tirto.id - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono dinobatkan sebagai Kesatria Panglima Perang oleh Raja Malaka Dominikus Kloit Teiseran (Liurai) XV dan Raja Loro Lamaknein II.
“Dengan dinobatkan sebagai Kesatria Perang oleh raja-raja di sini, maka lengkaplah sudah kewarganegaraan saya,” kata Jenderal Mulyono, saat tiba di Bandara AA Bere Tallo, Atambua, Kamis (31/3/2016).
Jenderal Mulyono menyebut gelar Kesatria Perang merupakan gelar pertama yang ia peroleh dari raja-raja di Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya oleh Raja Malaka dan Raja Loro Lamaknein II.
Jenderal Mulyono mengaku kedatangannya ke NTT untuk pertama kali itu adalah untuk meninjau secara langsung kondisi prajurit serta keamanan di wilayah yang berbatasan langsung dengan Timor Leste tersebut.
“Kunjungan ini untuk mengikuti kebijakan Presiden Joko Widodo, yaitu membangun Indonesia melalui daerah pinggiran,” ujar Jenderal Mulyono.
Sebelum berkunjung ke NTT, Jenderal Mulyono sudah meninjau wilayah perbatasan lain dengan tujuan yang sama.
Jenderal bintang empat tersebut tiba di Atambua naik helikopter jenis Bell 412 didampingi Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen Heri Wiranto dan sejumlah pejabat TNI.
Kedatangan KSAD Jenderal Mulyono langsung disambut prosesi adat Natoni oleh tetua-tetua adat serta para Raja. Jenderal Mulyono kemudian dikenakan pakaian adat sebagai bentuk penghormatan terhadap dirinya.
KSAD Jenderal Mulyono hari ini dijadwalkan akan meninjau Markas Komando Satuan Tugas Pasukan Penjaga Perbatasan dan pos perbatasan yang berada di Mota'ain. (ANT)