tirto.id - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Arief Budiman mengatakan lembaganya masih menghitung kerugian akibat terbakarnya Kantor KPU Provinsi Papua di Jayapura saat demonstrasi kemarin, Jumat (30/8/2019).
Saat jeda Rapat Pleno Penetapan Caleg DPR dan DPD, Sabtu (31/8/2019), Arief mengutarakan keprihatinannya.
"Tentu kami menyesalkan kejadian itu. Kami pada dasarnya membuka diri kalau ada aspirasi dan sebagainya, tapi seharusnya dengan cara sesuai aturan yang berlaku," kata Arief di Kantor KPU RI, Jakarta.
Menutut Arief, pembakaran Kantor KPU di Jayapura terjadi pada Jumat sekitar pukul 04.00 WIT. Akibat kejadian itu seluruh dokumen yang disimpan di kantor KPU Jayapura hangus, termasuk dokumen soal penetapan Caleg.
Meski begitu, lanjut Arief, hal itu tidak akan mempengaruhi penetapan KPU, khususnya terkait hasil Pemilu Legislatif 2019.
"Sudah ke kami datanya, hanya memang dokumennya di sana yang terbakar. Saya sudah meminta kepada KPU Papua untuk memverifikasi apa saja dokumen yang rusak. Dan nanti kemudian baru akan kami tentukan apa saja yang harus dilakukan," tandas Arief.
Demonstrasi di Papua--tak terkecuali Jayapura--merupakan buntut dari rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya hingga sampai pemblokiran internet oleh pemerintah beberapa hari belakangan.
"19 tahun ini otonomi khusus tidak berdaya. Ini menjadi amukan masyarakat Papua yang cukup lama. Masyarakat Papua tidak puas terhadap pemberian otonomi khusus," kata Ketua Majelis Rakyat Palua (MRP) Timotius Murib seperti dilansir Antara.
Selain kantor KPU, di Jayapura, gedung MRP tempat Murib bekerja juga dibakar oleh demonstran, begitu pula Tower BTS milik Telkom di Jayapura. Kericuhan antara demonstram dengan aparat di Papua juga berbuntut nestapa dengan meninggalnya tujuh warga sipil dan satu anggota TNI.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Gilang Ramadhan