademisi/Praktisi Komunikasi dan Media.
Direktur Eksekutif Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN), Eni Mulia berharap Lentera Litera mampu membawa masyarakat terbebas dari fenomena disinformasi.
Sebab informasi atau jurnalisme yang baik akan selalu mampu menyelamatkan nyawa pembaca. Sementara informasi buruk akan mencelakakan pembaca.
"Dengan adanya Lentera Litera, saya berharap publik bisa membedakan mana informasi baik yang menyelamatkan dan buruk yang mencelakakan. Sehingga kita bisa melewati masa-masa sulit dan berdaya maju ke depan," ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari
