Menuju konten utama

Liburan Tahun Baru ala Kaum Pesohor

Berapa duit yang kita butuhkan untuk menikmati lima hari liburan pergantian tahun di luar negeri?

Liburan Tahun Baru ala Kaum Pesohor
Pesta kembang api menyambut tahun baru di Hongkong. FOTO/Travelog

tirto.id - Tahun lalu, Luna Maya liburan ke Amerika Serikat, Syahrini pergi ke Swiss, Ayu Ting Ting main-main ke Makau, dan Cinta Laura menghabiskan waktu ke Dubai. Kaum selebritas ini menikmati pergantian tahun dengan menikmati beragam pesona di luar negeri, merayakan snobisme karena mereka mampu, dan di era ketika segala hal yang privat bisa dibagi hanya lewat sentuhan jari, liburan mereka memicu dahaga orang yang doyan mengulik dan jadi santapan acara-acara hiburan.

Lewat akun Instagram, pose kaum pesohor di sebuah landmark Kota New York, atau di Jalan Orchard, atau di lokasi-lokasi wisata di Eropa, membetot rasa iri para pengikutnya, mengundang puluhan dan ratusan komentar, dan kadang-kadang bikin mereka mengidamkan liburan yang sama.

Tetapi bagi sebagian besar orang Indonesia yang bekerja dengan gaji pas-pasan, atau sedikit punya simpanan setiap kali gajian tapi tak cukup kaya untuk gampang foya-foya, pertanyaannya: Kira-kira berapa duit yang dibutuhkan untuk liburan macam para pesohor itu? Atau, bisakah kami—kelas menengah ini—mencicipinya?”

Tim riset Tirto membuat taksiran sederhana untuk menjawab dua pertanyaan di atas.

Pertama, Tirto mengikuti definisi kelas menengah berdasarkan Bank Dunia, yang membagi ke dalam empat golongan sesuai pendapatan. Kelas I berpenghasilan $200-400 (Rp2,6-5,2 juta per bulan). Kelas II berpenghasilan $400-600 (Rp5,2-7,8 juta per bulan). Kelas III berpendapatan sekira $600-1.000 (Rp7,8-13 juta per bulan). Dan Kelas IV berpenghasilan $1.000-2.000 (Rp13-26 juta per bulan).

Sejak 2015, ada enam negara yang jadi tujuan paling favorit orang-orang Indonesia: Bangkok, Hong Kong, Jepang, Malaysia, Singapura, dan Tiongkok.

Dengan asumsi menabung 30% dari penghasilan, Kuala Lumpur di Malaysia jadi negara paling mudah dijangkau kelas menengah bagi semua golongan. Kelas I rata-rata butuh 35 bulan, Kelas II 20 bulan, Kelas III 13 bulan, dan Kelas IV hanya butuh 7 bulan.

Taruhlah jika kita ke negeri Menara Kembar Petronas, antara 29 Desember 2016 - 2 Januari 2017, maka kita butuh duit sekitar Rp39,9 juta untuk tiket pesawat pulang-pergi, hotel, konsumsi, transportasi, dan uang perayaan malam tahun baru.

Sementara liburan macam Ayu Ting Ting di Makau, Hong Kong, pada rentang yang sama, merupakan paket paling mahal dengan biaya Rp177,8 juta. Untuk semua golongan dan menyisikan 30 persen dari pendapatan, dari kelas I sampai IV, rata-rata butuh 171 bulan, 95 bulan, 61 bulan, dan 34 bulan.

Infografik Liburan ke Hongkong

Singapura, yang paling sering jadi tujuan utama orang Indonesia ke luar negeri, punya anggaran termahal ketiga di antara lima destinasi lain. Untuk merayakan pesta tahun baru di sana selama lima hari, kamu harus mengeluarkan kocek Rp94,8 juta (dengan asumsi 1 dolar Singapura setara Rp9.300). Taksiran biaya itu termasuk tarif menyewa mobil BMW 130i di lima rental, tiket pesawat kelas bisnis fleksibel, pengeluaran sehari-hari, dan menginap di kamar tipe suite atau tipe apartemen mungil di sebuah hotel.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, populasi kelas menengah ke atas dengan pendapatan lebih dari Rp5 juta per bulan di perkotaan mencapai 59 persen dari total penduduk Indonesia. Artinya, nyaris 60 persen kelas menengah mulai dari Kelas II, III, IV, dan sebagian Kelas I mampu mewujudkan impian liburan ke luar negeri macam para selebritas untuk merayakan tahun baru.

Mungkin saja itu gagasan menarik: memanjakan diri dengan menikmati tabungan untuk berfoya-foya di negeri orang dan merasakan pengalaman berbeda, barangkali pengalaman yang sama seperti pesohor yang kamu ikuti gosip dan kehidupannya lewat media sosial. Atau mungkin tidak.

Anda rela, misalnya, tanpa pikir panjang merogoh kocek puluhan sampai ratusan juta?

Baca juga artikel terkait GAYA HIDUP atau tulisan lainnya dari Aulia Adam

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Aulia Adam
Penulis: Aulia Adam
Editor: Fahri Salam