Menuju konten utama

Kronologi Ledakan Bom di Gereja Kongo yang Tewaskan 10 Orang

Kronologi ledakan bom di Gereja Kongo yang tewaskan 10 orang, berikut situasi terkininya. 

Kronologi Ledakan Bom di Gereja Kongo yang Tewaskan 10 Orang
IIlustrasi bom. FOTO/istockphoto

tirto.id - Gerakan ekstremis Islam atau biasa disebut ISIS melalui Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom di Gereja Kongo. Tragedi pada Minggu, 15 Januari 2023 itu menewaskan 10 orang dan puluhan lainnya luka-luka. Lantas bagaimana kronologinya?

Seperti diberitakan AP News, kronologi awal ledakan bom di Kongo ini terjadi sekitar Minggu pagi pada saat kebaktian di sebuah gereja Protestan di Republik Demokratik Kongo (RD Kongo) Timur.

Juru bicara militer Anthony Mwalushayi mengatakan, insiden bom di gereja Pantekosta, Kota Kasindi, Provinsi Kivu Utara itu menewaskan 10 orang dan melukai 39 warga setempat.

Mwalushayi menjelaskan, pihaknya telah menahan satu orang warga berkebangsaan Kenya yang diduga ikut terlibat insiden tersebut.

Dalam sebuah unggahan video dan foto yang diterima AP, sejumlah warga sekitar dilanda kepanikan besar usai bom itu terjadi, sedangkan beberapa mayat terlihat tergeletak di dekat gereja.

Kronologi Ledakan Bom di Gereja Kongo

Dikutip dari Al Jazeera, setelah ledakan bom itu, kelompok bersenjata Uganda yang telah bergabung dengan ISIS, yakni Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Menurut saksi mata yang selamat, Masika Makasi (25), waktu itu dia sedang duduk di bawah tenda di luar gereja saat kebaktian, tiba-tiba saja mendengar suara seperti ban kempes.

Suara tersebut berbarengan dengan dentuman besar. Orang-orang yang berdekatan dengan sumber suara tersebut dinyatakan meninggal karena ledakan bom sangat dahsyat.

Menurut Masika, ada beberapa anggota tubuh korban terputus. Bahkan dia mengaku menyaksikan adik iparnya tewas seketika.

“Saya trauma melihat orang-orang mati di sekitar saya,” ungkap Masika dikutip AP News.

Pasca ledakan bom di Kongo ini, pemerintah setempat langsung bereaksi dengan mengerahkan jumlah pasukan pengamanan serta memperingatkan warganya agar menjauhi kerumunan.

Pasalnya, ADF maupun ISIS diduga telah memperluas gerakan terornya hingga ke perbatasan Ituri serta di wilayah Goma.

Teror ini sebenarnya bukan yang pertama kali, melainkan sudah terjadi dalam beberapa dekade terakhir usai lahirnya lebih dari 120 kelompok bersenjata yang ingin memperebutkan tanah dan kekuasaan di Kongo.

Setelah pembaiatan ADF dengan ISIS pada tahun 2019 lalu, Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) telah melangsungkan gerakan teror yang diduga kuat telah membunuh ratusan penduduk di beberapa wilayah negara Kongo timur.

Meski pasukan tentara Uganda telah dikerahkan di wilayah Kongo timur, namun hal tersebut tak terlalu membendung gerakan pemberontakan ADF. Tercatat, sejak April 2022 aksi terorisme itu telah menelan sekitar 370 warga sipil yang tak bersalah.

Gerakan kelompok ekstremis itu meletus kembali pada 15 Januari 2023 pada saat sebagian warga Kongo timur melaksanakan kebaktian di sebuah gereja.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Alexander Haryanto