tirto.id - Lagu Andika Bhayangkari adalah lagu yang sakral bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Lagu ini menjadi mars defile TNI semenjak masih bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Bila hari ulang tahun (HUT) RI 17 Agustus tiba, maka lagu Andika Bhayangkari menjadi salah satu lagu yang diperdengarkan pda Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih di Istana Merdeka.
Andika Bhayangkari adalah lagu ciptaan Amir pasaribu. Lagu tersebut sebelumnya diikutkan Amir dalam perlombaan cipta lagu untuk memeriahkan Hari Angkatan Perang ke-7 pada 5 Oktober 1952. Penyelenggara lomba adalah Kementerian Pertahanan Staf Angkatan Perang.
Tidak disangka, lagu Andika Bhayangkari memenangkan perlombaan itu. Akhirnya, ABRI menjadikannya mars defile. Setiap diadakan upacara milier maka korps musik militer akan memainkan lagu ini dengan gagah.
Lirik Andika Bhayangkari
Andika Bhayangkari bermakna penjaga atau pengawal setiap. Kata tersebut berkaitan dengan situasi di zaman Majapahit. Kala itu Patih Gajah Mada dan 15 Andika Bhayangkari berhasil menyelamatkan Raja Jayanegara.
Berikut lirik lagu Andika Bhayangkari selengkapnya:
Andika Bhayangkari
Pencipta Sapta Marga
Pancasila mulai jadi negara mulia
Bhinneka Tunggal Ika
Lambang bangsa satria
Menuju nusantara
Bahagia jaya, bahagia jaya
Kontroversi Amir Pasaribu
Amir Pasaribu adalah salah satu musisi berkompeten di zamannya. Dia lahir pada 21 Mei 1915 dan meninggal pada 10 Februari 2010. Sekali pun karyanya diapresiasi TNI, namun masa lalu Amir cukup kontroversial.
Sebab, Amir dikenal seniman yang bergabung dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Di sisi lain, Lekra adalah lembaga yang erat kaitannya dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Bagi Amir, menjadi seniman itu penting dan penting pula bagi seniman untuk berpolitik.
“1.000 kali seniman tak berpolitik, 1.000 kali pula politik mencampuri seni dan seniman,” katanya di koran milik PKI, Harian Rakyat (13 April 1957), seperti dikutip Muhidin M. Dahlan pada Koran Tempo (8 Juli 2014).
Keikutsertaan Amir di dalam Lekra memang telah membuatnya dibenci oleh tentara. Hanya saja yang menarik, pria yang mengaku telah membuat sekira 40 lagu itu karyanya diapresiasi oleh ABRI melalui lagu Andika Bhayangkari. Lalu, lagu Garuda Pancasila karya Sudharnoto menjadi sejoli bersama Andika Bhayangkari sebagai lagu "wajib" tak tergantikan di lingkungan tentara.
Kendati demikian, jasa Amir Pasaribu cukup diapresiasi oleh pemerintah negara Indonesia. Pada 15 Agustus 2002, Presiden Megawati menganugerahkan penghargaan Bintang Budaya Paramadharma bagi Amir. Amir telah melakukan banyak hal bagi dunia permusikan Indonesia, termasuk memperjuangan hak komponis untuk menerima royalti atas karyanya saat dimainkan oleh pihak lain.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani