Menuju konten utama

Liga Italia: Asosiasi Pemain Tolak Potong Gaji oleh Klub Serie A

Update Liga Italia terkait pandemi corona COVID-19: asosiasi pemain (AIC) menolak pemotongan gaji oleh klub-klub Serie A.

Liga Italia: Asosiasi Pemain Tolak Potong Gaji oleh Klub Serie A
Cengiz Under kanan merayakan gol dengan rekan satu timnya Edin Dzeko setelah mencetak gol pembuka timnya selama pertandingan sepak bola Serie A antara Roma dan Genoa di stadion Olimpiade Roma, Minggu, 25 Agustus 2019. Alessandra Tarantino/AP

tirto.id - Asosiasi Pemain Italia (AIC) menolak proposal pemotongan gaji oleh klub-klub Serie A.Damiano Tommasi, presiden AIC, menyebut proposal itu "gila" karena menempatkan pemain dalam posisi bersalah. Sementara Umberto Calagno, wakil presiden AIC menyatakan hal ini memalukan.

19 dari total 20 klub Serie A menyatakan sepakat untuk memotong 1/3 gaji pemain hingga akhir masa darurat karena pandemi corona. Persentase potongan akan berkurang jadi 1/6 gaji pemain jika sisa pertandingan musim 2019/2020 dapat digulirkan.

"Lega Serie A memutuskan dengan suara bulat --kecuali Juventus yang sudah terlebh dahulu bersepakat dengan pemain mereka-- untuk memotong gaji pemain, pelatih, dan staf tim utama lainnya. Intervensi ini, diperlukan untuk melindungi masa depan seluruh sistem sepakbola Italia," keterangan resmi Serie A pada Senin (6/4/2020).

"Intervensi ini dengan memberikan pengurangan 1/3 dari total pendapatan tahunan kotor (4 kali gaji bulanan) jika musim tidak dapat dilanjutkan, dan pengurangan 1/6 dari pendapatan tahunan kotor (2 kali gaji bulanan) jika sisa pertandingan musim 2019/2020 dapat digelar dalam beberapa bulan mendatang," terang Serie A.

Kesepakatan ini mengundang reaksi keras dari AIC. Menurut Damiano Tommasi, pemain ditempatkan di posisi yang salah oleh kesepakatan ini. Penggawa Serie A hanya diberi pilihan "menerima", dan jika menolak pemotongan gaji, akan berhadapan dengan pandangan miring masyarakat.

"Seperti yang dikatakan Messi (kepada Barcelona), saya tidak dapat memahami logika bisnis di balik sikap ini: menempatkan para pemain, protagonis utama pertunjukan sepak bola, dalam cahaya yang gelap, ketika hampir semua orang sudah berdiskusi dengan klub soal cara keluar dari krisis ini bersama-sama. Rasanya gila," kata Tommasi dikutip situs web AIC.

Dalam pernyataan resmi mereka, AIC menilai, keputusan tersebut justru menunjukkan rendahnya kredibilitas para presiden klub-klub Serie A. Pasalnya, para pemain hanyalah "wayang" yang bahkan dipaksa untuk tetap bermain ketika pandemi corona sudah merebak di Serie A, sebelum kompetisi dihentikan mulai 10 Maret 2020 lalu.

"Para presiden klub yang ingin menerapkan pemotongan gaji, adalah sosok yang sama dengan presiden klub yang mengirim tim untuk tetap bermain di lapangan sampai 9 Maret, membuat para pemain berlatih hingga pertengahan Maret dan masih memantau, dan mengendalikan latihan individual yang dilakukan sesuai dengan arahan staf teknis (selama pandemi corona)," tulis AIC.

Umberto Calagno selaku Wakil Presiden AIC, menyatakan proposal klub-klub Serie A ini tergolong memalukan, seolah menimpakan masalah hanya kepada para pemain.

"Proposal ini memalukan dan tidak dapat diterima. Mereka hanya ingin pemain saja yang harus membayar kerugian karena krisis ini. Satu-satunya bagian relevan dari siaran pers pihak liga (Serie A) hanyalah keterangan bahwa klub-klub harus menegosiasikan perubahan isi kontrak dengan pemain secara individual," terang Calagno.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Italia hingga Senin (6/4/2020) malam, terdapat total 132.547 kasus virus corona COVID-19 di negara tetrsebut dengan 93.187 kasus aktif. Dari jumlah ini, 60.313 orang menjalani isolasi rumah, 28.976 orang dirawat di rumah sakit disertai gejala, dan 3.898 dalam perawatan intensif (ICU). Sementara itu, 16.523 orang meninggal terkait COVID-19.

Baca juga artikel terkait LIGA ITALIA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus