tirto.id - Mantan pemain sekaligus legenda sepakbola George Weah mengatakan pada Rabu (27/12/2017) waktu setempat bahwa dia berada pada jalur memenangkan pemilihan presiden Liberia dalam proses transfer demokratis pertama negara tersebut setelah lebih dari tujuh dekade.
Hampir 2,2 juta peserta pemungutan suara memilih antara George Weah (51) dan Joseph Boakai (73), wakil presiden Liberia saat ini. Pemenang pilpres akan menggantikan Ellen Johnson Sirleaf, yang mengundurkan diri setelah dua masa jabatan. Kepala negara wanita pertama di Liberia sekaligus pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu meninggalkan negara Afrika Barat yang miskin tersebut akibat pengaruh perang sebelumnya dan wabah Ebola yang mematikan.
Sementara itu, kubu Boakai mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk menjawab hasil resmi pilpres pertama ini, yang diperkirakan kelaur pada awal Kamis (28/12/2017).
Hasil semua penghitungan suara tidak resmi yang diumumkan di stasiun radio lokal menunjukkan George Weah memimpin, demikian seperti dilansir The Telegraph.
"Saya sangat berterima kasih kepada keluarga saya, teman-teman saya, dan pendukung setia saya yang berkontribusi pada kampanye kami selama musim pemilihan yang sangat panjang ini," kata Weah lewat akun Twitter-nya sebelum hasil penghitungan suara resmi diumumkan.
Weah, satu-satunya orang Afrika yang pernah ditunjuk sebagai Pemain Terbaik Dunia FIFA, kalah dari Johnson Sirleaf dalam pemilihan pada 2005. Ia adalah seorang pemula yang mengawali politik setelah karier sepak bola yang membawanya ke Chelsea dan Manchester City selesai. Dia telah bertugas di senat Liberia sejak tahun 2015.
Seorang penasihat senior Weah, Morluba Morlu, mengatakan kepada Reuters bahwa dia mengharapkan Weah menang dengan sekitar 70 persen suara berdasarkan angka suara tingkat daerah yang dia katakan mengalir dari seluruh penjuru negeri setelah pemungutan suara pada Selasa (26/12/2017).
"Jelas kita hanya menunggu [komisi pemilihan] mengumumkan hasilnya dan menyatakan dia sebagai presiden," kata Morlu. "Kami memanggil ... Boakai untuk mengakui kekalahan dan mengucapkan selamat kepada George Weah."
Juru bicara Boakai Robert Kpadeh, bagaimanapun, telah memperkirakan ini sebagai pertarungan yang ketat.
"Angka itu memberi kami perasaan yang baik," katanya. "Mulai sekarang sampai besok [Kamis] pagi, kami harus memiliki jumlah yang lebih besar dari benteng kami. Kami masih optimistis bahwa jumlahnya bisa menguntungkan kami."
Liberia, republik modern tertua di Afrika, didirikan oleh para budak AS yang dibebaskan pada 1847. Namun perpindahan kekuasaan demokratis terakhir terjadi pada 1944. Setelah sebuah kudeta militer yang keras pada 980, negara ini mengalami ketidakstabilan akibat perang saudara yang berakhir pada tahun 2003.
Dalam sebuah pernyataan, Sekjen PBB Antonio Guterres menyambut baik "jajak pendapat yang tertib" dan tindakannya yang damai.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari