Menuju konten utama

Kotak Hitam Lion Air JT-610 Berhasil Dievakuasi di Hari Keempat

Kotak hitam itu ditemukan dua penyelam di koordinat sinyal black box terdeteksi sekitar pukul 10.10 WIB.

Kotak Hitam Lion Air JT-610 Berhasil Dievakuasi di Hari Keempat
Kepala Basarnas Muhammad Syaugi memegang blackbox pesawat Lion Air JT610 yang baru saja ditemukan Kamis (1/11/2018) siang. tirto.id/Adi Briantika

tirto.id - Tim gabungan pencarian pesawat Lion Air PK-LPQ bernomor penerbangan JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin pagi (29/10/2018), sudah berhasil menemukan dan mengevakusi kotak hitam dari dasar laut, Kamis (1/11/2018) sekitar pukul 10.05 WIB.

"Berkat tuhan yang maha kuasa, tim SAR gabungan, jam 10 lebih lima tadi kami menemukan bagian dari black box. Belum lengkap karena black box itu ternyata putus," ujar Kepala Basarnas Muhammad Syaugi.

Kotak hitam itu ditemukan dua penyelam di koordinat sinyal black box terdeteksi. Kotak hitam tersebut berbentuk kecil dan berwarna oranye.

Pada Rabu (31/10) kemarin, kotak hitam itu terdeteksi trasponder USBL pada koordinat S 05 48 48.051 - E 107 07 37.622 dan koordinat S 05 48 46.545 - E 107 07 38.393. Pencarian itu sebelumnya juga dilakukan dengan menurunkan ROV dari Kapal Riset Baruna Jaya I.

Berdasarkan pantauan Tirto dari layanan pelacakan kapal internasional, marinetraffic.com, pada pukul 23.05, Rabu (31/10/2018), KN SAR Bandung 01, KRI Rigel, Kapal PT Pertamina LSM Dunamos, Kapal Polisi Pelatuk, dan Tug Boat Teluk Bajau Victory merapat sekaligus menyisir di area sekitar KR Baruna Jaya I.

Lima kapal tersebut mendekat karena kemarin sekitar pukul 12.25 WIB, Rabu (31/10/2018), USBL KR Baruna Jaya I menangkap sinyal black box Lion Air JT 610. Diperkirakan kotak hitam itu berada di kedalaman sekitar 32 meter.

Di koordinat sinyal black box yang telah dikunci, seluruh penyelam TNI-AL dan Basarnas yang tadinya tersebar di lima titik pada area prioritas satu, juga turut berkumpul di sekitar KR Baruna Jaya I.

"Saat ini penyelam terkendala kondisi dasar laut yang berlumpur dan visibility di dasar laut yang terbatas, dan arus di dasar yang kencang," kata Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT, Hammam Riza melalui keterangan tertulis.

Sedangkan Ketua Tim Operasi KR Baruna Jaya I, Tris Handoyo menjelaskan, di antara para penyelam, pihaknya telah menurunkan Remotely Operated Vehicles (ROV). Alat tersebut berfungsi untuk memberi kejelasan visual terkait ada benda apa saja yang berada di dasar perairan. ROV terhubung dengan monitor yang berada di dalam KR Baruna Jaya I.

Kepala Basarnas Muhammad Syaugi menegaskan, kemungkinan besar keberadaan badan pesawat tak terlalu jauh dari sinyal black box itu. “Titik koordinat sudah. Kalau main body belum ketemu. Jadi sekarang masih dicari,” kata Syaugi.

Baca juga artikel terkait LION AIR JATUH atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz