Menuju konten utama

Lembaga Dakwah NU: Remaja Sasaran Propaganda Radikalisme

Remaja yang pemahaman basis agamanya lemah rentan menjadi sasaran propaganda radikalisme. Pasalnya, para propagandis Islam radikal ini memilah dan memilih ayat Alquran dan hadis yang dianggap sesuai dengan kebutuhan propaganda mereka.

Lembaga Dakwah NU: Remaja Sasaran Propaganda Radikalisme
Logo resmi Nahdlatul Ulama (NU). Foto/Muslimat-nu.or.id

tirto.id - Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (NU) Zaki Mubarok mengingatkan agar remaja lebih waspada terhadap propaganda radikalisme. Pasalnya, mereka merupakan sasaran utama, khususnya remaja yang pemahaman basis agamanya lemah.

Pernyataan tersebut ditegaskan Zaki, di Jakarta, Kamis (9/6/2016) malam. “Para propagandis Islam radikal ini memilah dan memilih ayat Alquran dan hadis yang dianggap sesuai dengan kebutuhan propaganda mereka,” kata dia.

Ia menegaskan, kelompok radikal ini dengan kemampuannya tersebut berusaha mempengaruhi anak muda masuk menjadi bagian dari mereka. Menurut dia, tidak jarang pemahaman radikal kemudian memudahkan penganutnya untuk membunuh orang-orang yang berada di luar paham mereka.

“Misalnya, orang yang ikut NKRI itu kafir dan darahnya halal. Mereka membuat pemahaman agama ini menjadi sempit,” kata dia.

Karena itu, Zaki memandang perlu dalil yang berimbang untuk merangkul kembali kelompok tersebut ke pangkuan Islam yang rahmatan lil alamin. “Perlu pemahaman yang integral, holistis, dan komprehensif,” kata dia.

Lebih lanjut Zaki mengatakan, selain bahaya Islam radikal yang menghantui langkah umat Islam Indonesia, Zaki menuturkan ada pula Islam liberal yang tidak kalah mengkhawatirkan.

Menurut Zaki, jika Islam radikal memandang Islam dengan cara pandang yang sempit, Islam liberal memandang Islam dengan sudut pandang yang terlampau luas sehingga melahirkan pemahaman yang kadang terlalu bebas.

“Ini juga sama. Perlu disikapi secara berimbang. Pada saat kelompok 'literal' radikal tadi masuk, kasih hadis liberal. Kalau sebaliknya, sampaikan hadis 'literal',” kata dia.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz